Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Tiga Jenis Mi Ayam yang Sebaiknya Dihindari saat Berburu Mi Ayam

Ahmad Yasin oleh Ahmad Yasin
27 April 2020
A A
4 Bahan Makanan yang Cocok dengan Lidah Orang Jawa

Semua Makanan di Unnes Murah, Jadi Nggak Perlu Ada Rekomendasi terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Penjarakan fisik saat pandemi Covid-19 bikin kita merindukan kegiatan yang biasa dilakukan di luar rumah. Pencinta sepak bola kangen dengan euforia nonton pertandingan di stadion karena kompetisi dihentikan. Pencinta kopi harus menyeduh kopi sasetan karena banyak warkop tutup. Pencinta moshing terpaksa mengendurkan ototnya karena hampir tidak ada konser musik. Sebagai pencinta mi ayam, saya juga kena dampaknya. Saya tidak bisa memastikan semua penjual mi ayam di Yogya tutup, tetapi situasi seperti ini membuat saya sadar diri dengan meliburkan jadwal berburu mi ayam agar tak menanggung risiko.

Mencuri-curi kesempatan bukanlah saya banget. Saya enggak senekat DPR dan pemerintah yang memilih melanjutkan rancangan undang-undang kontroversial, seperti RUU Cilaka dan RKUHP. Kalau tidak keluar rumah sudah dianggap berkontribusi memutus rantai penularan, mengapa harus keluar? Bisa-bisa, saya tak akan pernah lagi menikmati mi ayam. Naudzubillah~

Setelah pandemi benar-benar berakhir, saya baru akan melanjutkan berburu mi ayam (kalau ada duit). Masih ada warung-warung mi ayam yang mengundang untuk dicicipi. Kita bisa membuat daftarnya dengan mengikuti postingan-postingan di grup Facebook “Info Mie Ayam Jogja” atau akun kulineran di media sosial lain.

Akan tetapi, dalam berburu mi ayam, kita juga harus pilih-pilih terhadap incaran kita. Saya menahan diri untuk tidak terlalu percaya pada rekomendasi-rekomendasi via media sosial. Kadang-kadang, pendapat kawan sendiri cukup bisa dipertimbangkan sebelum ambil keputusan.

Berbicara makanan memang persoalan selera. Namun, tak sedikit mi ayam yang mengecewakan bila dinilai secara objektif. Saya punya pengalaman buruk berjumpa dengan mi ayam-mi ayam yang kalau saya ulangi lagi rasanya justru kasihan dengan lidah dan uang saya.

Tanpa bermaksud merasa paling otoritatif, saya akan menyusun daftar jenis-jenis mi ayam yang sebaiknya dihindari. Hal ini saya rasa penting sebelum kita melanjutkan perburuan mi ayam setelah wabah covid-19 berakhir.

Daftar ini disusun berdasarkan pengalaman lidah saya mengarungi khazanah per-mi-ayam-an Yogyakarta. Kendati demikian, tidak ada niatan untuk menutup pintu rezeki atau mengumbar kedengkian pada penjualnya, selain sebagai opini belaka. Data-data seperti lokasi dan nama warung tidak saya ungkap. Inilah daftarnya:

Mi Ayam yang memakai mi instan

Dalam pengalaman saya, ungkapan “baca dulu sebelum berkomentar” sepertinya tidak berlaku untuk mi ayam jenis ini. Saat pertama kali membaca iklan mi ayam ini di media sosial, saya justru langsung percaya. Kita juga sepertinya masih percaya-percaya saja saat melihat di daftar menu yang dengan terang tertulis: M-I-E A-Y-A-M.

Baca Juga:

Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

Dulu Malu Bilang Orang Kebumen, Sekarang Malah Bangga: Transformasi Kota yang Bikin Kaget

Berbekal rasa penasaran dan terburu-buru, saya pun mengajak beberapa kawan untuk menjajalnya. Pandangan pertama saat semangkuk mi ayam ini dihadapkan sudah menerbitkan kejanggalan. Kejanggalan itu tampak pada bentuk dan tekstur minya.

Bentuk mi itu keriting. Ketika diluruskan, ia akan kembali seperti semula: keriting. Tekstur kaku juga terasa saat dikunyah. Beda dengan jenis mi basah yang umumnya dipakai penjual mi ayam.

Dugaan saya benar. Ketika menengok kembali lapak si penjual, berjejer beberapa mi instan yang sebelumnya tidak saya perhatikan. Saya punya pendapat bahwa kita belum memakan mi ayam kalau jenis mi yang dipakai adalah mi instan. Kalau cuma mi instan, kita bisa membuat sendiri di rumah. Entah apa yang ada di pikiran penjual ketika berani menyebut olahannya sebagai mi ayam. Lanjot!

Yamin yang disebut mi ayam

Saya bukanlah orang yang kolot. Namun, dalam urusan mi ayam, rasanya adalah sebuah kemurtadan apabila ada yang menganggap yamin sebagai mi ayam. Terlebih kalau hal itu dilakukan penjual.

Beberapa warung yang saya sambangi ketahuan menuliskan mi ayam di daftar menu, padahal mereka sebenarnya menyajikan yamin. Yamin dan mi ayam jelas-jelas memiliki perbedaan. Yamin umumnya disajikan secara terpisah antara kuah dengan mi, sedangkan mi ayam sebaliknya. Ukuran mi yang digunakan untuk yamin juga lebih pipih dari mi ayam.

