Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Tancho Sempat Jadi Pomade Terbaik di Kecamatan Saya Tinggal

Riyanto oleh Riyanto
21 April 2021
A A
Share on FacebookShare on Twitter

Sebenarnya saya juga baru tahu kalau Tancho itu masuk kategori pomade. Dulu semasa SMP—awal perkenalan saya dengan Tancho—ya tak pikir semuanya minyak rambut. Saya dan teman-teman menyebutnya minyak rambut cair, minyak rambut gel, minyak rambut wax, dan hash mbuh lainnya. Udah, nggak usah dipikirin kenapa saya dan teman-teman sampai nyebut benda padat sebagai minyak.

Saya mengenal dunia perminyak rambutan—ya mohon maap kalo sampai sekarang masih nyebut minyak rambut—ketika kelas satu SMP. Waktu itu, ada anak bernama Johan yang ciri-cirinya mudah dikenali. Rambutnya njegrak sepanjang hari tanpa kenal lelah. Rambut njegrak pada masa itu hanya identik dengan anak-anak nakal, dan di kelas saya, Johan memang salah satu siswa paling ndablek.

Suatu ketika saat MOS, ada kakak kelas yang nanya rambut Johan diapain kok bisa njegrak tak kenal waktu itu, dan Johan sambil cengengesan bilang, “Pake Tancho!” dan itu adalah kali pertama saya mendengar nama Tancho.

Seiring berjalannya waktu, saya kok ya kepingin mengubah gaya rambut yang sedari dulu sisiran belah samping lempeng dan kalau sudah kena terik matahari bakal loyo pol-polan itu. Saya pengin tampil stylish dengan melakukan perombakan gaya rambut. Datanglah saya ke tukang cukur rambut Andika—salah satu tukang cukur paling top se-kecamatan Bagelen pada masanya. Di sana, rambut saya dicukur sasak. Whelah, pada masa itu potong sasak bagi anak laki-laki adalah potongan paling terhormat dan berpotensi menambah level ketampanan.

Sama Bang Andika, sang tukang cukur paling yahud itu, rambut saya dikasih Tancho untuk pertama kalinya. Rasanya merinding gimana gitu sewaktu rambut saya yang biasanya lempeng, kini ditata njegrak ke atas dan membuat kepala saya mirip landak lebih estetik. Itu adalah salah satu alasan kenapa Bang Andika adalah tukang cukur yang populer. Hanya di tempat cukurnya, kita bakal dikasih Tancho gratis. Nggak kayak tukang cukur lain yang hanya nyukur bras-bres dan kadang malah bikin rambut nggak karuan.

Dan benar saja, setelah memakai Tancho, rambut saya bisa njegrak sepanjang sisa hari. Saya nyepeda ke sana-sini, rambut diterjang angin mobat-mabit, tetapi tetap kembali ke posisi tegak menantang langit. Whelah, saya merasa menjadi anak laki-laki paling tampan se-kecamatan waktu itu. Tiap melewati rumah yang ada kacanya, saya pasti ngaca dulu sambil mesam-mesem. Pas ada mobil parkir, ya kudu ngaca dulu untuk memastikan rambut masih oke apa nggak. Dan berkat Tancho, rambut saya tampak selalu oke.

Lebih dahsyatnya lagi, sekalipun sudah mandi di sore harinya, efek Tancho masih terasa. Lengket-lengket gimana gitu di rambut, dan misal disisir njegrak lagi, bakal bertahan lumayan lama. Efek Tancho hanya akan hilang jika sudah keramas, dan pada masa saya SMP dulu, keramas tampak bagaikan mitos.

Di sekolah, berbekal sisa-sisa Tancho yang belum hilang efeknya, rambut saya bisa bersaing dengan rambut Johan. Ada penantang baru dalam urusan rambut njegrak. Itu artinya Johan harus mempersiapkan diri jika sewaktu-waktu sebutan “Si Rambut Njegrak dari Kelas A” berpindah ke saya. Pun, saya lebih pede buat mbribik Anita, si primadona pujaan hati semasa SMP dulu. Ya gimana nggak pede, secara rambut saya kan sudah sangat mendukung penampilan.

Baca Juga:

Susu Tunggal, Susu yang Bikin Nostalgia Masa Kecil Warga Blitar

Indomie Kuah Comfort Food Saat Musim Hujan, No Debat!

Sayangnya Johan tetap mendapatkan gelar “Si Njegrak dari Kelas A” ketika efek Tancho di rambut saya menghilang beberapa hari kemudian. Rambut saya kembali lempeng dan mawut-mawut jika sudah kena terik matahari. Johan menang punya stok Tancho, sementara stok saya hanya ada di Bang Andika beberapa waktu lalu saat saya potong rambut. Waduh, ini sungguh berbahaya. Gelar “Si Njegrak dari Kelas A” harus kembali saya perebutkan.

Saya mencoba mencari Tancho di warung-warung sekitar saya, sayangnya nggak ada yang jual. Mereka hanya jual Gatsby THC yang berbentuk krim putih itu. Sasetan pulak. Ya sudah, saya beli itu, berharap memiliki efek seperti Tancho.

Ketika saya pake sehabis mandi, whelaah… kok aromanya enak. Dan rambut juga bisa njegrak maksimal tiada banding. Ya sudah, berangkatlah saya dengan kepercayan diri yang paling paripurna ke sekolah. Efek yang diterima rambut saya sungguh berbeda dengan Tancho. Krim THC membuat rambut saya tampak basah dan kaku bukan main, sementara pas pake Tancho, efeknya hanya rambut tertata seperti ketika disisir, nggak bikin kinclong-kinclong dan keras.

