Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Tamansari, Tempat Paling Romantis di Jogja: Setiap Sudutnya Adalah Perwujudan Cinta

Prabu Yudianto oleh Prabu Yudianto
25 Juni 2023
A A
Tamansari, Tempat Paling Romantis di Jogja: Setiap Sudutnya Adalah Perwujudan Cinta

Berfoto di Tamansari Yogyakarta (Unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

“Kalau rumah-rumah ini digusur semua, pasti jadi kelihatan bagus,” ujar seorang wisatawan lokal yang lewat depan rumah eyang saya. Yang dia maksud kelihatan bagus adalah kompleks Tamansari Jogja, tempat rumah lawas ini berdiri. Saya lupa kapan persisnya, seingat saya kejadian ini saat pertengahan pandemi, saat Tamansari dibuka lagi untuk wisatawan.

Seketika saya hampir muntab dan ingin tanya, “KTP ndi su?!” Tapi saya jadi maklum, karena wisatawan lokal tadi terlalu sibuk mengambil foto. Tanpa meluangkan waktu sejenak untuk merasakan Tamansari yang sejati. Merayakan seni, cinta, dan manusia di dalamnya. Menikmati hipnotis romantis Jogja yang membuat banyak pujangga seperti Joko Pinurbo jatuh hati.

Sebentar. Kok bisa saya tidak memaki-maki Jogja ketika bicara Tamansari? Ya karena Tamansari memang secantik itu. Bahkan bisa meluluhkan hati yang paling keras sekalipun. Namun tidak semua orang bisa merasakan indahnya Tamansari. Misalnya wisatawan yang hampir saya maki tadi. Jadi mari saya antar Anda menuju sisa-sisa romantisnya Jogja yang tidak tercemar romantisasi semu.

Tamansari, portal dunia lain

Kampung Tamansari memang berada di tengah kota Jogja, tepatnya di sisi barat daya Kraton Yogyakarta. Namun ketika Anda masuk ke dalam kampung ini, Anda akan merasa tersedot masuk portal magis. Dan dilempar ke tengah galeri seni yang tidak mencerminkan Jogja hari ini: Jogja yang semrawut dan memuakkan.

Bagi saya, Tamansari adalah kapsul waktu. Merekam Jogja yang sejati: ngangeni, romantis, dan syahdu. Menyisakan hal nyeni yang lahir bukan dari proyek, tapi kecintaan masyarakatnya pada seni (juga demi mencari nafkah sih). Ketika Malioboro kini kehilangan marwah seninya, Tamansari masih bertahan. Ketika pameran kini bertiket mahal, Tamansari menyisakan pameran seni gratis.

Kapsul waktu ini membuat Tamansari seperti dunia lain. Hampir tak tersentuh oleh “kemajuan” Jogja dan eksploitasi pariwisata. Sepadat-padatnya Tamansari, namun semrawut yang dihasilkan tetap indah dirasakan. Bahkan ketika tiket wisata dan fee tour guide kompleks Tamansari  mulai mahal, Anda tetap bisa merasakan romantisnya secara gratis.

Setiap sudutnya adalah bohemian

Saya tidak akan bisa bicara tentang Tamansari Jogja tanpa menyebut satu hal: bohemian. Karena memang inilah Tamansari yang sejati. Tempat di mana manusianya menghirup harum cinta, dan menghembuskan karya. Sebuah kampung yang cukup padat, tapi dipenuhi seni.

Tidak akan sulit melihat orang-orang nyeni dan gondrong di Tamansari. Mereka duduk di depan rumah, atau di teras sanggar. Bercengkrama sambil bermain gitar. Jika beruntung, Anda akan mendengar gigs dadakan di salah satu lorong bawah tanah. Gua buatan itu memberikan efek akustik indah yang membuat para musisi tidak butuh sound system.

