Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Featured

Teori Soal Kenapa Orang Sunda Tidak Menikah dengan Orang Jawa

Maria Kristi oleh Maria Kristi
8 April 2020
A A
menikah secara rasional, orang sunda menikah dengan orang jawa

Teori Soal Kenapa Orang Sunda Tidak Menikah dengan Orang Jawa

Share on FacebookShare on Twitter

Tentu banyak yang tahu bahwa terdapat mitos yang mengatakan orang Sunda tidak boleh menikah dengan orang Jawa. Lebih tepatnya laki-laki Sunda tidak boleh menikah dengan perempuan Jawa.

Kebanyakan beranggapan mitos ini diawali dari perang Bubat dari abad ke 14 yang menyebabkan tewasnya rombongan Raja Sunda yang mengantar Putri Dyah Pitaloka untuk menikah dengan raja Hayam Wuruk. Meskipun ada pula yang mengatakan bahwa hal ini menyebabkan keluarga yang bersangkutan jatuh miskin. Padahal kan sebenarnya miskin dan tidaknya sebuah keluarga bukan ditentukan dari suku asal kedua calon mempelai.

Sebagai orang Jawa yang dibesarkan di Tanah Pasundan, saya memiliki teori yang sedikit berbeda dari teori yang sudah banyak berkembang. Menurut saya, kemungkinan besar orang Sunda tidak menikah dengan orang Jawa karena terlalu banyak kesalahpahaman yang terjadi di antara mereka. Apa saja?

Salah paham pertama: perbedaan sikap dalam minum teh

Saya menyadari hal ini saat bertamu dan melihat tatapan aneh dari orang tua teman saya yang kebetulan berasal dari suku Sunda. Seperti orang Jawa pada umumnya, saya menghabiskan teh yang diberikan pada tamu. Tehnya kurang manis, tidak seperti selera saya

“Haus ya Neng?” Tanya ibu teman saya. Saya cuma nyengir.

Belakangan saya baru tahu bahwa hanya meminum sedikit teh yang dihidangkan adalah tanda kesopansantunan dalam masyarakat Sunda, bertolak belakang dengan masyarakat Jawa yang menganggap teh yang habis sebagai kesopanan karena berarti minumannya enak. Untung itu hanya teman saya. Coba bayangkan jika yang bertamu adalah calon menantu. Di mata calon mertua Sunda, calon mantunya rakus dan tukang ngabisin makanan (dan minuman). Boros gula lagi.

Salah paham kedua: banyak kata-kata yang terdengar mirip namun memiliki arti yang sangat berbeda

Payun dengan payon adalah salah satu diantaranya. Payun artinya “depan” dalam bahasa Sunda, sedangkan payon artinya “atap” dalam bahasa Jawa.

Ada cerita lucu tentang payun dan payon ini. Kali ini dari pakde saya. Awal diangkat menjadi guru, tadi saya bertugas di salah satu daerah di Jawa Barat. Ketika akan berangkat bekerja ia naik angkutan desa kota untuk menuju sekolahnya.

Baca Juga:

4 Ciri Warung Sunda yang Masakannya Dijamin Enak, Salah Satunya Lalapan Selalu Segar

3 Kuliner Solo yang Bikin Culture Shock Lidah Sunda Saya

“Mangga Pak Guru, duduk di payun.” (Silakan Pak Guru, duduk di depan) kata orang-orang. Mungkin ini adalah sebuah bentuk penghormatan sebab saat itu profesi guru sangat dihormati.

“Oke,” kata pakde saya, dan hap … Dengan sigap, pakde naik ke payon (atap) mobil sebab saat itu sudah banyak orang yang duduk di atap. Pakde saya menyangka ia disuruh pindah ke atap karena mobil yang sudah terlalu penuh oleh ibu-ibu yang pulang dari pasar. Untungnya pakde bukan orang pendendam.

Salah paham ketiga: kata yang sama tulisan, pengucapan, dan artinya namun pemakaiannya (sangat) berbeda 

Jawa dan Sunda sama-sama memiliki udak usuk basa atau kata-kata yang berbeda untuk tingkatan usia (dan strata) yang berbeda. Salah satu pasal yang berpotensi menimbulkan salah paham antara kedua suku ini adalah kata yang artinya makan.

Dalam bahasa Jawa, makan dapat disebut dengan mbadog, madhang, dan dahar. Itu diurutkan dari kata terkasar (mbhadog) sampai terhalus (dahar). Ibaratnya mbhadog untuk orang yang tidak dihormati sedangkan dahar untuk orang yang disegani.

Masalahnya, dahar juga ada dalam Bahasa Sunda, sama-sama berarti “makan”, namun untuk hewan. Urutan dalam Bahasa Sunda mulai dari yang paling kasar ke yang paling halus adalah dahar, tuang dan neda. Bayangkan kalau seorang calon besan Sunda datang ke rumah pacar anaknya dan ditawari untuk dahar riyen (makan dulu), kenyang enggak marah iya.

