Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Sebagai Warga Lamongan, Harus Saya Akui kalau Terminal Paciran Adalah Terminal Teraneh Sejagat Raya

M. Afiqul Adib oleh M. Afiqul Adib
17 September 2025
A A
Sebagai Warga Lamongan, Harus Saya Akui kalau Terminal Paciran Adalah Terminal Teraneh Sejagat Raya

Sebagai Warga Lamongan, Harus Saya Akui kalau Terminal Paciran Adalah Terminal Teraneh Sejagat Raya

Share on FacebookShare on Twitter

Setelah menikah, kita biasanya baru sadar banyak hal. Ada kebiasaan yang ternyata perlu diperbaiki, ada rutinitas yang mesti diatur ulang, dan ada hal-hal kecil yang dulunya bisa saja, tapi sekarang sadar kalau itu perlu dibenahi. Sebagai warga Lamongan, saya pun punya kesadaran baru setelah sering mendengar testimoni dari istri yang bukan warga asli Lamongan, yakni Terminal Paciran itu terminal teraneh sejagad raya.

Disclaimer, sebenarnya sebagai warga lokal, kami lebih familier menyebutnya dengan Terminal Tunggul. Sebab memang ada di desa Tunggul. Namun untuk memudahkan, saya sebut terminal Paciran saja, sebab ada di Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan.

Terminal di Lamongan yang tutup jam 7 malam

Istri saya adalah pelanggan Trans Jatim. Kalau mudik dari Mojokerto ke Lamongan, kadang kami motoran, kadang ia memilih naik bus. Dari situlah ia sering cerita tentang betapa ajaibnya terminal di ujung pantai utara Lamongan ini.

Bayangkan saja, terminal resmi, punya gedung, punya pengelola, tapi jam 7 malam sudah tutup. Iya, kalau sudah jam 7 malam, penumpang Trans Jatim akan diturunkan di depan terminal, kemudian bus masuk ke dalam untuk rehat dan menutup aktivitasnya.

Maksud saya, terminal itu kan seharusnya melayani mobilitas orang. Lha kalau jam 7 malam sudah tutup, terus gimana mau melayani orang-orang yang datang pada malem hari?

Terminal tanpa kehidupan

Kalau sampean pernah ke terminal-terminal lain, biasanya ada kios jajan, warung kopi, penjual nasi bungkus, sampai toko kelontong kecil. Iya, terminal itu selain jadi tempat bus keluar masuk, juga semacam pusat ekonomi kecil. Orang bisa ngopi sambil nunggu, beli gorengan, atau sekadar ngobrol sama sopir bus.

Tapi di Terminal Paciran beda. Lebih terlihat sepi. Di dalam terminal hampir nggak ada kios makanan. Kalau pun ada, itu pun seadanya. Orang jualan lebih banyak di luar. Jadi kalau mau jajan, ya keluar dulu. Kalau hujan, ya repot. Kalau buru-buru, ya makin repot.

Riwayat Terminal Paciran Lamongan yang Lebih Sering Dipakai PKL

Sekarang kondisi terminal masih mendingan sejak ada Trans Jatim. Setidaknya, ada kendaraan yang betul-betul masuk terminal. Tapi sebelum Trans Jatim hadir, terminal ini seperti bangunan mati. Justru yang lebih ramai itu pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan di bagian depannya.

Baca Juga:

Perbaikan Jalan di Lamongan Selatan Memang Layak Diapresiasi, tapi Jangan Selebrasi Dulu, Wahai Pemerintah Daerah!

3 Hal Soal Lamongan yang Jarang Dibahas Banyak Orang

Saya ingat betul, dulu kalau ada ajakan teman “ayo ke terminal Paciran”, konotasinya bukan untuk naik bus. Tapi untuk ngopi atau nongkrong. Serius. Memang begitu.

Selain itu, dulu ketika masih ada bus armada yang menghubungkan Paciran dengan Terminal Osowilangun Surabaya, kami lebih secara otomatis menunggu bus di pertigaan arah Sunan Drajat. Jadi, meski ada bangunan megah bernama terminal, tetap saja bus dan penumpang merasa lebih nyaman di pinggir jalan.

Iya, aneh memang. Terminal ada, tapi tak pernah benar-benar dipakai. Seolah-olah terminal ini hanya formalitas: ada bangunan, ada papan nama, tapi esensi sebagai pusat naik-turun penumpang justru hilang.

Terminal kecil lain masih lebih waras

Saya paham, banyak terminal kecil di daerah lain kondisinya juga memprihatinkan. Ada yang bangunannya tua, ada yang sepi penumpang, ada yang kiosnya kosong. Tapi tetap saja, fungsinya sebagai terminal masih berjalan. Masih ada bus masuk, masih ada kios yang presisi, masih ada orang yang benar-benar menunggu bus di dalam.

Nah, di Terminal Paciran Lamongan, kondisinya kelewatan. Bus yang masuk cuma Trans Jatim. Sebelum itu? Hampir nihil. Jadi kalau dibandingkan dengan terminal kecil lain, terminal ini rasanya bukan kalah ramai, tapi kalah fungsi.

