Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup Personality

Tidak Merokok dan Tidak Minum Kopi Bukanlah Aib

Muhammad Abdul Ghofur oleh Muhammad Abdul Ghofur
25 Oktober 2020
A A
Gudang Garam Patra Adalah Rokok Kretek Non Filter Terenak dan Nggak Bikin Minder terminal mojok.co

Gudang Garam Patra Adalah Rokok Kretek Non Filter Terenak dan Nggak Bikin Minder terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

“Wah.. awet dong uangmu”

“Mau beli mobil ya?”

“Cowok bukan sih?”

Itulah beberapa sindiran yang umum dilontarkan saat saya menolak ajakan teman untuk merokok atau minum kopi. Seperti diketahui, rokok dan kopi adalah dua hal yang cukup melekat dalam keseharian kaum adam pada umumnya. Tanpa dua hal itu obrolan serasa kurang menggigit dan kurang syahdu.

Apalagi bagi penikmat dunia malam (begadang dan ngobrol di angkringan), rokok dan kopi itu doping wajib yang harus dibawa kemanapun setiap saat. Nggak jarang kan, kita temui toilet penuh dengan puntung rokok.

Namun, saya berbeda, sebagai laki-laki yang doyan ngobrol, saya justru tidak menjadi penikmat rokok juga kopi. Padahal, lingkungan kerja dan tempat tinggalku sangat mendukung untuk menjadikan saya sebagai perokok berat dan pecinta kopi.

Perihal rokok, Bapak saya sedari belia adalah nelayan. Coba Anda sensus di sekitaran pantura, cari satu saja nelayan yang tidak merokok. Itu seperti mencari jarum di antara berambut, sayang. Artinya, rokok sudah menjadi bagian dari sendi kehidupan keluarga nelayan. Dan wajar jika gen perokok itu ada dalam setiap darah anak nelayan.

Nah, mungkin karena saya adalah gen yang “slewah”, saya tidak merokok seperti halnya teman-teman saya. Waktu SD saya tahunya, anak kecil tidak boleh merokok sehingga mereka akan dikenai sanksi yang tegas. Pernah tuh, ada temen ketahuan merokok di sekolah. Walhasil mereka dikunci di gudang dan tidak boleh pulang sampai orang tuanya menjemput. Siap-siap deh dapat amukan kedua dari orangtua.

Baca Juga:

4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop

Mahasiswa UIN Nggak Wajib Nyantri, tapi kalau Nggak Nyantri ya Kebangetan

Menginjak sekolah menengah, saya mulai paham bahaya merokok. Sehingga saya sudah berikrar tidak akan pernah merokok. Beruntung beberapa teman punya prinsip yang sama. Jadi lumayan punya temen menolak saat diajak merokok.

Dan sepertinya ikrar tersebut terlanjur mengakar dalam hati sanubari. Hingga sekarang saya belum pernah merokok sama sekali. Sebenarnya rasa sungkan itu ada dan berkali-kali muncul mana kala disuguhi oleh kawan saat berkumpul. Atau juga saat ditawari oleh kawan baru. Makin repot saat kami berkumpul sementara hanya saya yang tidak merokok. Saya seperti anak ayam di antara meri, nggak iso nglangi, Cak!

Iman saya sempat goyah perihal ini. Apakah saya perlu memegang teguh prinsip berbeda ini, atau saya perlu mengubah haluan menjadi perokok sejati. Atau minimal ya ngrokok buat pantes-pantesan saja saat berkumpul. Apalagi kawan seperjuangan dulu malah sudah lebih awal putar arah jadi perokok. Tapi, saya memilih menyimpan baik-baik angan-angan itu agar tetap hanya menjadi sebuah angan-angan belaka.

Sindiran serupa juga terjadi saat saya berkumpul dengan kawan-kawan santri.

“Ayo, Kang.. roko’an sik!”

“nggih, Kang. Monggo”

“Lho kowe ora roko’an? Santri ki biasane roko’an”

Saya hanya diam kikuk tak berdaya melontarkan jawaban. Memang tak bisa dikatakan tidak. Kesan santri tak jauh dari rokok juga tak bisa dimungkiri. Nyatanya banyak sekali pondok yang membebaskan santrinya untuk merokok dengan aturan tersendiri. Ada yang membuat aturan setelah berusia 16 tahun. Ada pula dengan syarat orang tua datang ke pondok dan ijin kepada ndalem, dan lain sebagainya. Yang pasti santri yang merokok bukan lagi anak-anak, tapi sudah tergolong dewasa dan ihtilam berkali-kali. Wkwkwk.

Sebenarnya saya tidak ada masalah dengan rokok dan perokok. Saya menganggap merokok adalah pilihan cara hidup. Saya bisa saja merokok tapi saya merasa tidak mendapatkan kenikmatan bila merokok. Sama asapnya saja saya batuk-batuk. Ini kan tubuh-tubuh saya, saya tahu apa yang cocok dan tidak cocok untuk tubuh saya. Kok jadi bahan bully-an?

