• Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
  • Pojok Tubir
  • Kampus
  • Hiburan
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Ternyata Ngobrol via WhatsApp Bisa Bikin Urusan Jadi Rumit

Ade Vika Nanda Yuniwan oleh Ade Vika Nanda Yuniwan
20 Maret 2020
A A
Ternyata Ngobrol via WhatsApp Bisa Bikin Urusan Jadi Rumit
Share on FacebookShare on Twitter

Banyak orang bilang, perempuan adalah makhluk yang paling rumit untuk dipahami, suka menang sendiri, dan merasa paling benar. Padahal sebagai perempuan kok rasanya saya nggak gitu-gitu amat, meskipun sesekali waktu (kalau saya memang tidak bersalah) ya saya merasa benar. Saya juga nggak ndakik-ndakik amat kalau saya sedang berusaha menyampaikan pendapat. Tapi apa daya, nasi sudah jadi bubur, dan stigma tetaplah stigma.

Sebenarnya bagi saya di dunia ini ada hal lain yang tidak kalah rumit dipahami daripada wanita. Saya tidak ingin membela diri di sini, tapi pernahkah kalian merasa kesulitan memahami percakapan via WhatsApp? Percayalah, meskipun perempuan dapat predikat makhluk yang sulit dipahami, terkadang percakapan via WhatsApp juga tidak kalah sulit buat dicerna. Nggak jarang hal yang beginian bikin saya ada konflik. Hadeh, ya jelas gara-gara gagal paham sama obrolan.

Saya pengguna WhatsApp sejak tahun 2015. Sudah terbilang lama memang, tapi belum cukup mahir memahami pikiran seseorang yang disampaikan melalui WhatsApp. Saya butuh waktu lama untuk mencerna kalimat teman saya dalam WhatsApp, apalagi jika banyak ketaksaan dalam kalimatnya. Bayangin deh, ngobrol tatap muka aja biasanya suka bikin salah paham apalagi cuma via WhatsApp.

Seperti suatu kali saya pernah asyik mengobrol dengan teman saya via WhatsApp. Awalnya baik-baik saja sebelum akhirnya dia bilang,

“Iya kan kamu emang monyet.”

Tunggu-tunggu. Ada yang salah? Saya menangkap dua arti, antara “Iya kamu emang monyet” dan, “Iya itu kalau kamu, emangnya monyet?”

Baik, jokes teman saya mulai garing dan saya mundur alon-alon dari percakapan karena merasa mulai kurang paham. Di lain waktu, teman saya lainnya yang gagal paham dengan pesan WhatsApp saya. Saat itu saya sedang beli barang dagangan online-nya. Lantaran dia rekan kerja di kantor, wajar dong kalau saya bertanya,

“Kamu ada niat dateng telat? Kalau ada biar aku ambil barangnya di rumahmu aja.”

Tak dinyanya ia membalas chat saya (dan sepertinya) dengan nada tersinggung,

“Nggak tahu, ya. Telatku nggak direncanain, sorry.“ Oke, sepertinya memang ada yang diluruskan.

Dari kedua pengalaman saya di atas, beberapa kesimpulan yang bisa saya tangkap biar nggak ada salah paham karena pesan WhatsApp adalah berikut:

Daftar Isi

  • Satu: Gunakan tanda baca yang tepat
  • Dua: Kirim aja voice note
  • Tiga: Sisipkan emoticon
  • Empat: Tambahkan stiker atau GIF
  • Lima: Utarakan dulu maksudmu sebelum menyampaikan pesan
  • Enam: Jangan ngobrol via WhatsApp

Satu: Gunakan tanda baca yang tepat

Kaidah kebahasaan yang baik dan benar memang layak diterapkan ke segala jenis percakapan, baik formal atau non-formal. Udah ada tanda baca buat penjedaan kok masih aja nggak dipakai? Jangan bikin pembaca menangkap dua arti yang berbeda dari sebuah chat.

Selain nggak bikin bingung, menurut saya tanda baca juga bisa jadi intonasi dan nada bicara seseorang dalam sebuah tulisan. Pernah dengar bacaan yang bisa didengar? Itu bisa terjadi karena si penulis menggunakan tanda baca yang tepat.

Dua: Kirim aja voice note

Dari pada ngetik banyak dan malas mencantumkan tanda baca secara tepat, lebih baik kirim pesan suara a.k.a voice note. Kalau mau ngomong panjang dan lebih mudah dipahami ya kirim voice note aja. Dengan catatan, izin dulu ke si penerima kalau kamu akan mengirimkan sebuah pesan suara. Siapa tau dia bisa saja terganggu dengan voice note-mu.

Tiga: Sisipkan emoticon

Menurut saya, fitur WhatsApp yang benar-benar membantu adalah fitur emoticon. Bagi saya, fitur ini bisa jadi alat bantu saya untuk menyampaikan maksud pesan. Begini, kalau saya sedang bercanda ya cukup kirim emoticon ketawa. Kalau saya sedang marah, ya cukup kirim emoticon ya bisa mewakili kemarahan saya. Begitulah kira-kira.

Intinya, menggunakan emoticon di pesan WhatsApp bisa menunjukkan suasana hati kita ketika mengirimkan pesan. Ini bisa mengurangi risiko baper dan salah paham. Saya serius! Coba aja. Nggak apa-apa dikatain alay dikit, yang penting jangan ada salah paham di antara kita. Eaakkk~

Empat: Tambahkan stiker atau GIF

Kalau lupa menyisipkan emoticon, ya kirim saja stiker atau GIF. Biar si pembaca nggak merasa ambigu dengan pesanmu, kirim stiker atau GIF yang bisa mewakili isi pesanmu. Kalau lagi bercanda ya kirim aja stiker lucu, atau GIF yang kocak.