Baca Juga:

Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

Tapi Anda tidak harus menuju lorong yang disebut urung-urung itu untuk menikmati musik. Kadang Anda akan menemukan gigs lain di rumah-rumah warga. Jika telinga Anda tidak dimanjakan musik, mata yang dimanjakan seni dalam bentuk lain. Baik mural, batik lukis, dan sebagainya.

Perpaduan kemegahan dan kesederhanaan

Tapi pentas seni tadi belum cukup untuk menyempurnakan cantiknya Tamansari, karena kampung ini memadukan dua hal yang tidak dimiliki daerah lain. Seni rakyat yang tadi saya singgung, dan reruntuhan villa megah warisan Sri Sultan HB II. Bukan hanya reruntuhan kecil, tapi kompleks raksasa yang memang dibangun demi keindahan.

Bekas taman bunga istana air ini seperti kanvas. Dengan kanal, pemandian, gapura, dan istana yang luar biasa gagah. Bahkan setelah diobrak-abrik dua gempa besar, reruntuhan ini tetap menyisakan keindahan. Dan manusia yang tinggal dan berkaya di dalamnya bagaikan kuas. Menorehkan warna indah dalam kehidupan kampung yang berada di pusat kota Jogja.

Mari saya gambarkan bagaimana indahnya Tamansari waktu kecil. Ketika pulang sekolah, saya melewati gang yang penuh aroma lilin batik. Beberapa pembatik sedang menorehkan lilin itu dengan canting. Sisanya mewarnai dan merebus kain batik itu. Di beberapa rumah, ada muda mudi yang melukis dengan cat minyak atau akrilik. Sore sedikit, saya mendengar dentingan gitar akustik. Kadang juga terompet dan saxophone.

Keindahan itu tidak banyak berubah setelah saya berkepala tiga. Kecuali perkara aroma lilin batik yang kini mulai pudar. Namun tempat ini tetap nyeni dengan evolusi seni dari batik lukis jadi kaos lukis. Inilah kapsul waktu yang saya bicarakan di awal.

Sisa bangunan Istana Air sendiri juga romantis. Berpadu dengan perkampungan, relung dan dinding tuanya bercerita sebuah keindahan. Beberapa situs yang masih utuh seperti pemandian kelewat cantik sampai jadi rebutan banyak calon pengantin untuk foto prewedding. Meskipun tidak semegah dan seindah saat masih sempurna, Tamansari tetap memancarkan kecantikan masa lampaunya.

Bayangkan menemukan dua kecantikan ini sekali jalan. Menyisir sisa kemegahan istana di tengah danau, dan menembus perkampungan seniman dalam sekali jalan. Anda tidak akan menemukan ini di belahan Jogja yang lain. Mungkin Anda harus rela pergi ke Roma atau Paris untuk merasakan nuansa yang mirip. Hanya mirip, karena Tamansari tetap berbeda dan istimewa.

Tamansari, romantis yang paripurna

Bayangkan keindahan yang sudah saya ceritakan tadi Anda rasakan dengan kekasih. Tentu akan mejdai pengalaman yang terlalu indah bagi setiap insan. Percayalah, tidak ada yang lebih puitis selain menikmati senja di kompleks Tamansari bersama orang yang dicinta.

Setelah seharian Anda menikmati kota Jogja, sempatkan untuk datang ke Tamansari waktu senja. Memandang matahari terbenam dari puncak istana air. Dan merapalkan mantra cinta di tengah kampung yang nyeni ini. Bilang “I love you” di antara dinding megah bersejarah dan para seniman yang berkarya.

Percayalah, ini lebih indah daripada selfie bareng kekasih di ornamen bunga-bunga bentuk love ala tempat wisata lain. Saya berani rekomendasikan ini karena saya pernah melakukannya.

Inilah romantisnya Jogja yang sebenarnya. Meskipun nanti bisa saja Anda akan patah hati, sejenak Anda akan merasa seperti pujangga cinta. Meskipun kampung Tamansari akan digusur, Anda bisa sejenak mencuri cinta yang tersisa di Jogja.

