Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kuliner

Tempoyak, Olahan dari Fermentasi Durian dengan Rasa yang Unik

M. Guntur Rahardjo oleh M. Guntur Rahardjo
16 April 2022
A A
Tempoyak, Olahan dari Fermentasi Durian dengan Rasa Unik (Gunawan Kartaprana via Wikimedia Commons)

Tempoyak, Olahan dari Fermentasi Durian dengan Rasa Unik (Gunawan Kartaprana via Wikimedia Commons)

Share on FacebookShare on Twitter

Tempoyak adalah kuliner unik yang berasal dari fermentasi durian

Dari judulnya, Anda pasti bingung: ada durian dimasak dengan ikan? Yang benar saja! Tapi, itulah kenyataannya, dan itulah hebatnya Jambi. Durian, buah dengan aroma kuat, dipadukan dengan ikan, dan dari itulah, tercipta tempoyak. Bagi orang Sumatera, hal ini tidak mengagetkan. Buat kalian orang Jawa dan luar Sumatera, mungkin jadi hal baru.

Sederhananya, tempoyak ini adalah sebuah hidangan berupa ikan, di mana proses pembuatannya menggunakan buah durian. Durian ini difermentasi sedemikian rupa, lalu dimasak dengan ikan, sehingga lahirlah makanan ini. Kalau Anda ke datang ke Jambi, tempoyak lazim ditemukan di berbagai warung makan. Makanan satu ini juga lazim ditemui di acara-acara besar yang diadakan di Jambi.

Durian (Pixabay.com)

Tempoyak memiliki warna yang beragam. Jangan karena memikirkan durian berwarna kuning, maka tempoyak juga kuning. Faktanya tidak semua berwarna kuning. Ada yang berwarna oranye dan ada juga yang sedikit kehijauan. Tentu saja hal ini muncul dari sisi kreatif para pemasak tempoyak di Jambi.

Mungkin Anda bertanya-tanya kenapa harus menggunakan durian. Bukan karena bumbu masak lain langka, bukan pula karena iseng-iseng berhadiah atau hanya gabut lalu menggunakan durian. Menurut sejarah, di beberapa wilayah Pulau Sumatera, durian tumbuh dengan subur. Sehingga para masyarakatnya memutuskan untuk berinovasi dengan menjadikan durian sebagai makanan melalui cara fermentasi dan ikan yang diolah sehingga muncullah tempoyak.

Durian yang digunakan sebenarnya bebas, selama itu adalah durian yang matang. Cara masaknya seperti ini. Daging durian dipisahkan dari bijinya. Kemudian dimasukkan ke sebuah wadah dan difermentasikan. Tidak lupa pula tambahkan garam selama fermentasi berlangsung. Proses fermentasi durian umumnya sekitar seminggu.

Hasil fermentasi yang sudah selesai pun siap digunakan sebagai bumbu dasar untuk membuat tempoyak. Ikan yang akan dipakai pun bebas, namun yang paling sering ditemui adalah ikan patin, ikan mas, ikan nila, ikan mujair, dan ikan gabus. Mungkin kalau Anda ingin mencoba pakai ikan mas koki atau ikan buntal juga bisa, tapi risiko ditanggung sendiri ya.

Ikan patin (Shutterstock.com)

Lalu dimulailah proses memasak. Fermentasi durian dimasak bersama rempah-rempah lainnya seperti cengkeh, cabai, bawang, lengkuas, dan lain-lain. Kemudian siap untuk disantap bersama keluarga di rumah atau dijual. Cocok untuk dijadikan peluang bisnis untuk Anda yang passion-nya jualan.

Baca Juga:

Yang Membunuh UMKM Itu Bukan Indomaret atau Alfamart, Tapi Parkir Liar dan Pungli

4 UMKM Klaten yang Berhasil Go Digital, Ada yang Sukses Jualan sampai ke Luar Negeri!

Cita rasa yang paling dominan dari tempoyak adalah rasa asam dan diikuti dengan aroma yang sangat menyengat. Asalnya tentu saja dari buah durian itu sendiri. Karena itulah masyarakat menjadikan tempoyak sebagai lauk makan nasi sehari-hari. Jika dimakan langsung, maka kemungkinan akan menimbulkan rasa eneg karena asam dari ikan. Meskipun begitu, tetap diikuti dengan rasa gurih dari rempah-rempah lainnya. Tapi, kalau anda ingin coba makan langsung, ya silakan saja.

Namun, karena cita rasa ini pula, tidak semua orang menyukai tempoyak. Untuk orang-orang yang berasal dari luar Jambi mungkin nggak akan doyan dengan hidangan ini karena aromanya yang terlalu nge-jreng dan rasa asamnya. Jangankan orang luar, orang yang menyukai durian pun mungkin akan berpikir dua kali untuk melahap panganan satu ini. Sedikit saran, jika Anda baru pertama kali hendak makan tempoyak, sediakan segelas air atau sesuatu yang segar-segar di meja makan. Sebab, niscaya lidah anda akan kaget dan menjerit merasakan asam dan gurih dari makanan ini.

