Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Tangisan Buruh Alfamart yang Dimaki Atasan Bukan Tangisan Manja, Justru Itu Tanda Bahaya yang Tak Boleh Kita Abaikan

Prabu Yudianto oleh Prabu Yudianto
13 Desember 2023
A A
Tangisan Buruh Alfamart yang Dimaki Atasan Bukan Tangisan Manja, Justru Itu Tanda Bahaya yang Tak Boleh Kita Abaikan

Tangisan Buruh Alfamart yang Dimaki Atasan Bukan Tangisan Manja, Justru Itu Tanda Bahaya yang Tak Boleh Kita Abaikan (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Air mata adalah bahasa hati paling nyata. Sayangnya, bahasa paling dalam ini sering dipandang sebagai simbol kelemahan. Seperti air mata buruh Alfamart yang muak dengan situasi kerjanya. Banyak yang mencibir bahkan merendahkan keluh kesah buruh tersebut. Manja, lemah, sampai pengecut terlontar pada pekerja yang menangis itu.

Tentu saja ini mengerikan, apalagi ketika yang mencibir adalah sesama kelas pekerja. Dude, come on.

Saya berdiri bersama buruh Alfamart tadi. Tangisan itu bukanlah tanda lemah dan sebagainya. Tangisan itu adalah tanda bahaya, peringatan bagi kita semua akan normalisasi ruang kerja yang beracun. Juga peringatan akan sulitnya seseorang menemukan pekerjaan yang memenuhi kebutuhan dan aspirasinya.

Terima kasih, TikTok!

Tangisan dan keluh kesah buruh Alfamart ini viral di media sosial TikTok. Dalam konten itu, buruh tadi menangis di pinggir jalan. Masih menggunakan helm dan masker, mungkin pulang kerja. Sejak awal video, suara sesenggukan mendominasi konten. Namun ia berusaha mencurahkan isi hatinya.

Buruh perempuan tersebut bercerita bagaimana beratnya untuk bertahan di tempat kerja. Tanggung jawab menghidupi ibunya menjadi alasan untuk menahan diri. Namun dia merasa tidak mampu dengan perilaku manajer yang kelewatan. Yang buruh Alfamart highlight adalah perkara manajer memaki-maki dirinya di depan pelanggan.

Video singkat ini sempat viral di berbagai media sosial. Ratusan atau mungkin ribuan netizen mengomentari konten ini. Namun sebelum saya berkomentar lebih jauh, saya harus berterima kasih pada TikTok. Di tengah gempuran konten goblok, media sosial ini masih bisa menjadi alat siar isu pekerja.

Saya yakin buruh Alfamart ini tidak sendiri. Konten ini mewakili keluh kesah dan tangisan buruh lain yang terhimpit ruang kerja toxic. Sialnya, masih banyak yang menormalisasi perkara ruang kerja toxic.

Normalisasi yang jadi sumber masalah pekerja

Banyak netizen yang memandang sinis curhatan dan tangisan buruh Alfamart ini. Mereka menilai si buruh terlalu lembek dan manja. “Namanya kerja ya wajar dong kalau dimaki,” komentar salah satu warganet di Twitter. Beberapa juga memandang sepele masalah si buruh. “Sabar ya neng, hidup emang tidak seindah drama korea,” komentar salah satu pengguna Reddit.

Baca Juga:

Yang Membunuh UMKM Itu Bukan Indomaret atau Alfamart, Tapi Parkir Liar dan Pungli

4 “Dosa” Indomaret dan Alfamart yang Bikin Kesal Pelanggan

Sekali lagi, kita harus menghadapi manusia-manusia ndlogok macam ini. Dan biasanya yang bicara demikian adalah sesama pekerja.

Apa yang disampaikan oleh buruh Alfamart itu tidak bisa disepelekan. Bahkan dengan berbagai pemakluman, dimaki atasan di depan umum jelas di luar tupoksi buruh tadi. Namun dengan semboyan “dunia ini keras,” kita menerima perilaku kurang ajar dan destruktif dari atasan. Bahkan memandang orang yang tidak kuat atau melawan budaya toxic ini sebagai lemah dan manja.

Teman-teman, inilah yang membuat isu pekerja masih di situ-situ saja. Sebab, sesama pekerja malah memaklumi masalah.

Harus kita akui, budaya toxic ini memang umum terjadi. Investor menuntut direksi untuk menghasilkan profit. Direksi menuntut manajerial untuk kinerja lebih efisien. Manajerial menekan para pekerja untuk mencapai tujuan dari atasan tadi. Maki-maki dan tindakan represif menjadi alat mudah mencapai tujuan ini.

Namun apakah ini hal yang pantas terjadi? Tentu tidak! Setiap pekerja, dari buruh sampai direksi, berhak mendapat ruang kerja yang aman dan sehat. Terutama untuk para tingkatan staff yang rentan tekanan dan serangan dari jajaran atas.

