Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Taman Tobong Gamping Gunungkidul: Taman Kota Mirip Malioboro yang Kurang Cocok buat Nongkrong

Jevi Adhi Nugraha oleh Jevi Adhi Nugraha
25 Juli 2023
A A
Surat Terbuka untuk Bupati Gunungkidul yang Lagi Sibuk Bikin Taman Kota

Gapura memasuki wilayah Gunungkidul (abid99/Shutterstock.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Lampu banyak yang mati

Alasan lain yang bikin Maliotobong kurang cocok buat nongkrong selanjutnya adalah perkara lampu pinggir jalan. Beberapa kali saya melewati kawasan ini pada malam hari, lampu-lampu pinggir jalan kadang banyak yang mati.

Awalnya saya mengira kalau itu hanya terjadi pada malam itu saja. Tapi, ternyata lampu di kawasan Tobong Gamping, khususnya di sisi selatan, memang sudah mati berbulan-bulan. Yah, niatnya mungkin memang bukan untuk menerangi para pejalan, tapi buat gagah-gagahan saja.

Kita tahu, lampu bulat adalah salah satu ciri khas dan ikon Malioboro. Tanpa lampu pinggir jalan itu, kesan romantis jelas nggak ada dong. Ya, siapa juga yang mau nongkrong di tempat gelap. Bukannya dapat suasana romantis, malah kayak mau uji nyali. Horor sekali.

Tapi, saya masih tetap optimis. Barangkali justru itu esensi dari taman kota Tobong Gamping. Landmark ini sejatinya nggak hanya jadi simbol eksploitasi alam saja, tapi juga menunjukkan bahwa di Gunungkidul memang masih banyak jeglongan sewu dan minim penerangan. Sungguh landmark yang mewakili keresahan semua warga yang tinggal di pelosok desa!

Maliotobong Gunungkidul, potret taman kota yang gagal jadi Malioboro

Banyak orang mengunjungi Malioboro karena memiliki nilai historis. Selain jadi bagian dari sumbu filosofi, dulu Malioboro juga jadi saksi lahirnya seniman-seniman besar Jogja. Terlebih lokasi Malioboro sangat strategis. Dekat Kraton Jogja, Benteng Vredeburg, dan tempat bersejarah lainnya. Jadi ya wajar kalau sampai sekarang masih diminati para wisatawan.

Kondisi tersebut tentu berbeda dengan Gunungkidul. Berhubung di sekitar Maliotobong nggak ada tempat bersejarah seperti Benteng Vredeburg, sepertinya wisatawan kurang tertarik bersantai di tempat ini. Misal saya jadi wisatawan juga ogah duduk di kawasan ini. Mending langsung ke pabrik originalnya saja, Malioboro, yang sudah jelas lebih cocok buat cuci mata dan bersantai dengan sanak-saudara.

Lagian ngapain sih dulu repot-repot taman kayak Malioboro segala. Orang datang ke Gunungkidul itu kan pengin refreshing ke tempat wisata alam, seperti pantai, gua, dan air terjun. Jadi, kalau cuma disuguhi taman kota tanpa nilai historis yang menghabiskan anggaran ratusan juta itu, saya rasa wisatawan kurang tertarik.

Lha terus sebaiknya gimana? Emang salah gitu Gunungkidul bikin taman kota?

Nggak, saya nggak menyalahkan. Wong ya sekarang teman itu sudah jadi. Mau ngomong berbusa-busa kalau proyek itu cuma menghambur-hamburkan uang, tetap nggak akan mengubah keadaan. Mau bicara kalau jalan-jalan di Gunungkidul sebenarnya lebih cocok ditanami pohon resan saja, toh itu nggak guna. Mereka lebih suka tiru-tiru daripada menjadi diri sendiri. Sudahlah.

Baca Juga:

Kasihan Solo, Selalu Dibandingkan dengan Jogja, padahal Perbandingannya Kerap Tidak Adil!

