Bagi sebagian orang, bangun pagi menjadi sebuah hal yang sukar dipraktikkan. Pada banyak kasus, pola tidur menjadi penyebab umumnya. Pertama, akibat sering begadang. Entah itu untuk main games, nongkrong, atau insomnia. Kebiasaan itu terjadi berulang-ulang dan secara tidak sadar terekam oleh tubuh hingga akhirnya menjadi pola.
Oleh karena semalam suntuk terjaga hingga dini hari, bangun pagi menjadi sulit. Jika bangun pun tubuh terasa letih, mengantuk, dan otak mengajak tidur kembali. Menurut pengalaman pribadi, kebiasaan-kebiasaan ini sebetulnya bisa diubah dengan menciptakan pola baru yaitu mengusahakan tidur di awal waktu tiap hari.
Sampai di sini masalah teratasi. Tapi jika sudah bisa tidur awal waktu namun esoknya tetap tidak bisa bangun pagi bagaimana? Atau sudah bisa bangun tapi sebentar kemudian tidur lagi, dan ini juga terjadi setiap hari. Nah ini persoalan yang lain lagi. Untuk mengatasi ini, sepertinya boleh mencoba tips dari keseharian para santri.
Para santri di pondok pesantren diajari disiplin dan menghargai waktu, terutama bangun pagi. Meski tentu ada juga sebagian santri yang nyeleweng dengan sembunyi-sembunyi untuk melanjutkan tidur.
Akan tetapi tradisi bangun pagi selalu dilanggengkan di pesantren. Ada pengurus pondok yang mengontrol dan mengawasi. Jadi mari coba tips bangun pagi ala santri berikut ini.
#1 Berdoa sebelum tidur dan niat bangun pagi
Selain menjadi sunah Nabi Muhammad Saw, berdoa juga menunjukkan kesiapan diri untuk istirahat. Merebahkan otot-otot tegang dan merilekskan pikiran. Dengan berdoa berarti kita menyiapkan tidur yang berkualitas secara lahir dan batin.
Seorang santri pasti melaksanakan ritual berdoa sebelum tidur, menyerahkan jiwa raganya dalam penjagaan Tuhan. Berdoa sebelum memejamkan mata, adalah usaha untuk meraih tidur yang lelap dan sehat.
Jika tidur kita nyenyak, paginya badan terasa bugar dan pikiran menjadi fresh. Pola tidur yang sehat dengan sendirinya akan diikuti oleh hal-hal sehat lainnya termasuk dengan mudah bangun di pagi hari.
Akan menjadi lebih mudah lagi, jika sebelum terlelap kita berniat dalam hati agar esok hendak bangun pagi. Cara ini cukup ampuh, seperti mendoktrin diri agar bangun tepat pada waktu yang kita inginkan.
Saya kadang-kadang melakukan ini dan berhasil. Beberapa santri juga biasa melakukan ini, jika ia hendak bangun pukul 03:00 dini hari, maka ia akan berniat sebelum tidur dan terbangun di waktu yang diinginkan.
#2 Alarm manual
Setiap pondok pesantren memiliki cara yang beragam untuk membangunkan santri. Ada yang manual, ada yang menggunakan bel dan semacamnya, atau kombinasi dari keduanya untuk mengantisipasi santri yang bandel dan sulit dibangunkan.
Bagi sebagian orang, menggunakan alarm tidak cukup efektif untuk membangunkan. Orang-orang yang memiliki masalah susah bangun tidur, terbiasa dengan bunyi alarmnya dan malah menikmati bunyinya untuk tidur pulas. Kadang-kadang yang menyetel alarm malah terganggu sendiri dan mematikannya. Tidur lanjut lagi.
Nah saran saya, bagi yang kesulitan bangun bisa gunakan cara manual. Yaitu minta tolong seseorang untuk membangunkanmu sampai benar-benar melek dengan cara-cara yang sudah kalian setujui. Sebab ini demi kepentinganmu, maka tanamkan dalam hati bahwa jangan pernah jengkel apalagi marah saat dibangunkan.
#3 Wudu, istinsyaq, salat
Setelah berhasil bangun, mata rawan terpejam kembali. Ngantuk masih menempel dan posisi paling nikmat pada detik-detik ini adalah merebahkan badan. Maka setelah berhasil bangun, segeralah menuju sumber air untuk mengambil air wudu. Membasuh muka mungkin cukup, tapi wudu lebih ampuh dan menyegarkan karena banyak bagian yang dibasuh.
Dalam berwudu ada sunah yang disebut istinsyaq, yaitu menghirup air menggunakan hidung sampai ke pangkal hidung lalu mengeluarkannya. Istinsyaq selain untuk menyempurnakan wudu, sensasinya juga bisa bikin mata melek. Berfungsi juga untuk membersihkan hidung dari kotoran dan bakteri. Saya mengetahui ini saat di pesantren.
Setelah itu, jangan lupa salat Subuh terkhusus untuk yang muslim. Selain merupakan kewajiban, ini poin penting untuk mencegah kantuk datang kembali. Gerakan dan bacaan yang dilakukan dalam salat memerlukan kesadaran dan kehadiran hati. Jadi seharusnya kita otomatis berusaha untuk menangkal kantuk datang kembali.
Apalagi jika salatnya berjamaah di masjid atau musala. Perjalanan untuk menuju ke musala menjadi perjalanan yang tidak mungkin dilakukan sambil tertidur. Sambil diterpa angin dingin menyegarkan, jika sedang tak mendung, bulan terlihat terbentang, bintangnya bertaburan. Langit Subuh benar-benar langit paling puitis yang bisa mengalahkan senja. Maka hati mana yang tak bangun?
#4 Beraktivitas
Sibukkan pagimu dengan aktivitas. Santri biasanya mengisi pagi dengan berbagai kegiatan seperti mengaji, piket kebersihan, mencuci, olahraga, dan lain-lain. Kita pun bisa lakukan ini. Tidak harus berupa pekerjaan, membaca buku sambil ngeteh boleh juga.
Kegiatan di pagi hari boleh apa saja sesuai yang kita sukai. Ada yang ke sawah, berangkat kerja, atau bersih-bersih rumah. Menentukan aktivitas pagi hari apa yang akan dilakukan sedari malam juga kadang-kadang penting bagi yang sering tidak tahu mau melakukan apa besoknya.
Demikianlah tips bangun pagi ala-ala santri. Selamat berjuang bangun pagi bagi kamu yang sedang berusaha membenahi diri. Semoga lancar dan sukses karena bangun pagi adalah bagian dari bentuk membahagiakan diri sendiri.
BACA JUGA Menjelaskan Peran Milenial kepada Bu Megawati Adalah Hal yang Sia-sia dan tulisan Muhammad Khozin lainnya.