6 Syarat yang Harus Dipenuhi Madura sebelum Bermimpi Menjadi Provinsi Sendiri

6 Syarat yang Harus Dipenuhi Madura sebelum Bermimpi Menjadi Provinsi Sendiri

6 Syarat yang Harus Dipenuhi Madura sebelum Bermimpi Menjadi Provinsi Sendiri (unsplash.com)

Para elite Madura memang gigih kalau soal mencipta peluang kuasa. Isu pendirian Provinsi Madura kembali hangat diperbincangkan. Bukan hanya perbincangan tongkrongan, tapi juga sempat diseminarkan secara terbuka.

Jujur, saya bingung. Kok bisa sebuah pulau dengan empat kabupaten yang selalu langganan 10 besar kabupaten termiskin di Jawa Timur ini gigih betul untuk memisahkan diri dari Jawa Timur?

Okelah, saya mencoba ikut arus pemikiran para elite-elite ini. Saya coba merenung dan usul, kira-kira apa hal yang harus dipenuhi oleh Madura, di luar syarat administratif, untuk menjadi provinsi. Berikut saya sajikan 6 syaratnya.

#1 Mendirikan jurusan dan pusat studi bahasa dan sastra Madura

Madura itu kuat dengan identitas budayanya. Salah satu yang paling mencolok adalah bahasa. Selama ini, beberapa orang Madura heran kenapa Madura bisa masuk Provinsi Jawa Timur. Padahal Madura bukan bagian dari Pulau Jawa, sehingga secara bahasa juga berbeda. Logatnya pun sangat berbeda.

Jadi, kalau ingin jadi provinsi sendiri yang secara administratif lepas dari Jatim, mbok ya kekhasan bahasanya ini diperkuat dulu. Dirikan dulu jurusan bahasa dan sastra Madura. Lebih-lebih, ada pusat studi budaya dan bahasa Madura agar kulturnya kuat secara akademis. Baru jadi provinsi sendiri.

Universitas Trunojoyo Madura (UTM), salah satu universitas negeri yang cukup lama berdiri, mendukung pendirian Provinsi Madura. Beberapa kali juga memfasilitasi diskusi pembentukannya. Tapi kok ya malah lebih dulu mendirikan fakultas kedokteran daripada jurusan bahasa dan sastra Madura.

Jadi, sebenernya para elite dan akademisi pro pendirian provinsi Madura ini serius nggak? Masa urusan budaya bahasa begini aja belum dilakukan mau muluk-muluk mendirikan provinsi.

#2 Tolong hadirkan toko buku mayor dulu di Madura

Salah satu argumen yang pro agar Madura menjadi provinsi sendiri adalah supaya sumber daya alamnya bisa dikelola dan dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakatnya sendiri. Karena selama ini katanya sumber daya alam Madura dikelola oleh orang luar Madura dan didistribusikan ke seluruh Jawa Timur. Sementara Maduranya sendiri dibiarkan telantar.

Untuk mendukung ini, sebelum berdiri sebagai provinsi sendiri, pastikan sumber daya manusia di sini harus berkualitas dulu. Supaya sumber daya alam di sini bisa dikelola sendiri dan dibagikan untuk kepentingan masyarakat.

Kalau sumber daya manusianya nggak berkualitas, memangnya bisa mengelola sumber daya alamnya? Nggak juga, kan? Nah, jangan sampai pendirian Provinsi Madura hanya jadi ajang bagi-bagi kekuasaan dan proyek, makanya harus disiapkan dengan baik.

Apakah sumber daya manusia di sini sudah berkualitas? Ukuran paling kecil adalah dari minat bacanya. Cara mengukur minat baca di suatu daerah sederhana, yaitu tinggal dilihat ada toko buku atau nggak. Contohnya Jogja, semua penerbit dan toko buku berkualitas ada di sana. Ya nggak heran karena minat baca masyarakatnya tinggi, mengingat Jogja adalah provinsi dengan tingkat literasi tertinggi di Indonesia.

Di Madura, selama saya hidup, nggak pernah melihat Gramedia dan Togamas berdiri. Artinya, pasarnya nggak ada. Kalau pasar toko buku nggak ada di suatu daerah, maka masyarakat di daerah itu nggak ada yang suka baca buku. Kalau nggak suka baca buku, mau berkualitas dari mana SDM-nya?

