Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Tips Memilih Rumah Kontrakan dari Saya yang Pernah Ketipu Delapan Jutaan

Adi Sutakwa oleh Adi Sutakwa
4 April 2021
A A
Tips Memilih Rumah Kontrakan dari Saya yang Pernah Ketipu Delapan Jutaan terminal mojok
Share on FacebookShare on Twitter

Kata pepatah, cinta itu buta. Menurut saya, cinta itu goblok. Itulah perasaan pertama yang remuk redam dalam hati, sepulang saya dari Jogja di senja paling jahanam selama hampir seperempat abad hidup saya. Kegoblokan unfaedah yang terjadi lebih dari tiga tahun lalu, hari ini hanya akan jadi bahan dagelan yang sungguh membagongkan. Iya, waktu itu saya tertipu iklan rumah kontrakan dari “oeleks”. Bukan satu dua juta, tetapi tepatnya delapan setengah juta rupiah!

Kadang kalau diingat masih ada rasa sakit di ulu hati. Sakit karena sadar betapa bodohnya diri pada sore itu. Mari saya ajak napak tilas virtual lewat imajinasi liar Anda masing-masing. Tentu saja Anda sekalian boleh membaca tulisan ini sambil cekikikan atau cengengesan. Namun, kalau Anda merasa empati, silakan bantu saya misuh dalam hati.

Perjalanan sore itu dimulai dari pinggiran Karanganyar yang berbatasan dengan Sukoharjo, tepatnya di pojokan Waduk Lalung. Detail geografis ini penting karena kelak jadi dalih pembelaan diri agar saya nggak bego-bego amat di mata kalian. Dari sinilah saya berangkat dengan motor Supra Fit Orange yang acap kali diolok sebagai motor Pak Pos.

Satu dua jam sebelumnya, saya sibuk scrolling dan sorting hasil pencarian rumah kontrakan dari website penyedia iklan kontrakan laknat itu. Penampakan foto yang jelas dan gedung yang terlihat baru jadi alasan utama saya ngebet memilih kontrakan yang satu itu. Nggak bisa nggak, dalam benak saya. Makanya siang itu juga saya ngotot motoran ke Jogja demi meminimalisir potensi “kontrakan sudah di-DP orang lain”.

Sungguh tindakan heroik, pikir saya, yang saat itu memang tinggal hitungan bulan melangsungkan pernikahan. Tentu saya ingin menyediakan tempat tinggal yang layak dong untuk istri, dan kebetulan calon rumah kontrakan ini jelas sekali merupakan gedung baru. Lokasinya di Sleman, nggak jauh dari Polres dan RSUD. Jalan sepanjang lebih dari 80 km saya tempuh tidak lebih dari 150 menit.

Saat itu saya masih kuliah S2 di Jogja, tetapi biasanya setiap weekend pulang ke rumah saudara di Waduk Lalung. Selain itu, memang saya dan calon istri berencana hidup serumah setelah menikah. Makanya keinginan untuk memastikan rumah kontrakan terbaik demi kebahagiaan calon ibu dari anak-anak saya kelak, justru menggelapkan logika dan akal sehat saya waktu itu.

Sesampainya di daerah sekitar alamat yang tertera dari website, saya hanya perlu berputar-putar sebentar. Kemudian berhenti pada tiga rumah berjajar yang persis seperti gambar dari iklan. Bedanya, spanduk yang ditempelkan tertulis dijual, bukan dikontrakkan. Spanduk yang nggak saya temukan pada gambar dalam website. Entah apa yang merasuki, saya puas sampai di situ.

Gobloknya kok ya saya masih percaya iklan kontrakan dari website itu. Nggak bertanya ke warga sekitar dan buru-buru menuju Lempuyangan. Bisa pulang ke Solo pakai Prameks sebelum magrib, pikir saya. Sejak awal, nomor yang dicantumkan dari website memang agak nggak merespons, sebut saja Si Bapak. Saya bahkan perlu menelepon demi memastikan posisi pasti rumahnya. Dan saat saya hubungi untuk bertemu langsung, Si Bapak bilang sedang nggak berada di rumah.