Salah paham keempat: kata yang sama bunyi dan tulisannya tapi beda artinya

Gedhang. Ini adalah salah satu kata yang menimbulkan kontroversi antara orang Sunda dan Jawa. Di Sunda, gedhang berarti pepaya sedangkan di Jawa artinya pisang. Terbayang kan kalau menantu Jawa diminta beli gedhang (pepaya) di pasar dan yang dibawa pulang adalah pisang? Mantu kok nggak paham apa yang diminta mertua….

Salah paham kelima: buah di Sunda yang hanya berupa mangga

Oke, yang ini agak maksa sih sebab contohnya hanya satu. Tidak seperti Bahasa Indonesia, kata “buah” dalam Bahasa Sunda hanya mengacu pada buah mangga. Kok bisa gitu? Nggak tahu, tanya saja sama orang Sunda. ?

Jadi kalau mertua Jawa minta dibelikan buah apa saja dari pasar oleh menantu Sundanya, siap-siap saja kalau yang dibawa pulang semuanya berupa mangga (mangga golek, mangga arum manis, dan mangga-mangga lainnya). Dulu saya beli rujak dan saat saya bilang “yang banyak buahnya”, alhasil rujak saya isinya sebagian besar adalah mangga muda yang asam luar biasa itu. Kapok.

BACA JUGA Cinta Kami yang Kepentok Weton Wage dan Pahing dan tulisan Maria Kristi Widhi Handayani lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 18 Juni 2020 oleh

Tags: mitos pernikahanorang jawaorang sundapernikahan beda suku
Maria Kristi

Maria Kristi

Ibu tiga orang anak. Pecinta kopi tapi harus pakai gula yang banyak.

ArtikelTerkait

Perbedaan Cara Menyajikan Teh Antara Orang Sunda dan Orang Jawa terminal mojok

Perbedaan Cara Menyajikan Teh Antara Orang Sunda dan Orang Jawa

18 Juni 2021
5 Kebiasaan Makan Orang Jawa yang Berubah ketika Tinggal di Sulawesi Terminal Mojok

5 Kebiasaan Makan Orang Jawa yang Berubah ketika Tinggal di Sulawesi

10 Maret 2022
Sopan Santun Sumatera Utara yang Perlu Diketahui Orang dari Pulau Jawa

Sopan Santun di Sumatera Utara yang Perlu Diketahui Orang dari Pulau Jawa

21 Juni 2024
4 Ciri Warung Sunda yang Masakannya Dijamin Enak, Salah Satunya Lalapan Selalu Segar

4 Ciri Warung Sunda yang Masakannya Dijamin Enak, Salah Satunya Lalapan Selalu Segar

20 November 2025
Ngadulag_ Tradisi orang Sunda yang Sebaiknya Dihilangkan pada Saat Sahur terminal mojok

Bikin Resah Warga seperti Saya, Mending Tradisi Sunda ‘Ngadulag’ Dihilangkan Saja!

26 April 2021
Arema Adalah Gerbang Perkenalan Saya dengan Bahasa Walikan dan Pisuhan Jawa Timur terminal mojok.co

Lima Filosofi Sederhana Orang Jawa yang Bisa Mendamaikan Hati

28 Agustus 2019
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

1 Desember 2025
Pengakuan Pengguna Tumbler Lion Star: Murah, Awet, dan Tidak Mengancam Masa Depan Karier Siapa pun

Pengakuan Pengguna Tumbler Lion Star: Murah, Awet, dan Tidak Mengancam Masa Depan Karier Siapa pun

29 November 2025
4 Hal yang Membuat Orang Solo seperti Saya Kaget ketika Mampir ke Semarang Mojok.co

4 Hal yang Membuat Orang Solo seperti Saya Kaget ketika Mampir ke Semarang

3 Desember 2025
Video Tukang Parkir Geledah Dasbor Motor di Parkiran Matos Malang Adalah Contoh Terbaik Betapa Problematik Profesi Ini parkir kampus tukang parkir resmi mawar preman pensiun tukang parkir kafe di malang surabaya, tukang parkir liar lahan parkir

Rebutan Lahan Parkir Itu Sama Tuanya dengan Umur Peradaban, dan Mungkin Akan Tetap Ada Hingga Kiamat

2 Desember 2025
5 Tips Agar Kantong Nggak Jebol Dikeroyok Diskon Natal dan Tahun Baru Mojok.co

5 Tips Agar Kantong Nggak Jebol Dikeroyok Diskon Natal dan Tahun Baru

2 Desember 2025
Lamongan Megilan: Slogan Kabupaten Paling Jelek yang Pernah Saya Dengar, Mending Diubah Aja Mojok.co Semarang

Dari Wingko Babat hingga belikopi, Satu per Satu yang Jadi Milik Lamongan Pada Akhirnya Akan Pindah ke Tangan Semarang

30 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana
  • Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.