Telaga Sarangan merupakan salah satu wisata hits di Magetan yang banyak dikunjungi oleh wisatawan baik dari dalam maupun luar daerah. Letaknya yang dekat dengan Tawangmangu menjadikannya salah satu objek wisata yang tak boleh dilewatkan. Tetapi karena letaknya yang dekat, beberapa wisatawan mungkin akan kebingungan dan bertanya-tanya. Apakah Telaga Sarangan masuk Kabupaten Karanganyar atau bukan.
Sebenarnya berada di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur ini membawa berkah tersendiri bagi Telaga Sarangan. Soalnya mudah dijangkau wisatawan dari kedua provinsi ini.
Tiket masuk Telaga Sarangan Magetan mahal, tak sebanding dengan fasilitas
Jika ingin masuk ke Telaga Sarangan Magetan, wisatawan harus merogoh kocek Rp20 ribu. Bagi sebagian orang, harga tiket tersebut cukup mahal dan kurang worth it karena wisatawan yang datang hanya disuguhi pemandangan telaga.
Harga tiket itu belum termasuk parkir motor atau mobil. Lalu jika ingin naik speedboat atau kuda, wisatawan juga harus keluar uang lagi. Selain itu, harga makanan dan minuman yang dijual di sekitar Telaga Sarangan yang mahal banyak dikeluhkan wisatawan.
Saya rasa pengelola harus mendengar dan memikirkan ulang keluhan-keluhan wisatawan ini. Solusi yang bijak harus diambil. Entah menurunkan harga tiket, atau harga tiket tetap sama tapi dengan tambahan fasilitas seperti sudah termasuk parkir, dsb. Yang jelas pengelola harus memikirkan soal harga tiket yang kurang ramah ini.
Penipuan penginapan berkedok hotel
Penipuan sering dialami wisatawan yang baru pertama kali datang ke Telaga Sarangan Magetan. Biasanya terjadi pada mereka yang memesan penginapan melalui aplikasi. Promosi dan tampilan foto begitu meyakinkan, tapi realitasnya tak sesuai yang diposting di aplikasi. Bukan hotel atau vila seperti yang ditawarkan, melainkan motel atau rumah yang sama sekali tak terawat.
Fasilitas penginapan yang tidak layak seperti bantal dan sprei dikeluhkan wisatawan karena jarang dicuci. Kamar mandi sempit dan tak ada water heater juga menjadi masalah. Alhasil bukan kesenangan yang didapat wisatawan, melainkan kekecewaan dan kapok balik lagi ke Sarangan.
Seharusnya demi menghindari hal tersebut, pengelola Telaga Sarangan Magetan bekerja sama dengan penginapan sekitar dan rutin melakukan pengecekan. Setidaknya demi meningkatkan standarisasi penginapan di sekitar telaga.
Oknum pedagang dan petugas kebersihan Telaga Sarangan Magetan tidak ramah kepada wisatawan
Tidak semua pedagang dan petugas kebersihan di setiap tempat wisata ramah kepada wisatawan. Tak terkecuali di Telaga Sarangan Magetan. Seperti yang sudah saya bilang di atas, beberapa hari ini jagat maya dihebohkan dengan video wisatawan yang dimarahi pedagang di sekitaran telaga.
Saya tahu, mungkin tak semua pedagang di Telaga Sarangan seperti itu. Namun kasus tersebut menunjukkan betapa minimnya etika pedagang yang tak bisa memaknai persaingan dalam dunia bisnis. Semua orang memang butuh uang tapi ya nggak gitu juga.
Pihak pengelola harus menindak oknum pedagang yang seperti itu. Jangan sampai wisatawan yang jadi korban. Bukan hiburan yang didapat malah stres saat ke Telaga Sarangan.
Bisnis kamar
Memang memiliki wisata alam yang bisa dijadikan objek wisata adalah berkah tersendiri bagi pemerintah daerah maupun masyarakat sekitar. Soalnya bisa meningkatkan pendapatan daerah maupun pendapatan pribadi.
Masalahnya, banyak yang kemudian melakukan “bisnis gelap”. Ada banyak penginapan kelas melati di sekitar Telaga Sarangan Magetan. Penginapan ini dimaksudkan bagi pasangan tak resmi yang ingin memadu kasih.
Seorang teman yang pergi ke Telaga Sarangan bercerita. Saat dia pergi ke sana bersama pacarnya, berkali-kali mereka dihadang orang yang menawarkan kamar. Sudah dibilang cuma mau main ke telaga, tapi tetap saja ditawari kamar. “Ayo, nginep sini aja, Om.”
Padahal kan nggak semua orang pacaran yang datang ke Telaga Sarangan mau ngamar. Ada juga yang beneran pengin refreshing melihat pemandangan alam. Pengelola penginapan juga seharusnya memperketat syarat orang-orang yang akan check-in, bukan malah melonggarkannya. Kalau begini kan jadi celah buat maksiat.
Buat pengelola Telaga Sarangan Magetan, semoga unek-unek yang saya tuliskan ini bisa menjadi pertimbangan untuk berbenah. Supaya wisatawan bisa nyaman liburan ke telaga ini. Kalau dipenuhi berbagai masalah, bukan tak mungkin wisatawan enggan datang, lho.
Penulis: Serena Natasha
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Telaga Sarangan Magetan Kerap Disalahpahami Berada di Karanganyar karena Beberapa Alasan.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.


