Sial, saya tidak bisa berpaling dari Tamansari! Ya penguasa Jogja, izinkan saya jatuh cinta sekali lagi pada kampung seni ini. Sebentar saja, sampai saya mati!

Penulis: Prabu Yudianto
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Wedang Bajigur Tamansari, Langganan SBY, Olahan Pensiunan Guru

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 25 Juni 2023 oleh

Tags: Jogjaromantistamansari
Prabu Yudianto

Prabu Yudianto

Penulis kelahiran Yogyakarta. Bekerja sebagai manajer marketing. Founder Academy of BUG. Co-Founder Kelas Menulis Bahagia. Fans PSIM dan West Ham United!

ArtikelTerkait

Jogja Makin Bebas, Mahasiswa Baru Muslim Lebih Baik Tinggal di Pondok daripada Ngekos Mojok.co

Jogja Makin Bebas, Mahasiswa Baru Muslim Lebih Baik Tinggal di Pondok daripada Ngekos

1 Juni 2025
4 Hal yang Wajar di Wonosobo, tapi Nggak Lumrah di Jogja Mojok.co

4 Hal yang Wajar di Wonosobo, tapi Nggak Lumrah di Jogja

9 September 2024
Kota Lama Banyumas Disulap Mirip Malioboro Jogja, tapi Malah Bernasib Sial Mojok.co

Kota Lama Banyumas Disulap Mirip Malioboro Jogja, tapi Malah Bernasib Sial

4 April 2024
kos jogja

Lika-Liku Anak Kos Jogja (1)

13 Juli 2019
ha milik tanah klitih tingkat kemiskinan jogja klitih warga jogja lagu tentang jogja sesuatu di jogja yogyakarta kla project nostalgia perusak jogja terminal mojok

Terminal Mojok Mengubah Pandangan Saya tentang Jogja

28 November 2020
Jalan Kaliurang Jogja: Udah Makin Macet, Lubangnya Berlipat Ganda, Bikin Susah Pengendara Motor!

Jalan Kaliurang Jogja: Udah Makin Macet, Lubangnya Berlipat Ganda, Bikin Susah Pengendara Motor!

25 Februari 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

17 Desember 2025
Pertama Kali Mencicipi Swike: Makanan Berbahan Dasar Kodok yang Terlihat Menjijikan, tapi Bikin Ketagihan Mojok.co

Pertama Kali Mencicipi Swike: Makanan Berbahan Dasar Kodok yang Terlihat Menjijikan, tapi Bikin Ketagihan 

23 Desember 2025
Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

18 Desember 2025
Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

17 Desember 2025
Gak Daftar, Saldo Dipotong, Tiba-tiba Jadi Nasabah BRI Life Stres! (Unsplash)

Kaget dan Stres ketika Tiba-tiba Jadi Nasabah BRI Life, Padahal Saya Nggak Pernah Mendaftar

21 Desember 2025
Bali, Surga Liburan yang Nggak Ideal bagi Sebagian Orang

Pengalaman Motoran Banyuwangi-Bali: Melatih Kesabaran dan Mental Melintasi Jalur yang Tiada Ujung  

19 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Melacak Gerak Sayap Predator Terlangka di Jawa Lewat Genggaman Ponsel
  • Regenerasi Atlet Panahan Terancam Mandek di Ajang Internasional, Legenda “3 Srikandi” Yakin Masih Ada Harapan
  • Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah
  • 10 Perempuan Inspiratif Semarang yang Beri Kontribusi dan Dampak Nyata, Generasi ke-4 Sido Muncul hingga Penari Tradisional Tertua
  • Kolaboraya Bukan Sekadar Kenduri: Ia Pandora, Lentera, dan Pesan Krusial Warga Sipil Tanpa Ndakik-ndakik
  • Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.