Isu seperti tangisan buruh Alfamart ini bukanlah hal normal. Dan tidak bisa dipandang normal dengan ujaran sok kuat. Namun harus jadi peringatan bahwa situasi ruang kerja masih menyisakan ancaman. Dan kita berhak mendorong munculnya model kerja baru yang efisien, aman, dan damai.

Makian untuk buruh Alfamart adalah makian untuk semua buruh

Lalu bagaimana kita bisa mewujudkan ruang kerja ideal tadi? Ada sih caranya, tapi sulit dan rumit. Jika sederhana, isu 8 jam kerja tidak harus menumbalkan 9 nyawa. Jika mudah, tidak ada proses bipartit dan tripartit setiap ada pelanggaran hak pekerja. Maka kita bisa mulai dari langkah paling dasar: solidaritas!

Langkah awal ini memang sederhana. Bisa kita mulai dari memandang tangisan buruh Alfamart ini. Dari konten tersebut, kita bisa melihat bahwa banyak orang tertekan di ruang kerja. Orang-orang itu yang butuh solidaritas kita. Mereka tidak butuh motivasi sok keras bahkan makian tambahan. Biarkan rasa dalam hati kita yang bicara sampai terucap, “Memang ada yang salah nih.”

Ingat, kita sama-sama pekerja. Makian untuk satu buruh adalah makian untuk semua. Satu buruh tidak sejahtera, maka semua buruh belum sejahtera. Tidak perlu bingung mencari ideologi dan teori sana sini, karena rasa itu ada di dalam hati kita.

Untuk mbak-mbak yang menangis karena atasan toxic, tetap tegakkan kepala. Mbak tidak sendiri kok. Dan percayalah, hari-hari esok adalah milik kita!

Penulis: Prabu Yudianto
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Kantong Plastik Berbayar, Bukti Alfamart Masih Setengah-setengah Melindungi Lingkungan

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 13 Desember 2023 oleh

Tags: alfamartBuruhisu pekerjarepresi
Prabu Yudianto

Prabu Yudianto

Penulis kelahiran Yogyakarta. Bekerja sebagai manajer marketing. Founder Academy of BUG. Co-Founder Kelas Menulis Bahagia. Fans PSIM dan West Ham United!

ArtikelTerkait

5 Alasan Alfamart dan Indomaret Tidak Ada di Sumatera Barat (Nur Cholis via Wikimedia Commons)

5 Alasan Alfamart dan Indomaret Tidak Ada di Sumatera Barat

10 Maret 2023
Alasan Saya Tak Mau Beli Korek di Alfamart

Alasan Saya Tak Mau Beli Korek di Alfamart

20 Februari 2023
Aturan Tidak Tertulis Belanja di Warung Madura yang Beda Jauh dengan Indomaret dan Alfamart Mojok.co

5 Kelakuan Pembeli yang Dibenci Penjaga Warung Madura

1 Juni 2025
4 Alasan Seseorang Menanyakan Pekerjaan Orang Lain Saat Ngumpul

Nasib Nelangsa Pekerja yang Tak Punya BPJS Ketenagakerjaan

6 Oktober 2020
SpongeBob SquarePants Adalah Buruh Idaman Pengusaha Culas

SpongeBob SquarePants Adalah Buruh Idaman Pengusaha Culas

21 Maret 2023
5 Peralatan Rumah Tangga yang Nggak Saya Sangka Dijual Alfamart

5 Barang yang Pemudik Wajib Beli Saat Mampir Alfamart  

25 Maret 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

18 Desember 2025
Drama Puskesmas yang Membuat Pasien Curiga dan Trauma (Unsplash)

Pengalaman Saya Melihat Langsung Pasien yang Malah Curiga dan Trauma ketika Berobat ke Puskesmas

14 Desember 2025
Lumajang Bikin Sinting. Slow Living? Malah Tambah Pusing (Unsplash)

Lumajang Sangat Tidak Cocok Jadi Tempat Slow Living: Niat Ngilangin Pusing dapatnya Malah Sinting

19 Desember 2025
Siluman Dapodik, Sebuah Upaya Curang agar Bisa Lolos PPG Guru Tertentu yang Muncul karena Sistem Pengawasan Lemah

Siluman Dapodik, Sebuah Upaya Curang agar Bisa Lolos PPG Guru Tertentu yang Muncul karena Sistem Pengawasan Lemah

16 Desember 2025
Motor Honda Win 100, Motor Klasik yang Cocok Digunakan Pemuda Jompo motor honda adv 160 honda supra x 125 honda blade 110

Jika Diibaratkan, Honda Win 100 adalah Anak Kedua Berzodiak Capricorn: Awalnya Diremehkan, tapi Kemudian jadi Andalan

20 Desember 2025
Bali, Surga Liburan yang Nggak Ideal bagi Sebagian Orang

Pengalaman Motoran Banyuwangi-Bali: Melatih Kesabaran dan Mental Melintasi Jalur yang Tiada Ujung  

19 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Nyaris Menyerah karena Tremor dan Jantung Lemah, Temukan Semangat Hidup dan Jadi Inspirasi berkat Panahan
  • Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang
  • Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas
  • UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar
  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi
  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.