Kalau marah gimana?

Ya kirim aja emoticon yang simpel dan segera akhiri percakapan. Sesimpel itu. Dari pada salah paham berkelanjutan, lebih baik segera diakhiri kan obrolannya.

Lima: Utarakan dulu maksudmu sebelum menyampaikan pesan

Kalau ada pembahasan yang wajib dijelaskan sebelum menyampaikan pesan inti, lebih baik sampaikan lebih dulu. Gunanya adalah menghindari kesalahpahaman, karena si penerima pesan kurang memahami maksudmu. Kalau sama-sama paham konteks pembicaraan sih oke, kalau si penerima merasa pesanmu nirmakna dan melenceng dari topik obrolan? Ya ada baiknya cara ini dicoba.

Singkatnya, kamu perlu berbasa-basi dengan membahas konteks awal sebelum kamu menyampaikan pesan utamanya. Kamu kan tau, daya tangkap manusia itu beda-beda. Heuheueheu~

Enam: Jangan ngobrol via WhatsApp

Yang bikin ribet kan ngobrol via WhatsApp. Jadi kalau nggak mau ribet ya tinggal bikin janji ketemu aja. Simpel kan?

Kalau masih ada yang ngeyel soal wanita itu hal terumit di dunia, mulai sekarang monggo dicoba. Ngobrol aja sama siapapun via WhatsApp dan jangan lakukan enam hal yang sudah saya sebutkan di atas. Semoga nggak ada perang dunia, hahahaha! (ketawa jahat).

BACA JUGA Memahami Perbedaan Gaya Chatting Tiap Individu atau tulisan Ade Vika Nanda Yuniwan lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Tags: chatngobrolWhatsapp

Ikuti untuk mendapatkan artikel terbaru dari Terminal Mojok

Unsubscribe

Ade Vika Nanda Yuniwan

Ade Vika Nanda Yuniwan

ArtikelTerkait

10 Keunggulan Telegram yang Nggak Bisa Kita Temukan di WhatsApp Terminal Mojok

10 Keunggulan Telegram Dibandingkan WhatsApp

11 Januari 2023
Menjawab Pertanyaan Kenapa Cewek Sering Mengecek Viewers Status WA dan IG Story Terminal Mojok

Menjawab Pertanyaan Kenapa Cewek Sering Mengecek Viewers Status WA dan IG Story?

24 November 2022
5 Alasan Orang Suka Menumpuk Chat WhatsApp di HP Terminal Mojok

5 Alasan Orang Suka Menumpuk Chat WhatsApp di HP

18 November 2022
9 Fitur Rahasia WhatsApp yang Nggak Diketahui Semua Orang Terminal Mojok

9 Fitur Rahasia WhatsApp yang Nggak Diketahui Semua Orang

13 November 2022
Membela Orang yang Chattingan Tanpa Emoji terminal mojok

Membela Orang yang Chattingan Tanpa Emoji

16 November 2021
Membedah Topik Obrolan Bapack-bapack ketika Sedang Nongkrong di Malam Hari terminal mojok

Membedah Topik Obrolan Bapack-bapack ketika Sedang Nongkrong di Malam Hari

31 Juli 2021
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
Bilangnya Disuruh Belajar di Rumah, tapi Malah Dikasih Banyak Tugas

Bilangnya Disuruh Belajar di Rumah, tapi Malah Dikasih Banyak Tugas

Susahnya Menulis Parodi Kayak Haris Firmansyah dan Gusti Aditya

Susahnya Menulis Parodi Kayak Haris Firmansyah dan Gusti Aditya

Pengalaman Spiritual yang Saya Alami Saat Bertemu Rawon Kuah Kecap

Pengalaman Spiritual yang Saya Alami Saat Bertemu Rawon Kuah Kecap

Terpopuler Sepekan

Bom Waktu Arema FC dan Momentum Suporter Generasi Baru (Unsplash)
Pojok Tubir

Bom Waktu Arema FC dan Momentum Perubahan bagi Suporter Generasi Baru yang Menolak Tunduk

oleh Iqbal AR
30 Januari 2023

Bersikaplah layaknya manusia berempati!

Baca selengkapnya
6 Dosa Penjual Nasi Padang yang Bukan Orang Minang Terminal Mojok

6 Dosa Penjual Nasi Padang yang Bukan Orang Minang Asli

25 Januari 2023
Saatnya Purwokerto Memisahkan Diri dari Kabupaten Banyumas (Unsplash)

Saatnya Purwokerto Memisahkan Diri dari Kabupaten Banyumas

31 Januari 2023
Pertashop Lebih Nyaman, SPBU Pertamina Malah Bikin Resah (Unsplash)

Pertashop Lebih Nyaman karena Mengisi Bensin di SPBU Bikin Resah

28 Januari 2023
Tips Blowjob Biar Seks Oral Kamu Makin Bikin Merinding (Unsplash)

5 Tips Blowjob Biar Seks Oral Makin Bikin Merinding

31 Januari 2023

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=FyQArYSNffI&t=47s

Subscribe Newsletter

* indicates required

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
DMCA.com Protection Status

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
    • Cerita Cinta
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Hewani
    • Kecantikan
    • Nabati
    • Olahraga
    • Otomotif
    • Personality
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Acara TV
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .