Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Tangsel Dikepung Sampah, Aromanya Mencekik Warga, Pejabatnya ke Mana?

Wisnu Adi Pratama oleh Wisnu Adi Pratama
14 Desember 2025
A A
Tangsel Dikepung Sampah, Aromanya Mencekik Warga, Pejabatnya ke Mana?

Tangsel Dikepung Sampah, Aromanya Mencekik Warga, Pejabatnya ke Mana? (unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Seminggu terakhir ini jalanan Ciputat, Pamulang, serta Serpong memiliki problem yang sama, yaitu banyaknya sampah di pinggir jalan. Pemandangan tidak biasa ini mau tidak mau menjadi bagian dari keseharian masyarakat Tangsel dalam menjalankan aktivitas. Jelas ini bukan sebuah prestasi yang bisa dibanggakan, apalagi setelah makin banyak berseliweran di sosial media.

Di Ciputat, sampah-sampah berjejer di pembatas jalan, di bawah flyover, dan sudut-sudut pasar. Sudah tidak terlihat bak truk sampah yang biasanya terparkir di sekitar sana, sementara sampah yang dihasilkan tiap hari makin banyak serta mulai menggunung.

Tidak jauh dari Ciputat, kondisi di Pamulang Tangsel tidak jauh berbeda. Sampah-sampah mulai terlihat di pinggir jalan, bersandar pada pohon, atau ditutupi bekas banner promosi perumahan atau partai yang seolah membuatnya terlihat baik-baik saja, padahal sebenarnya tidak.

Di Serpong juga kondisi sampah tidak lebih baik. Banyak sampah berserakan di dekat pasar Serpong, di samping para pedagang, dan juga di trotoar jalan dengan kantong kresek berwarna merah atau hitam yang seharusnya berfungsi untuk pejalan kaki.

Ada apa sebenarnya di Tangsel?

Usut punya usut, masalah sampah ini disebabkan penutupan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Cipeucang. Tempat pembuangan sampah Cipeucang ini memang mulai beroperasi pada 2012, atau lebih dari sewindu usianya. TPA berdiri di atas lahan 2,4 hektare dan akan terus dikembangkan. Menurut Sekda Kota Tangerang Selatan, Dudung E Direja, TPA Cipeucang adalah langkah awal dalam penanganan persoalan sampah di Kota Tangerang Selatan.

Akan tetapi pada praktiknya, TPA ini malah menjadi tempat pembuangan akhir. Pemilihan, penentuan, dan persetujuan soal TPA Cipeucang ini juga menimbulkan pro kontra. Terlebih lokasinya berada tepat di pinggir Sungai Cisadane.

Pada tanggal 22 Mei 2020, TPA Cipeucang sempat memberikan “hadiah” kepada masyarakat Tangsel dengan jebolnya turap. Ternyata itu bukan kali pertama, sebelumnya turap juga pernah jebol pada 26 April 2019. Dengan jebolnya turap Cipeucang, sungai jadi tercemar sampah.

Ironisnya, air Sungai Cisadane merupakan air baku pengolahan air bersih Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tangerang Selatan. Jelas ini menimbulkan polusi karena air lindi meresap ke dalam tanah dan sumur-sumur sekitar yang membahayakan.

Baca Juga:

Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

Culture Shock Tinggal di Pamulang: Tradisi Bakar Sampah Tanpa Peduli Waktu

Selain itu, jebolnya turap Cipeucang juga menimbulkan polusi udara pada penciuman. Bau aroma sampah menembus batas wilayah. Aroma sampah TPA Cipeucang tercium sampai BSD (Bumi Serpong Damai), Cilenggang, dan sekitarnya.

Belum kelihatan jalan keluarnya

Dengan segala persoalan yang belum menemukan jalan keluar, dan melihat gunungan sampah yang mulai bergeser hingga ke permukiman, warga kampung Curug Serpong menuntut agar TPA Cipeucang ditutup. Sebab kondisi TPA yang dinilai overload merugikan masyarakat sekitar.

Di sisi lain, Dinas Lingkungan Hidup Pemerintah Kota Tangerang Selatan menilai penutupan total tidak bisa dilakukan secara instan karena menyangkut koordinasi lintas instansi dan juga anggaran. Sementara menurut Wakil Walikota Tangerang Selatan, Pilar Saga Ichsan, TPA Cipeucang di Serpong belum bisa ditutup meskipun banyak desakan warga atas penutupan TPA tersebut.

Maka dari itu pihaknya tengah melakukan perbaikan sementara. Di antaranya dengan melakukan penanganan air lindi, pembangunan terasering, penguatan tebing bronjong, serta peningkatan sistem Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).

Persoalan panjang Cipeucang ini bisa jadi adalah akumulasi dari pengerjaan dan kebijakan yang belum tepat. Tentu saja yang paling terkena dampak adalah warga.

Sementara sampai adanya jalan keluar, sampah-sampah di beberapa wilayah Tangsel akan semakin menumpuk dan menggunung. Dan warga harus bersiap dan dipaksa bersahabat dengan keadaan di wilayah ini.

Menjadi warga Tangsel bisa jadi jalan masuk ke surga dengan jalur sabar

Persoalan sampah di Tangerang Selatan hanyalah salah satu potret wajah kota yang menampakkan wajah aslinya. Wajah beberapa orang yang masih menggagas membakar sampah sebagai kebiasaan dan Pemerintah Daerah yang belum selesai dengan PR tentang sampah.