Baca Juga:

5 Alasan Beli Motor Bekas Lebih Cerdas daripada Motor Baru

5 Tips Makan Seblak biar Lambung Aman Nggak Jadi Korban

Sampai di stasiun, komunikasi dengan Si Bapak kembali berjalan, lewat SMS tentunya. Si Bapak menjawab singkat pertanyaan detail saya tentang rumah kontrakan. Saya bertanya kapan bisa ditemui yang dijawab dengan blio nggak bisa menjamin saat kami bertemu nanti belum ada yang duluan DP kontrakan. Sungguh bodoh saya justru menawarkan DP via transfer terlebih dahulu.

Dari sinilah penjelasan cinta itu goblok dimulai. Cinta itu goblok, apalagi kalau disandingkan dengan teknologi dan uang. Saya yang waktu itu punya saldo cukup untuk membayar lunas rumah kontrakan sekaligus dipersenjatai mobile banking dan aplikasi transfer antar bank gratis, dengan bodohnya menawarkan diri untuk membayar lunas kontrakan setelah Si Bapak saya telepon dan nggak bisa memberi kepastian meskipun saya menjanjikan DP.

Tanpa pernah bertemu. Tanpa bertanya pada warga sekitar rumah kontrakan. Demi keinginan untuk memuliakan calon istri dengan menyediakan tempat tinggal yang bagus sebagai perwujudan cinta. Akhirnya saya melakukan transfer sebesar delapan juta lima ratus ribu rupiah ke rekening BRI atas nama Denda. Sungguh nama yang aneh, hanya satu kata. Sekaligus kata yang sangat nggak lazim dijadikan nama.

Setelah transfer, saya diam sejenak. Si Denda laknat ini juga nggak menghubungi selang beberapa jam. Sampai pada saat saya dalam perjalanan menuju rumah di dekat Waduk Lalung dengan jasa ojol, Si Denda tiba-tiba menghubungi lewat SMS. Mengatakan ingin meminjam uang satu setengah juta untuk biaya berobat istrinya yang sakit. Saat itulah kesadaran saya pecah. Nggak butuh waktu lama buat saya menerima kenyataan dan bergumam dalam pikiran, “Oke, saya ditipu.”

Ah, saya ditipu. Kerugian terbesar dalam hidup saya bukan karena gagal usaha atau bangkrut tersebab pandemi. Justru karena cinta dan teknologi. Iya, cinta dan kemudahan teknologi adalah kombinasi multidimensi yang bisa bikin saya goblok setengah mati. Jarak tempuh 85 kilometer motoran Solo-Jogja sendirian bisa saya jadikan alasan kelelahan berkendara sampai tak kuasa berpikir jernih. Sayang sekali, itu cuma dalih.

Tiba di rumah, saya sadar, sepertinya modus yang dilakukan Si Denda biadab ini adalah keliling wilayah sekitar Jogja. Pura-pura bertanya pada pemilik gedung asli dan meminta izin untuk mengambil foto. Lantas diiklankan di website penyedia informasi rumah dan kontrakan.

Esoknya saya ke Jogja lagi, tanpa harapan yang terlalu muluk. Nomor Si Denda tak bisa saya hubungi ketika sampai di Jogja. Lalu, dengan satu hela napas panjang, saya menguatkan hati melaporkan kegoblokan diri ini ke Polres. Saya nggak berharap pelaku akan ditangkap, paling nggak, demi mendamaikan hati yang belum bisa tenang kalau nggak melakukan tindakan apa-apa.

Beberapa hari berselang, saya katakan pada calon istri bahwa saya tertipu iklan kontrakan online dengan nominal sekian. Lalu dengan bodohnya saya bertanya kepada dia, “Masih mau nikah sama aku?” Tentu saja dia jawab, “Mau”. Tumpah air mata kebodohan saya.