Makanya berdirinya toko buku mayor di Madura harus dipenuhi dulu. Kalau belum, jangan bermimpi jadi provinsi sendiri.

#3 Keluar dari top 5 kabupaten termiskin di Jawa Timur

Selama ini, empat kabupaten di Madura: Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep, selalu masuk dalam top 5-10 kabupaten termiskin di Jawa Timur. Artinya, elite politik dan birokrasinya masih belum teruji dalam memimpin kabupaten. Kalau mengurus kabupaten saja belum becus, nggak usah berlagak mau mengurus provinsi. Kasihan masyarakatnya.

Pelajar aja nih kalau mau ikut olimpiade di level provinsi, harus menang dulu di level kabupaten. Lha ini para elite Madura mengurus kabupaten aja masih jelek, berlagak mau mendirikan provinsi sendiri. Sadar diri lah.

Kalau 3 tahun berturut-turut 4 kabupaten Madura melesat lepas dari top 5 kabupaten termiskin di Jawa Timur, baru boleh tuuuh bermimpi jadi provinsi sendiri.

#4 Benahi dulu UMKM di Suramadura

Adanya Suramadu sebenarnya memberi peluang untuk Madura, khususnya pemerintahnya. Tapi sayang, pemerintahan nggak berkualitas memang sulit memaksimalkan peluang. Buktinya, UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) di sepanjang jalan Suramadu sisi Madura terlihat nggak terurus.

Sebelum mikirin jadi provinsi sendiri, urusin dulu lah UMKM yang ada di Suramadu. Berikan pendampingan dan program yang jelas dari pemerintah. Ini masalah lama. Kalau masalah lama belum diurus, jangan berlagak maju jadi provinsi sendiri.

#5 Aktifkan Sentra IKM

Sentra IKM (Industri Kecil dan Menengah) yang ada di Bangkalan juga masih menjadi PR besar buat pemerintah kabupaten di Madura. Dibangun dengan dana miliaran, tapi fungsi dan geliat aktivitasnya nggak kelihatan.

Jadi sebelum muluk-muluk bikin proyek baru Provinsi Madura, proyek lama IKM ini diperbaiki dulu. Urusan provinsi dan bikin-bikin hal baru pada gercep. Tapi giliran mangkrak kayak IKM ini malah saling lempar tanggung jawab. Kalau mentalnya masih begitu, jangan ngarep deh jadi provinsi sendiri. Malam makin nggak karuan.

#6 Buat program unggulan, tunjukkan, dan buktikan

Kemarin saya menulis di Mojok, Bangkalan nggak punya program unggulan. Saya nggak tahu pasti Sampang, Pamekasan, dan Sumenep seperti apa. Tapi yang pasti, program kabupatennya nggak ada yang membanggakan. Programnya ya itu-itu saja. Mentok tagline baru aja yang muncul.

Makanya sebelum mendirikan Provinsi Madura, alangkah baiknya kabupaten-kabupaten ini membuat program kerja unggulan yang kreatif. Jangan pelajar sama mahasiswanya aja yang disuruh kreatif. Pejabatnya juga, dong. Kan kalian digaji dan diamanahi rakyat untuk kreatif.

Buatlah program kerja kreatif yang berkualitas, tunjukkan pada publik, dan buktikan hasilnya. Tunjukkan pada publik ini harus berkelanjutan. Jangan cuma 1 bulan berjalan langsung diklaim sukses. Itu sih namanya acara Agustusan, bukan program unggulan kabupaten. Kalu oke, 4 kabupaten di Madura kompak progresnya dengan program unggulan, barulah boleh mikir jadi provinsi sendiri.

Itulah 6 syarat yang menurut saya harus dipenuhi Madura dan para elitenya kalau mau jadi provinsi sendiri. Kalau syarat-syarat ini dipenuhi, saya sejuta persen mendukung pendirian Provinsi Madura. Jangankan saya, seluruh elemen masyarakat, tanpa diminta, pasti ikut mendukung. Intinya, tunjukkan dulu kinerja kualitas kabupaten di sini, baru mulai bermimpi jadi provinsi.

Penulis: Naufalul Ihya’ Ulumuddin
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA 6 Dosa Pemerintah Desa Dharma Camplong di Sampang Madura yang Bikin Warga Mengelus Dada

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version