Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Taman Pelangi Jogja: Destinasi Wisata yang Dulu Memesona, Kini Biasa Saja

Noor Annisa Falachul Firdausi oleh Noor Annisa Falachul Firdausi
29 Juli 2024
A A
Taman Pelangi Jogja: Destinasi Wisata yang Dulu Memesona, Kini Biasa Saja

Taman Pelangi Jogja: Destinasi Wisata yang Dulu Memesona, Kini Biasa Saja (unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Sekitar satu dekade yang lalu, warga Jogja dan sekitarnya dibuat demam oleh kehadiran tempat wisata baru. Lokasinya sangat dekat dengan titik penghubung antara Jogja dengan daerah-daerah lain, yaitu Terminal Jombor. Selain itu, ia juga berada tepat di depan museum kenamaan Monumen Jogja Kembali (Monjali). Ia adalah Taman Pelangi Jogja.

Taman Pelangi Jogja menyajikan wisata lampion berwarna-warni yang dibuka khusus di malam hari. Lampion-lampion yang dipajang di sini dulunya cantik dan memukau. Setiap malam, seluruh halaman depan Monjali dibuat memesona dengan hiasan lampion berbentuk istana, gunung, bunga, binatang, dan kendaraan yang ditambah dengan lampu-lampu cantik. Sembari menikmati kelap-kelip lampu dan lampu, pengunjung bisa mencoba berbagai wahana permainan, seperti kereta mini, bianglala, mandi bola, hingga game arcade.

Pada masa itu, Taman Pelangi Jogja menjadi validator hits atau nggaknya warga Jogja. Pernah mampir ke sana artinya kita up-to-date dengan tren. Maka nggak heran kalau pada waktu itu beranda media sosial dipenuhi oleh foto-foto teman atau kenalan yang mengunjungi taman ini.

Nasibnya kini

Beberapa tahun telah berlalu sejak viralnya Taman Pelangi Jogja. Sebenarnya, saya tiap hari lewat di depannya untuk berangkat dan pulang kerja. Tapi karena saya biasa lewat pada pagi dan sore hari, belum ada aktivitas wisata di sana. Dan tentu saja, belum ada lampion dan lampu yang dinyalakan.

Baru pada bulan Juni lalu saya berkesempatan mengunjungi lagi Taman Pelangi Jogja bersama bapak dan keponakan saya. Sebelum masuk area parkir kendaraan, kami ditarik retribusi tiket masuk Rp15 ribu per orang.

Saat kami tiba, nggak ada pengunjung lain selain kami bertiga. Tapi ketika sudah mulai berjalan-jalan di kompleks taman, barulah ada tiga pengunjung lain yang ikut berkeliling.

Jujur saja saya terkejut dengan kondisi Taman Pelangi Jogja yang sekarang. Ia berbeda 180 derajat dengan citra dan pencapaian di masa gemilangnya dulu. Taman yang dulu mampu menarik atensi wisatawan, menjadi simbol trendy seseorang, bahkan ketenaran dan kecantikannya dianggap menyamai Batu Night Spectacular (BNS), kini sudah berubah.

Nggak ada lagi Taman Pelangi Jogja yang warna-warni lampunya menerangi malam. Walaupun ada lampion di sana-sini, sekeliling saya sangat gelap yang membuat saya meragukan bahwa saya sedang ada di Taman Pelangi Jogja. Mana bisa taman yang dulu kerlap-kerlip jadi menguji adrenalin seperti ini? Padahal seingat saya dulu hampir seluruh halaman depan Monjali ini terang dan cantik. Kenapa bisa berubah jadi begini?

Baca Juga:

Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

Semua ada waktunya, begitu juga untuk Taman Pelangi Jogja

Pulang dari Taman Pelangi Jogja, keponakan saya menjawab bahwa dia senang bermain di sana ketika saya tanyai. Walaupun ketika berjalan mengelilingi taman, dia sempat takut karena lingkungan yang sangat gelap.

Koleksi lampion di sana pun nggak sebanyak dulu. Dulu lampion-lampionnya sangatlah megah dan menawan. Sekarang terkesan pengelolanya hanya menghadirkan lampion yang masih terlihat layak. Walaupun begitu, jika dilihat dengan saksama, ada sebagian lampion yang sudah sobek dan kusam. Beberapa lampion pun lampunya sudah redup bahkan mati.

Sangat disayangkan juga wahana permainan yang dulu melengkapi Taman Pelangi Jogja sudah nggak beroperasi. Saat saya mampir, tinggal tersisa permainan mandi bola dan beberapa games archade. Selebihnya, seperti kereta mini, bianglala, dan sebagian besar archade lainnya sudah nggak jalan.