Sambal tempoyak (Mdsheth 1986 via Wikimedia Commons)

Berhubung sedang bulan puasa pula, tidak ada salahnya jika membuat tempoyak untuk lauk berbuka puasa. Sebab selain asam, makanan ini juga memberikan sedikit sensasi segar. Tapi, tentu saja lebih dominan ke asam gurih. Cocok bagi Anda yang ingin menyerang lidah yang seharian tidak tersentuh makanan.

Sesuai dari arti katanya, tempoyak adalah daging durian yang digarami dan dimasak, jadi, sebenarnya kuliner ini tak terbatas pada ikan saja. Ada juga resep tempoyak ayam. Tapi, yang di Jambi, yang lazim ditemui ya durian berkolaborasi dengan ikan.

Bagi kalian yang penasaran, bisa bikin sendiri, atau berkunjung ke Jambi untuk mencicipi kuliner ini. Lho, kok jauh-jauh ke Jambi segala? Ya gapapa, sekalian melancong. My trip, my adventure katanya.

Sumber gambar: Gunawan Kartapranata dan Mdshet1986 via Wikimedia Commons

Penulis: M. Guntur Rahardjo
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Sulitnya Menjadi Penyuka Durian Di Antara Mereka yang Tidak Menyukai Durian

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 16 April 2022 oleh

Tags: durianJambiLapak Terminaltempoyakumkm
M. Guntur Rahardjo

M. Guntur Rahardjo

Mahasiswa pendidikan yang ingin kaya.

ArtikelTerkait

Kukusan Bambu, Alat Masak Tradisional yang Kian Terpinggirkan

Kukusan Bambu, Alat Masak Tradisional yang Kian Terpinggirkan

14 April 2022
Soto Campur Nasi: Culture Shock Orang Jambi yang Hidup di Solo

Soto Campur Nasi: Culture Shock Orang Jambi yang Hidup di Solo

30 Agustus 2022
Salon Reidha Ponorogo, Salon Khusus Perempuan yang Bikin Bestie Nyaman Lepas Hijab

Salon Reidha Ponorogo, Salon Khusus Perempuan yang Bikin Bestie Nyaman Lepas Hijab

21 April 2022
5 Destinasi Wisata Jambi yang Sebaiknya Dikunjungi Terminal Mojok

5 Destinasi Wisata Jambi yang Sebaiknya Dikunjungi

10 Februari 2022
social distancing

Paradoks Social Distancing buat Pelaku UMKM yang Terpaksa Mecat Pekerjanya

26 Maret 2020
Bogor Barat, "Saudara Kembar" Bekasi, tapi Beda Nasib. Mendingan Bogor Barat lah, Jelas

Bogor Barat dan Bekasi, “Saudara Kembar” Beda Nasib, tapi Mendingan Bogor Barat lah, Jelas

23 November 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Hal-hal yang Harus Diketahui Calon Perantau sebelum Pindah ke Surabaya agar Tidak Terjebak Ekspektasi

Hal-hal yang Harus Diketahui Calon Perantau sebelum Pindah ke Surabaya agar Tidak Terjebak Ekspektasi

18 Desember 2025
Drama Puskesmas yang Membuat Pasien Curiga dan Trauma (Unsplash)

Pengalaman Saya Melihat Langsung Pasien yang Malah Curiga dan Trauma ketika Berobat ke Puskesmas

14 Desember 2025
Keluh Kesah Mobil Warna Hitam. Si Cakep yang Ternyata Ribet

Keluh Kesah Mobil Warna Hitam. Si Cakep yang Ternyata Ribet

19 Desember 2025
Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

17 Desember 2025
KA Ijen Expres, Kereta Premium Malang-Banyuwangi, Penyelamat Mahasiswa asal Tapal Kuda

KA Ijen Expres, Kereta Premium Malang-Banyuwangi, Penyelamat Mahasiswa asal Tapal Kuda

18 Desember 2025
Nestapa Perantau di Kota Malang, Tiap Hari Cemas karena Banjir yang Kian Ganas Mojok.co

Nestapa Perantau di Kota Malang, Tiap Hari Cemas karena Banjir yang Kian Ganas

13 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka
  • Memanah di Tengah Hujan, Ujian Atlet Panahan Menyiasati Alam dan Menaklukkan Gentar agar Anak Panah Terbidik di Sasaran
  • UGM Berikan Keringanan UKT bagi Mahasiswa Terdampak Banjir Sumatra, Juga Pemulihan Psikologis bagi Korban
  • Universitas di Indonesia Ada 4.000 Lebih tapi Cuma 5% Berorientasi Riset, Pengabdian Masyarakat Mandek di Laporan
  • Katanya Bagian Terberat bagi Bapak Baru saat Hadapi New Born adalah Jam Tidur Tak Teratur. Ternyata Sepele, Yang Berat Itu Rasa Tak Tega
  • Mempertaruhkan Nasib Sang Garuda di Sisa Hutan Purba

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.