Suatu hari ketika lagi nongkrong bareng teman-teman kampus dari jurusan sebelah, salah seorang teman saya menyeletuk, “Wir, enak banget ya lo kuliah advertising. Nggak kayak gue di HI yang tiap hari ada esai.” Mendengar celetukannya saya hanya bisa mengernyitkan dahi. Memangnya kuliah jurusan Advertising seenak itu, ya?
Saya akan menceritakan sedikit mengapa saya bisa masuk kuliah jurusan Advertising. Kedua orang tua saya dulu pernah bekerja sebagai Account Executive (AE) di berbagai agensi, sehingga secara tidak langsung saya yang masih kecil sering terpapar pekerjaan mereka. Kemudian, salah satu hal yang membuat saya akhirnya masuk jurusan Advertising adalah hasil tes minat bakat sebelum penjurusan kuliah. Berdasarkan hasil tes, Advertising adalah jurusan yang paling sesuai dengan minat, cita-cita, dan kebiasaan kerja saya.
Nah, sekarang mari kita bahas enaknya kuliah di jurusan Advertising. Sebenarnya, menurut saya pribadi sebagai mahasiswa Advertising, kuliah di jurusan ini memang enak banget. Apalagi kalau otak kalian lebih dominan sebelah kiri dan tidak suka berkutat dengan teori ribet seperti saya, cocok sudah!
Kuliah jurusan Advertising di kelas memang hitungannya santai banget. Sehari-hari kami hanya datang ke ruang kelas, mengisi presensi seperti biasa, memerhatikan presentasi dosen, melakukan tanya jawab, brainstorming, selesai. Kalau ada tugas, seringnya dalam bentuk tugas take home atau proyek besar yang harus rajin diupdate kemajuannya pada tiap pertemuan.
Teori-teori kuliah dalam Advertising juga tergolong mudah dimengerti. Berdasarkan yang saya pelajari, teori jurusan Advertising seputar warna, layouting, visual, copywriting, prinsip desain, dan sebagainya. Kelihatannya memang mudah, tapi yang penting agar hasil kerjanya maksimal, kami harus membangun sense of taste terlebih dulu.
Tipe mahasiswa jurusan Advertising pun asyik-asyik. Karena jurusan ini dipenuhi para calon pelaku industri kreatif, maka orang-orang di dalamnya lebih ekspresif dan open minded. Mana ada tuh yang namanya mahasiswa ambis yang dapat nilai A- sudah nangis darah, atau yang menghardik temannya karena kapasitas otaknya tak sesuai miliknya.
Umumnya, saat mengerjakan tugas di jurusan Advertising, hampir tidak ada yang namanya kaidah benar atau salah. Lantaran ruang lingkup begitu luas dan abstrak, selama pintar menginterpretasi atau menjustifikasi mengapa bisa demikian, maka akan aman saja.
Hal yang paling tidak pernah saya duga dari kuliah di jurusan ini adalah prospek kerjanya yang luas banget, loh! Jadi, lulusan jurusan Advertising nantinya tidak hanya akan bekerja sebagai desainer grafis, account executive, atau tim kreatif di sebuah agensi. Kata dosen saya, prospek kerja lulusan Advertising bisa dari sisi agensi maupun brand. Kemudian, ilmu advertising masih relevan dipakai di dunia marketing, media atau hubungan masyarakat. Malah, saya saja ketika mengambil mata kuliah magang justru ditempatkan di bagian hubungan masyarakat suatu perusahaan!
Sayangnya, karena kesempurnaan hanya milik Tuhan, jurusan Advertising pun masih banyak kekurangannya. Yang pertama, biaya satu proyek cukup besar, mulai dari pengadaan material, biaya produksi sampai printing. Malah, tak jarang juga kami mengadakan penggalangan dana atau uang kas untuk proyek-proyek penting seperti instalasi seni atau pameran. Selain biaya untuk tugas, biaya yang dibutuhkan untuk ngopi di cafe lumayan gede juga, lho. Nggak mungkin kan kita kerja kelompok mengembangkan konsep sambil starlingan di pinggir jalan? Hehehe.
Di luar biaya operasional tugas, instrumen-instrumen penunjangnya juga banyak yang kudu disiapkan dari awal. Pertama, pensilnya sendiri harus dari berbagai jenis seperti pensil HB, 2B, 4B, dan 8B, kemudian ada jangkar, buku sketsa, kertas foto, impra board, dan Adobe Creative Suite minimal berisi Photoshop, Premiere Pro, dan Illustrator.
Lalu, karena sebagian besar tugas jurusan kami berbentuk proyek yang merangkap ujian, kami sering sekali keteteran kalau nggak pandai time management. Seefektif apa pun kami membagi waktu, ujung-ujungnya ya tetap harus begadang minimal sampai jam 12 malam.
Selain itu, kalau kerja kelompok jangan kaget misalnya dapat teman-teman yang ritme kerjanya bertolak belakang dengan diri sendiri. Kalau kalian tipe yang begitu dikasih brief langsung segera ngerjain dipasangkan dengan deadliner yang baru mulai kerja 6 jam sebelum dikumpulkan, siap-siap saja begadang semalam suntuk untuk mengakomodir pola kerjanya dia~
Itulah sekilas mengenai kuliah jurusan Advertising termasuk segala kelebihan dan kekurangannya. Gimana? Sudah kebayang serunya seperti apa, kan?
BACA JUGA Semoga 5 Negara Ini Menerapkan Bebas Visa buat Turis Indonesia dan tulisan Wirandra Reyhan Janitra lainnya.