Di dunia ini, ada begitu banyak misteri yang belum terpecahkan. Sebut saja misteri segitiga bermuda, alien, atau Unidentified Flying Object (UFO). Sampai detik ini, misteri-misteri itu masih belum bisa terpecahkan secara ilmiah.
Sebagai seorang PNS, tentunya bukan kapasitas saya mengungkap misteri-misteri besar itu. Saya hanya bisa mengungkap misteri-misteri yang bersifat sederhana dan remeh-temeh, salah satunya adalah logo Korpri. Iya, logo Korpri. Tahu, kan, logo Korpri?
Buat saya, logo Korpri menyimpan misteri yang sangat dalam. Coba, deh, lihat dengan saksama. Logo Korpri yang tersusun dari elemen pohon rimbun, rumah, pilar, dan kepakan sayap, itu nggak ada relevansinya sama sekali dengan profesi anggota Korpri.
Meski saya sudah baca berulang-ulang makna logo Korpri di Wikipedia dan website resmi instansi pemerintah, saya masih yakin ada makna lain yang jadi misteri terselubung di balik logo Korpri itu.
Apa saja, sih, misteri yang ada di balik logo Korpri? Yuk, kita bedah satu persatu.
Pertama, pohon rimbun. Menurut informasi resminya, pohon rimbun ini tersusun dari 17 ranting, 8 dahan, dan 45 daun. Ini melambangkan perjuangan Korpri yang dimulai sejak proklamasi kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945. Iya, sih, benar. Tapi, kok, ya, nganu, ya. Agak maksa gitu.
Kalau menurut saya, sih, pohon rimbun itu melambangkan keteduhan, ketenangan, dan kenyamanan. Ini identik dengan profesi PNS yang notabene anggota Korpri. Profesi PNS, kan, boleh dibilang profesi yang nyaman. Pekerjaan dan penghasilan yang stabil, dapat uang pensiun, dan punya SK yang bisa digadaikan kalau lagi kondisi darurat. Kurang nyaman apa, coba?
Kedua, rumah. Makna resminya adalah rumah itu sebagai tempat dan wahana pemersatu seluruh anggota Korpri sekaligus perekat bangsa. Ini malah lebih maksa lagi. Kan, nggak mesti rumah juga kalau mau melambangkan pemersatu dan perekat. Bisa yang lain-lain yang lebih sederhana. Lem, misalnya. Wqwqwq.
Menurut saya, rumah melambangkan kemapanan seseorang. Semakin bagus rumahnya, semakin mapan orangnya. Makanya, setiap PNS (yang notabene anggota Korpri) itu biasanya berlomba-lomba menggadaikan SK-nya untuk berbagai keperluan yang berkaitan dengan rumah. Entah itu membeli rumah, mencicil rumah, atau minimal renovasi rumah. Pokoke rumah, wes. Biar kelihatan mapan, gitu.
Ketiga, pilar. Nggak ada makna tersendiri untuk elemen pilar ini. Kalau informasi resminya, makna pilar itu menyatu dengan elemen rumah tadi. Ya, semacam perekat bangsa gitu, lah.
Menurut saya, sih, poin penting justru ada di elemen pilar ini. Di logo Korpri itu, ada 5 pilar yang berjejer menyangga atap rumah. Ini memberikan makna bahwa tanggal 5 adalah tanggal kritis bagi para PNS (yang notabene anggota Korpri), khususnya yang punya cicilan rumah.
Setelah gajian di tanggal 1, gaji akan didistribusikan secara sempurna ke berbagai pihak. Entah itu cicilan, keperluan rumah tangga, atau bayar utang. Pastinya, tanggal 5 sudah kritis. Dan, yang paling besar kontribusinya dalam penyerapan gaji adalah cicilan rumah.
Keempat, sayap yang mengepak. Kalau makna resminya, sayap yang mengepak ini melambangkan pengabdian dan perjuangan Korpri untuk mewujudkan organisasi yang mandiri dan profesional. Ini terlalu mengawang-ngawang dan pastinya ora mashoook!
Menurut saya, simpel saja. Makna dari sayap yang mengepak adalah seorang PNS (yang notabene anggota Korpri) itu harus punya cita-cita tinggi. Kalau pensiun nanti, perlu membuat baliho semacam baliho Kepak Sayap Kebhinnekaan yang viral kemarin itu. Siapa tahu bisa jadi anggota wakil rakyat yang terhormat. Lumayan, kan?
Nah, itulah makna tersembunyi di balik logo Korpri yang sempat jadi misteri. Kalau boleh usul, sih, logo Korpri itu baiknya diganti saja dengan sesuatu yang lebih relevan. Tapi, sampai paragraf terakhir ini ditulis, saya belum terpikirkan kira-kira gambar apa yang cocok untuk menggantikan logo Korpri. Masih jadi misteri, kayaknya. Ehehe~
Sumber Gambar: Wikipedia