Simpel saja. Mau merokok silakan, tidak juga silakan. Kedua golongan ini tidak perlu dipolarisasi menjadi siapa yang lebih baik atau beradab. Justru adab kita dinilai ketika kita mau menghargai pilihan seseorang. Saya hanya jengkel dan kezel ketika salah satu mendiskreditkan lainnya hanya karena ego superioritas. Sejak kapan rokok menjadi lambang maskulinitas? Tampaknya kita adalah korban iklan.

Setali tiga uang dengan rokok, kopi pun juga mengalami hal yang serupa. Eksplorasi ekspresi besar-besaran tentang kopi juga memakan korban. Kopi yang semula menjadi minuman biasa kini mulai mengalami perluasan makna. Saya pernah diejek nggak cocok jadi cowok karena tidak kuat minum kopi. Lho, kui asu tenan to ya. Apa hubungannya kopi sama kelaki-lakian? Ngopi ya ngopi. Tidak perlu membubuhi makna berlebihan hingga merendahkan derajat orang lain.

Perlu diketahui, tidak semua lambung orang kuat menghadapi pahitnya kopi. Emang kalau aku mencret, situ mau nyeboki? Temanku sampai operasi usus di antara penyebabnya adalah kopi. Apa situ mau tanggung jawab? Halah. Peduli aja nggak.

Jeleknya manusia begitu. Saat ia menemukan kenikmatan sesuatu. Ia mulai berasa lebih tinggi sehingga membuat asumsi semu yang mencederai nalar dan hati. Mirip orang mabuk, lalu merasa jagoan dan menantang semua orang di sekelilingnya. Apa kabar pecinta lombok setan? Jangan gitu ya!

Jadi, saya berdiri di sini membela kawan-kawan yang tidak merokok atau diajak ngopi mesennya es teh. Kalian tetap manusia yang utuh dan normal. Ailafyu.

BACA JUGA Alasan Mahasiswa ITB Jatinangor Jarang Terlihat Adalah Perkara ‘Kenyamanan’

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 7 Januari 2022 oleh

Tags: KopimaskulinitasRokoksantri
Muhammad Abdul Ghofur

Muhammad Abdul Ghofur

Kang desain spanduk yang suka memperhatikan lingkungan sosial masyarakat. Pernah jatuh cinta tapi seringnya terluka.

ArtikelTerkait

Kasta Kopi Minimarket dari yang Paling Enak sampai Skip Aja daripada Kecewa

Kasta Kopi Minimarket dari yang Paling Enak sampai Skip Aja daripada Kecewa

23 Oktober 2025
modin kiai desa tahlilan mengurusi mayat pemakaman salat jenazah pendidikan tes cara menjadi modin tahan uji nyali mojok

Di Desa Ada Pekerjaan Prestisius tapi Butuh Nyali Tinggi, Namanya Modin

17 April 2020
Kopi Akan Segera Punah dan Penyebabnya Adalah Kita Sendiri!

Kopi Akan Segera Punah dan Penyebabnya Adalah Kita Sendiri!

14 November 2023
Esse Honey Pop: Pilihan Tepat bagi Kalian yang Pengin Mencoba Rokok Rasa-rasa

Esse Honey Pop: Rokok Rasa-rasa Paling Enak

4 Januari 2022
Keunikan Suku Semende dari Sumatera Selatan, Ketika Anak Perempuan Sulung Mendapatkan Privilese

Keunikan Suku Semende dari Sumatera Selatan, Ketika Anak Perempuan Sulung Mendapatkan Privilese

31 Mei 2023
Alasan Saya Tak Mau Beli Korek di Alfamart

Alasan Saya Tak Mau Beli Korek di Alfamart

20 Februari 2023
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka Mojok.co

Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka

1 Desember 2025
7 Fakta Surabaya yang Bikin Kota Lain Cuma Bisa Gigit Jari

7 Fakta Surabaya yang Bikin Kota Lain Cuma Bisa Gigit Jari

30 November 2025
Logika Aneh di Balik Es Teh Solo yang Bikin Kaget (Unsplash)

Logika Ekonomi yang Aneh di Balik Es Teh Solo, Membuat Pendatang dari Klaten Heran Sekaligus Bahagia

30 November 2025
Mahasiswa UIN Nggak Wajib Nyantri, tapi kalau Nggak Nyantri ya Kebangetan

Mahasiswa UIN Nggak Wajib Nyantri, tapi kalau Nggak Nyantri ya Kebangetan

30 November 2025
Pengajar Curhat Oversharing ke Murid Itu Bikin Muak (Unsplash)

Tolong, Jadi Pengajar Jangan Curhat Oversharing ke Murid atau Mahasiswa, Kami Cuma Mau Belajar

30 November 2025
Saya Pengguna Setia Transjakarta dan Setuju kalau Tarifnya Naik asal 4 Hal Ini Terpenuhi Mojok.co

Saya Pengguna Setia Transjakarta dan Setuju kalau Tarifnya Naik asal 4 Hal Ini Terpenuhi

29 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana
  • Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.