Awalnya, saya mencoba menerima efek yang berbeda itu, sampai akhirnya petaka itu datang. Ketika hujan tiba dan saya sok asik hujan-hujanan, kok mendadak rambut saya berlumuran cairan putih gitu. Whelah, ternyata itu adalah efek pemakaian Gatsby THC yang baru saya ketahui. Kalau kena air, krimnya bakal mencair dan mengalir ke muka, ndlewer-ndlewer, berpotensi masuk mata, dan mengakibatkan perih yang luar biasa.

Oke, saya skip meneruskan pemakaian Gatsby THC sasetan itu. Pergi ke warung, saya menemukan varian lain yang ternyata lumayan populer di kalangan anak SMP. Itu adalah Gatsby WG, varian gel rambut yang aromanya sungguh melenakan. Saat dioleskan ke kepala, rasanya semriwing menyenangkan dan sungguh cocok jika dipakai di siang hari yang terik.

Ternyata, saya lumayan cocok dengan produk itu. Rambut saya bisa njegrak maksimal dan tampak senantiasa basah. Namun, ia tidak seperti varian THC, varian WG ini tidak bakal berubah mengerikan jika rambut kehujanan.

Saya melupakan sejenak perihal Tancho, dan setia dengan Gatsby WG yang mendadak begitu saya puja itu. Hampir setahun rambut saya selalu keren dan penuh gaya karena diolesi Gatsby WG.

Di sisi lain, Johan ternyata mengeluhkan efek samping Tancho setelah sekian lama memakainya. Dia mengaku rambutnya mulai beruban. Tidak bisa tidak, saya langsung ngakak kepingkel-pingkel. Untungnya saya belum sempat memakai Tancho secara rutin, jadinya aman dari efek samping yang entah benar atau salah itu.

Dan ternyata bukan hanya Johan yang mengeluhkannya. Teman saya, Aris, yang juga memiliki Tancho tetapi tidak mau membaginya dengan saya, pun tidak mau mengatakan di mana dia beli, setelah pemakaian beberapa minggu, juga mengalami hal sama seperti Johan. Rambutnya mulai beruban, lantas dia memilih stop memakai Tancho.

Seiring berjalannya waktu, Gatsby merilis varian WAX yang diiklankan dengan begitu keren. Kemasannya bunder dan tutupnya ada kertas melingkar yang bisa ditarik dan berubah menjadi semacam halaman. Ada petunjuk pemakaian dan cara menata rambut biar keren. Ya jelas saya ganti ke varian itu dan memilih style harajuku.

Maklum, waktu itu band J-Rock lagi keren-kerennya, dan hampir semua anak muda kepingin berpenampilan ala harajuku. Saya pakai, dan ternyata rasanya sungguh aneh. Rambut langsung kasar dan kaku. Rasanya kayak ngolesin nasi di rambut, dan aromanya bikin mual. Namun, efek ke rambut memang dahsyat. Gaya rambut harajuku maksa yang saya tata bisa bertahan seharian, sehingga sekali lagi, saya merasa menjadi manusia paling tampan di Kecamatan Bagelen.

Bagaimana dengan keinginan saya menggunakan Tancho? Halah, kandas dan tak berbekas seperti usaha saya mbribik Anita.

Sumber Gambar: YouTube Dicki Iqbal

BACA JUGA Sejarah Pomade: Pernah Tenggelam, Populer, Lalu Tenggelam Lagi dan tulisan Riyanto lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 21 April 2021 oleh

Tags: nostalgiapomadeTancho
Riyanto

Riyanto

Juru ketik di beberapa media. Orang yang susah tidur.

ArtikelTerkait

layangan

Nostalgia Bermain Layangan

27 Agustus 2019
PlayStation

Berterima Kasihlah Kepada PlayStation, Wahai Generasi 90an

26 Agustus 2019
Patrick Star adalah Korban Dibandingkan sama Anak Tetangga dalam Perspektif Taoisme terminal mojok.co

Belajar dari Patrick Walaupun Pengangguran Tapi Banyak Akal

13 Juli 2019
era kaset

Era Kaset: Era Dengan Pengalaman Terbaik Musisi dan Pendengarnya

29 Agustus 2019
Hal-hal yang Dirindukan dari Warung Makan Zaman Dulu terminal mojok

Hal-hal yang Dirindukan dari Warung Makan Zaman Dulu

5 Juni 2021
Merindukan Tini Wini Biti, Jajanan yang Jadi Primadona Saat Kecil terminal mojok.co

Merindukan Tini Wini Biti, Jajanan yang Jadi Primadona Saat Kecil

22 Juli 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

3 Alasan Soto Tegal Susah Disukai Pendatang

3 Alasan Soto Tegal Susah Disukai Pendatang

30 November 2025
Pengakuan Pengguna Tumbler Lion Star: Murah, Awet, dan Tidak Mengancam Masa Depan Karier Siapa pun

Pengakuan Pengguna Tumbler Lion Star: Murah, Awet, dan Tidak Mengancam Masa Depan Karier Siapa pun

29 November 2025
Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

3 Desember 2025
8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah (Unsplash)

8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah

3 Desember 2025
Korupsi Masa Aktif Kuota Data Internet 28 Hari Benar-benar Merugikan Pelanggan, Provider Segera Tobat!

Korupsi Masa Aktif Kuota Data Internet 28 Hari Benar-benar Merugikan Pelanggan, Provider Segera Tobat!

3 Desember 2025
4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop Mojok.co

4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop

4 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana
  • Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.