Drini Park, Tempat Wisata Viral di Gunungkidul yang Cukup Dikunjungi Sekali Saja

Mumpung mau musim Pemilu, tak kasih saran gratis Pak, Bu, para pejabat di Gunungkidul. Besok-besok kalau bikin sesuatu itu mbok sing sembada. Berani bikin taman kota, ya, kudu berani memperbaiki jalan-jalan rusak dong, Pak. Lihat saja itu di sepanjang jalan menuju pantai selatan, masih banyak jalan gronjal dan minim penerangan lho.

Lagian buat apa bikin taman megah di tengah kota tapi masih banyak ditemukan jembatan putus dan jalan gronjal? Bukannya lebih baik mengutamakan masalah yang subtil dulu daripada bikin taman yang kering esensi dan makna?

Percayalah, masyarakat itu lebih butuh hal-hal konkret daripada sekedar memoles wajah kota yang kering esensi dan makna itu. Yah, kecuali kalau ada agenda lain di balik proyek-proyek tiruan itu, saya angkat tangan. Itu urusan penjenengan dan Gusti Allah.

Penulis: Jevi Adhi Nugraha
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Surat Terbuka untuk Bupati Gunungkidul yang Lagi Sibuk Bikin Taman Kota

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Halaman 2 dari 2
Prev12

Terakhir diperbarui pada 25 Juli 2023 oleh

Tags: Gunungkiduljalan rusaktaman kotataman tobong gamping
Jevi Adhi Nugraha

Jevi Adhi Nugraha

Lulusan S1 Ilmu Kesejahteraan Sosial UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang berdomisili di Gunungkidul.

ArtikelTerkait

Wayang Beber: Wayang Tertua di Indonesia yang Kian Terpinggirkan

Wayang Beber: Wayang Tertua di Indonesia yang Kian Terpinggirkan

16 Februari 2022
Jalan Kaligawe, Pusatnya Jalanan Rusak dan Banjir di Semarang

Jalan Kaligawe Semarang, Pusatnya Jalanan Rusak dan Banjir yang Bikin Rakyat Sengsara

25 Januari 2024
Taman Apsari Surabaya Jadi Korban Saat Pesta Rakyat karena Ketidakbecusan Pemprov Jatim

Taman Apsari Surabaya Jadi Korban Saat Pesta Rakyat karena Ketidakbecusan Pemprov Jatim

25 Agustus 2025
Pasar Ekologis Argowijil, Tempat Favorit Warga Gunungkidul Berburu Takjil Terminal Mojok

Pasar Ekologis Argowijil, Tempat Favorit Warga Gunungkidul Berburu Takjil

12 April 2022
pemuda kasmaran spare parts motor jadul lubang jalanan mojok

5 Bagian Motor yang Harus Dicek Setelah Menghajar Lubang Jalanan

29 September 2020
Seni Membedakan 3 Zona di Gunungkidul biar Nggak Nyinyir Gersang Melulu

Seni Membedakan 3 Zona di Gunungkidul biar Nggak Nyinyir Gersang Melulu

27 April 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Dosen yang Cancel Kelas Dadakan Itu Sungguh Kekanak-kanakan dan Harus Segera Bertobat!

Dosen yang Cancel Kelas Dadakan Itu Sungguh Kekanak-kanakan dan Harus Segera Bertobat!

3 Desember 2025
4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop Mojok.co

4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop

4 Desember 2025
3 Sisi Lain Grobogan yang Nggak Banyak Orang Tahu

3 Sisi Lain Grobogan yang Nggak Banyak Orang Tahu

4 Desember 2025
Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

2 Desember 2025
Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

1 Desember 2025
7 Fakta Surabaya yang Bikin Kota Lain Cuma Bisa Gigit Jari

7 Fakta Surabaya yang Bikin Kota Lain Cuma Bisa Gigit Jari

30 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.