Iya, cinta mungkin goblok, tetapi cinta tidak buta. Mungkin waktu itu dia bisa melihat masa depan saya. Masa depan laki-laki bodoh yang dengan jujur mau mengakui kegagalannya sendiri. Jadi, tips memilih kontrakan dari saya ya cuma satu, jangan goblok!

BACA JUGA Bagi Saya, Kontrak Rumah Itu Lebih Enak Ketimbang Ngekos dan tulisan Adi Sutakwa lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 4 April 2021 oleh

Tags: kena tipukontrak rumahkontrakanTips
Adi Sutakwa

Adi Sutakwa

Kelas pekerja dari Pemalang yang menghabiskan separuh hidupnya sebagai perantau di Solo, Jogja, Jakarta, dan Serang. Kritis pada isu pangan, industri, pendidikan, politik, sepakbola, seni, hingga animanga.

ArtikelTerkait

Kasus Waroeng SS: Apa yang Harus Kita Lakukan Jika Menghadapi Masalah Serupa?

Kasus Waroeng SS: Apa yang Harus Kita Lakukan Jika Menghadapi Masalah Serupa?

4 November 2022
Tips Melewati Jalan Tol yang Tidak Diajarkan Petugas Jalan Tol terminal mojok

Tips Melewati Jalan Tol yang Tidak Diajarkan Petugas Jalan Tol

4 Desember 2021
Tips Melamar Kerja Lewat Job Portal dari HRD, Semoga Langsung Tembus! Mojok.co

Tips Melamar Kerja Lewat Job Portal dari HRD, Semoga Langsung Tembus!

19 November 2023
Saya Tak Menyuruh Anak Saya Membaca Buku, Hanya Membiasakan 7 Hal Berikut terminal mojok

Saya Tak Menyuruh Anak Saya Membaca Buku, Hanya Membiasakan 7 Hal Berikut

29 Agustus 2021
5 Alasan Beli Motor Bekas Lebih Cerdas daripada Motor Baru (Unsplash)

5 Alasan Beli Motor Bekas Lebih Cerdas daripada Motor Baru

23 Agustus 2025
3 Pesan dari Ibu-ibu Tangguh yang Gagal Lolos Beasiswa LPDP

3 Pesan dari Ibu-ibu Tangguh yang Gagal Lolos Beasiswa LPDP

12 November 2023
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Dosen Bukan Dewa, tapi Cuma di Indonesia Mereka Disembah

4 Hal yang Perlu Kalian Ketahui Sebelum Bercita-cita Menjadi Dosen (dan Menyesal)

17 Desember 2025
Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

21 Desember 2025
Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi (Unsplash)

Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi: Menolong Ribuan Perantau, tapi Menyengsarakan Warga Sendiri

22 Desember 2025
Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

19 Desember 2025
Keluh Kesah Mobil Warna Hitam. Si Cakep yang Ternyata Ribet

Keluh Kesah Mobil Warna Hitam. Si Cakep yang Ternyata Ribet

19 Desember 2025
Toyota Corolla Altis, Sedan Tua Terbaik yang Masih Sulit Dikalahkan di Harga Kurang dari Rp100 Juta

Toyota Corolla Altis, Sedan Tua Terbaik yang Masih Sulit Dikalahkan di Harga Kurang dari Rp100 Juta

17 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Melacak Gerak Sayap Predator Terlangka di Jawa Lewat Genggaman Ponsel
  • Regenerasi Atlet Panahan Terancam Mandek di Ajang Internasional, Legenda “3 Srikandi” Yakin Masih Ada Harapan
  • Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah
  • 10 Perempuan Inspiratif Semarang yang Beri Kontribusi dan Dampak Nyata, Generasi ke-4 Sido Muncul hingga Penari Tradisional Tertua
  • Kolaboraya Bukan Sekadar Kenduri: Ia Pandora, Lentera, dan Pesan Krusial Warga Sipil Tanpa Ndakik-ndakik
  • Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.