Selain sampah, persoalan kota pinggiran, terutama pinggiran Jakarta adalah kemacetan. Jalanan seperti Ciputat adalah potret lain yang belum terselesaikan hingga saat ini. Macet yang tak kenal waktu, dan tidak ada solusi sampai hari ini untuk mengatasinya.

Bisa jadi warga Tangsel yang kebanyakan melakukan mobilitas di Jakarta ini adalah mereka yang paling sabar. Jangan tanyakan tentang kesabaran pada pengendara yang setiap hari melewati flyover Ciputat serta depan kampus UIN Jakarta karena mereka paling paham.

Mengapa warga Tangsel menjadi warga paling sabar? Karena mereka sudah bersahabat dengan kemacetan di pinggiran, di antara perbatasan kota dan penghubung antara provinsi, dan kini ditambah aroma sampah sepanjang jalan. Bukankah itu sebuah ujian ketika keluar rumah dengan maksud untuk mencari nafkah?

Mau mengeluh, tetapi mau tak mau harus dijalani. Dan bisa jadi ini adalah jalan masuk surga dengan jalur sabar sebagai warga Tangsel.

Penulis: Wisnu Adi Pratama
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA 4 Keanehan yang Kamu Rasakan kalau Tinggal di Tangerang Selatan.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 14 Desember 2025 oleh

Tags: ciputatmasalah sampahpamulangSampahSerpongtangerang selatanTangsel
Wisnu Adi Pratama

Wisnu Adi Pratama

Seorang pemimpi di sore hari.

ArtikelTerkait

WTC Matahari Serpong, Mall Nyaman bagai Rumah yang Kini Mulai Usang

WTC Matahari Serpong, Mall Nyaman bagai Rumah yang Kini Mulai Usang

17 Januari 2024
Pemalang Kota IKHLAS, tapi Makanan Khas Pemalang Bikin Penikmatnya Nggak Ikhlas pamulang, malang

Panduan Membedakan Pemalang dengan Pamulang dan Malang, biar Kalian Nggak Salah Sebut Terus-terusan

15 Januari 2024
Pemerintah Tangerang Raya Sibuk Bangun Dinasti hingga Nggak Peduli Soal Sampah dan Polusi

Pemerintah Tangerang Raya Sibuk Bangun Dinasti hingga Nggak Peduli Soal Sampah dan Polusi

1 Juni 2024
Menebak Pikiran Orang yang Suka Buang Sampah Sembarangan

Pekerjaan Rumah Besar Soal Sampah: Negara Luar Malah Nambahin

23 Juni 2019
Culture Shock Tinggal di Pamulang: Tradisi Bakar Sampah Tanpa Peduli Waktu

Culture Shock Tinggal di Pamulang: Tradisi Bakar Sampah Tanpa Peduli Waktu

31 Juli 2025
Kalau Recycle Sampah Dirasa Berat, Mari Mulai dengan Reduce dan Reuse

Kalau Recycle Sampah Dirasa Berat, Mari Mulai dengan Reduce dan Reuse

11 November 2019
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Alasan Golden Theater Kediri Masih Bertahan dan Tetap Ada di Hati Masyarakat Kediri

Alasan Golden Theater Kediri Masih Bertahan dan Tetap Ada di Hati Masyarakat Kediri

8 Desember 2025
Tidak Ada Skripsi hingga Jarang Ketemu Dosen, Hal-hal yang Lumrah di Universitas Terbuka, tapi Nggak Wajar di Kampus Lain Mojok.co

Kuliah di Universitas Terbuka Mengajarkan Saya Fleksibel Tidak Berarti Mudah, tapi Akhirnya Saya Bisa Berdamai

9 Desember 2025
3 Alasan Berkendara di Jalanan Jombang Itu Menyebalkan

3 Alasan Berkendara di Jalanan Jombang Itu Menyebalkan

14 Desember 2025
motor Honda Stylo 160: Motor Matik Baru dari Honda tapi Sudah Disinisin karena Pakai Rangka eSAF, Bagusan Honda Giorno ISS Honda motor honda spacy

Honda Stylo: Rangkanya Dibilang “Bom Waktu”, tapi kok Masih Laris?

9 Desember 2025
Solo Gerus Mental, Sragen Memberi Ketenangan bagi Mahasiswa (Unsplash)

Pengalaman Saya Kuliah di Solo yang Bikin Bingung dan Menyiksa Mental “Anak Rantau” dari Sragen

13 Desember 2025
Membeli Bukunya Dosen Memang Menyebalkan, tapi Terkadang Memang Membantu kok

Membeli Bukunya Dosen Memang Menyebalkan, tapi Terkadang Memang Membantu kok

8 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Elang Jawa Terbang Bebas di Gunung Gede Pangrango, Tapi Masih Berada dalam Ancaman
  • Raja Dirgantara “Mengudara”, Dilepasliarkan di Gunung Gede Pangrango dan Dipantau GPS
  • Bola GPS Jadi Teknologi Mitigasi Sumbatan Air Penyebab Banjir di Simpang Lima Semarang
  • Putus Asa usai Ditolak Kerja Ratusan Kali, Sampai Dihina Saudara karena Hanya Jadi Sarjana Nganggur
  • Dalil Al-Qur’an-Hadis agar Tak Merusak Alam buat Gus Ulil, Menjaga Alam bukan Wahabi Lingkungan tapi Perintah Allah dan Rasulullah
  • Alumnus ITB Rela Tinggalkan Gaji Puluhan Juta di Jakarta demi Buka Lapangan Kerja dan Gaungkan Isu Lingkungan


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.