Dari segi rasa, yamin cenderung asin meski terkadang dikombinasi dengan kecap manis untuk penyeimbang. Ini lantaran toping yamin kebanyakan dalam keadaan kering sehingga tak terlalu memengaruhi kuahnya. Berbeda dengan mi ayam yang biasanya menggunakan potongan daging ayam dalam olahan semur untuk mengintervensi kehambaran kuah.

Kasus yamin yang disebut mi ayam kerap terjadi, maka dituntut disiplin verifikasi sebelum membelinya. Rasanya ambyar mendapati kenyataan tak sesuai ekspektasi.

Mi ayam dengan bumbu yang pelit

Tentu saja kita tak ingin merasakan mi ayam seperti ini. Untuk orang yang mengakui kedigdayaan cita rasa Tumini dalam jagat mi ayam Yogya, bertemu penjual mi ayam yang tidak berani dalam soal bumbu serasa ingin memanggil Chef Juna.

Mungkin mi ayam jenis ini terlihat mengada-ada, tetapi percayalah penjual mi ayam yang pelit bumbu bukan berarti tidak ada di Yogya. Pasalnya, saya pernah mencobanya.

Penjual itu benar-benar menuangkan racikan bumbunya dalam ukuran yang minimalis. Toping dari olahan potongan ayam dan daun bawang yang biasa kita tunggu-tunggu itu seperti hidup segan, dimakan tak mau karena saking sedikitnya. Kalau disuruh milih ya, saya lebih memilih kamu bumbu Indomi daripada bumbu pemberian si penjual.

Bukannya menikmati, memakan mi ayam hambar malah bikin anxiety. Anggaran belanja dan jajan kita seperti terbuang sia-sia. Kita tentu ingin makan mi ayam, bukan makan rebusan minya saja. Jadi, saya sarankan agar menghindari mi ayam jenis ini.

Sekian daftar ini. Semoga bermanfaat dalam memilih mi ayam terbaik.

BACA JUGA Rekomendasi Warung Mie Ayam Mantap dan Murah Meriah di Medan

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 27 April 2020 oleh

Tags: Jogjami ayam
Ahmad Yasin

Ahmad Yasin

Ahmad Yasin adalah mahasiswa Ilmu Sejarah UNY. Pernah aktif di Pers Mahasiswa EKSPRESI (2016-2019). Salah satu makanan favoritnya adalah mi ayam.

ArtikelTerkait

5 Dosa Penjual Mi Ayam yang Jarang Disadari Pembeli

5 Dosa Penjual Mi Ayam yang Jarang Disadari Pembeli

4 Maret 2023
Jalan Batikan Umbulharjo, Jalan Lurus yang Mematikan: Siang Hari Teduh, Malam Hari Dipenuhi Gondes Mabuk Kebut-kebutan

Jalan Batikan Umbulharjo, Jalan Lurus yang Mematikan: Siang Hari Teduh, Malam Hari Dipenuhi Gondes Mabuk Kebut-kebutan

12 Juni 2025
Gudeg Jogja Pinggir Jalan Lebih Enak Dibanding yang Terkenal (Unsplash)

Nyatanya, Gudeg Jogja Terkenal dan Mahal Itu Kalah Enak Dibandingkan Gudeg Emperan Pinggir Jalan

4 Januari 2025
Alasan Orang Jogja Malas Kulineran di Kopi Klotok Mojok.co

Alasan Orang Jogja Malas Kulineran di Kopi Klotok

6 November 2024
friends biaya hidup mahasiswa jogja Tempat Nongkrong Hits dan Legendaris di Jogja yang Pernah Jaya Pada Masanya

Berapa sih Biaya Hidup Mahasiswa di Jogja?

1 Juli 2020
Derita Rumah Dekat Taman Sari Jogja: Jadi Tontonan Wisatawan hingga Sering Mengalah demi Pariwisata Mojok.co

Rumah Dekat Taman Sari Jogja Itu Menderita, Jadi Tontonan Turis hingga Sering Mengalah demi Pariwisata

23 Juni 2024
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Tinggal di Kabupaten Magelang: Dekat Borobudur, tapi Tidak Pernah Merasa Hidup di Tempat Wisata

Tinggal di Kabupaten Magelang: Dekat Borobudur, tapi Tidak Pernah Merasa Hidup di Tempat Wisata

18 Desember 2025
Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

17 Desember 2025
Isuzu Panther, Mobil Paling Kuat di Indonesia, Contoh Nyata Otot Kawang Tulang Vibranium

Isuzu Panther, Raja Diesel yang Masih Dicari Sampai Sekarang

19 Desember 2025
Bali, Surga Liburan yang Nggak Ideal bagi Sebagian Orang

Pengalaman Motoran Banyuwangi-Bali: Melatih Kesabaran dan Mental Melintasi Jalur yang Tiada Ujung  

19 Desember 2025
Yamaha Xeon: Si Paling Siap Tempur Lawan Honda Vario, eh Malah Tersingkir Sia-Sia Mojok.co

Yamaha Xeon: Si Paling Siap Tempur Lawan Honda Vario, eh Malah Tersingkir Sia-Sia

13 Desember 2025
Solo Gerus Mental, Sragen Memberi Ketenangan bagi Mahasiswa (Unsplash)

Pengalaman Saya Kuliah di Solo yang Bikin Bingung dan Menyiksa Mental “Anak Rantau” dari Sragen

13 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik
  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”
  • Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah
  • Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia
  • Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka
  • Memanah di Tengah Hujan, Ujian Atlet Panahan Menyiasati Alam dan Menaklukkan Gentar agar Anak Panah Terbidik di Sasaran

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.