Yah, Terminal Paciran ini memang ajaib. Sekarang, dengan adanya Trans Jatim, terminal ini sedikit lebih bernyawa. Tapi tetap saja, kalau jam 7 malam sudah tutup, gelap, dan kios makanan seadanya, bagaimana terminal ini bisa disebut terminal beneran? Pada akhirnya kita semua akan setuju kalau Terminal Paciran memang terminal teraneh sejagad raya.

Penulis: M. Afiqul Adib
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Jangan Hidup di Lamongan kalau Nggak Punya Kendaraan Pribadi, Transportasi Umum Nggak Bisa Diharapkan

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 17 September 2025 oleh

Tags: lamonganterminal di lamonganterminal paciranterminal tunggul
M. Afiqul Adib

M. Afiqul Adib

Seorang tenaga pendidik lulusan UIN Malang dan UIN Jogja. Saat ini tinggal di Lamongan. Mulai suka menulis sejak pandemi, dan entah kenapa lebih mudah menghapal kondisi suatu jalan ketimbang rute perjalanan.

ArtikelTerkait

3 Pemikiran Keliru Bupati Lamongan Soal Perbaikan Jalan yang Perlu Diluruskan

3 Pemikiran Keliru Bupati Lamongan Soal Perbaikan Jalan yang Perlu Diluruskan

27 Februari 2025
Saya Menduga Branding Lamongan Adalah Jalan Rusak, karena Sampai Sekarang Tidak Diperbaiki, Seakan-akan "Dipelihara"

Saya Menduga Branding Lamongan Adalah Jalan Rusak, karena Sampai Sekarang Tidak Diperbaiki, Seakan-akan “Dipelihara”

19 Mei 2025
Meski Jalan Rusaknya Abadi, Lamongan Punya WBL dan Mazola yang Jauh Lebih Bagus ketimbang Seluruh Wisata di Surabaya

Meski Jalan Rusaknya Abadi, Lamongan Punya WBL dan Mazola yang Jauh Lebih Bagus ketimbang Seluruh Wisata di Surabaya

23 Desember 2024
4 Alasan Paciran Jadi Kecamatan Paling Sempurna di Kabupaten Lamongan

4 Alasan Paciran Jadi Kecamatan Paling Sempurna di Kabupaten Lamongan

6 November 2024
Jadi Makanan Khas, Soto Justru Menempati Kasta Terendah dalam Sajian Hajatan di Lamongan terminal mojok (1)

Jadi Makanan Khas, Soto Justru Menempati Kasta Terendah dalam Sajian Hajatan di Lamongan

16 September 2021
Lamongan, Kota yang Tak Pernah Lahir untuk Menjadi Rumah bagi Anak Mudanya

Lamongan, Kota yang Tak Pernah Lahir untuk Menjadi Rumah bagi Anak Mudanya

21 September 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Tombol Penyeberangan UIN Jakarta: Fitur Uji Nyali yang Bikin Mahasiswa Merasa Berdosa

Tombol Penyeberangan UIN Jakarta: Fitur Uji Nyali yang Bikin Mahasiswa Merasa Berdosa

16 Desember 2025
UNU Purwokerto, Kampus Swasta yang Sudah Berdiri Lumayan Lama, tapi Masih Nggak Terkenal

UNU Purwokerto, Kampus Swasta yang Sudah Berdiri Lumayan Lama, tapi Masih Nggak Terkenal

15 Desember 2025
Suzuki S-Presso, Mobil "Aneh" yang Justru Jadi Pilihan Terbaik setelah Karimun Wagon R Hilang

Suzuki S-Presso, Mobil “Aneh” yang Justru Jadi Pilihan Terbaik setelah Karimun Wagon R Hilang

13 Desember 2025
Nestapa Perantau di Kota Malang, Tiap Hari Cemas karena Banjir yang Kian Ganas Mojok.co

Nestapa Perantau di Kota Malang, Tiap Hari Cemas karena Banjir yang Kian Ganas

13 Desember 2025
Niat Hati Beli Mobil Honda Civic Genio buat Nostalgia, Malah Berujung Sengsara

Kenangan Civic Genio 1992, Mobil Pertama yang Datang di Waktu Tepat, Pergi di Waktu Sulit

15 Desember 2025
Rujak Buah Jawa Timur Pakai Tahu Tempe: Nggak Masuk Akal, tapi Enak

Rujak Buah Jawa Timur Pakai Tahu Tempe: Nggak Masuk Akal, tapi Enak

16 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”
  • Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah
  • Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia
  • Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka
  • Memanah di Tengah Hujan, Ujian Atlet Panahan Menyiasati Alam dan Menaklukkan Gentar agar Anak Panah Terbidik di Sasaran
  • UGM Berikan Keringanan UKT bagi Mahasiswa Terdampak Banjir Sumatra, Juga Pemulihan Psikologis bagi Korban

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.