Saya menduga ada penyebab multifaktor yang menyebabkan perubahan di taman ini. Pada era puncak ketenarannya, memang betul bahwa banyak warga Jogja bahkan luar daerah mengunjungi Taman Pelangi Jogja. Tapi kunjungan mereka sebatas foto-foto dan mengunggah ke medsos, tapi mereka nggak mampir lagi untuk kedua kalinya. Istilahnya, pada waktu itu orang-orang cuma FOMO. Ada juga yang datang cuma untuk menuntaskan rasa penasaran, lalu nggak kembali lagi.

Fasilitas yang nggak bertambah kualitas maupun kuantitasnya pun berkontribusi pada makin sepinya tempat wisata ini. Sebelumnya taman ini pernah membuat atraksi tambahan, seperti dancing fountain, dan menambah wahana becak gowes. Akan tetapi, sekarang sudah nggak ada lagi atraksi seperti itu.

Banyak kompetitor

Jogja sebagai kota tujuan wisata pun punya banyak sekali tempat wisata yang menjadi kompetitor Taman Pelangi Jogja. Belum selesai masalah bersaing dengan kompetitor, tempat wisata ini juga harus menghadapi menurunnya kunjungan saat pandemi.

Akun Instagram resmi taman ini pun sudah nggak aktif. Jejak postingan terakhir mereka ada pada Mei 2022. Nggak aktifnya akun media sosial membuat tempat wisata satu ini makin terseok-seok karena nggak ada promosi dan pemasaran ke masyarakat.

Taman Pelangi Jogja pernah menjadi destinasi wisata yang wajib dikunjungi, terutama oleh muda-mudi karena belum pernah ada tempat wisata semacam ini di Jogja. Ia sempat mencicipi masa keemasannya. Akan sangat disayangkan kalau akhirnya Taman Pelangi Jogja kalah saing dan ditinggalkan oleh warga Jogja.

Penulis: Noor Annisa Falachul Firdausi
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA 4 Tempat Wisata yang Sering Dikira Berada di Jogja, padahal Bukan. Jelas Candi Borobudur adalah Salah Satunya!

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 29 Juli 2024 oleh

Tags: Jogjamonjalitaman pelangi jogjatempat wisata jogjawisata jogja
Noor Annisa Falachul Firdausi

Noor Annisa Falachul Firdausi

Alumnus UGM asal Yogyakarta yang lagi belajar S2 Sosiologi di Turki

ArtikelTerkait

memborong rumah perumahan banguntapan mojok

Seperti Angkringan di Jogja, Mari Romantisasi Perumahan di Banguntapan

19 Agustus 2020
5 Fakta Unik Terkait Kampus STPMD "APMD" Jogja, Kampusnya Calon Pejabat

5 Fakta Unik Terkait Kampus STPMD “APMD” Jogja, Kampusnya Calon Pejabat

10 September 2023
Membayangkan Sewon Bantul Tanpa ISI Jogja, Cuma Jadi Daerah Antah-berantah Mojok.co

Membayangkan Sewon Bantul Tanpa ISI Jogja, Cuma Jadi Daerah Antah-berantah

19 Mei 2025
Ramai Mall Jogja Sekarat, Tempat Belanja yang Pernah Jadi Primadona Itu Kini Ditinggalkan Warga Mojok.co

Ramai Mall Jogja, Tempat Belanja yang Pernah Jadi Primadona

12 Juli 2024
Batas Usia Kerja Bunuh Masa Depan Pencari Kerja Usia 30 Tahun! (Unsplash)

Batas Usia Kerja Nyata Menyiksa Pencari Kerja dengan Usia di Atas 30 Tahun Seperti yang Saya Rasakan

19 Agustus 2024
Kapok Naik Trans Jogja Setelah Satu Kali Mencobanya MOJOK.CO

Kapok Naik Trans Jogja Setelah Satu Kali Mencobanya

14 Agustus 2020
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Air Terjun Tumpak Sewu Lumajang, Tempat Terbaik bagi Saya Menghilangkan Kesedihan

4 Aturan Tak Tertulis agar Liburan di Lumajang Menjadi Bahagia

17 Desember 2025
Motor Honda Win 100, Motor Klasik yang Cocok Digunakan Pemuda Jompo motor honda adv 160 honda supra x 125 honda blade 110

Jika Diibaratkan, Honda Win 100 adalah Anak Kedua Berzodiak Capricorn: Awalnya Diremehkan, tapi Kemudian jadi Andalan

20 Desember 2025
Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

20 Desember 2025
Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

20 Desember 2025
UNU Purwokerto, Kampus Swasta yang Sudah Berdiri Lumayan Lama, tapi Masih Nggak Terkenal

UNU Purwokerto, Kampus Swasta yang Sudah Berdiri Lumayan Lama, tapi Masih Nggak Terkenal

15 Desember 2025
Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

19 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Slipknot hingga Metallica Menemani Latihan Memanah hingga Menyabet Medali Emas Panahan
  • Nyaris Menyerah karena Tremor dan Jantung Lemah, Temukan Semangat Hidup dan Jadi Inspirasi berkat Panahan
  • Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang
  • Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas
  • UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar
  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.