Pada banyak pengumuman lowongan pekerjaan, kita sangat sering menemukan syarat bagi pelamar yaitu berpenampilan menarik. Terutama syarat itu ada pada lowongan pekerjaan yang mengharuskan seorang pekerja berhadapan dengan klien atau orang lain atau harus selalu tampil dengan penampilan terbaik. Meski demikian, syarat berpenampilan menarik sering kali bikin banyak orang yang merasa dirinya berpenampilan biasa-biasa saja—untuk tidak menyebut jelek—mengurungkan niat membuat surat lamaran tepat sedetik seusai membaca pengumuman lowongan pekerjaan itu.
Saya memiliki seorang teman perempuan yang memiliki wajah cukup manis, tapi berpenampilan sehari-hari agak tertutup dan tidak terbiasa menggunakan make up tebal. Pakaian yang biasa ia kenakan juga tidak terlalu mengikuti tren. Namun teman saya itu cukup pintar, IPK-nya di atas 3,5. Saat mencari pekerjaan setelah lulus kuliah, ia menemukan pengumuman lowongan pekerjaan di media sosial. Ia sempat menggerutu membaca lowongan pekerjaan itu yang mensyaratkan pelamar harus berpenampilan menarik. “Kenapa harus berpenampilan menarik? Pasti saya ditolak kalau melamar ini,” ujarnya menggerutu.
Saya sudah memintanya untuk memasukkan lamaran, tapi ia menolak dengan tegas karena merasa percuma mengirimkan surat lamaran kerja. Teman saya itu yakin ia akan ditolak karena dirinya tidak berpenampilan menarik.
Tentu saja sebuah perusahaan boleh mensyaratkan apa pun di pengumuman lowongan pekerjaan mereka. Apalagi jika alasannya pekerjaan itu harus berhadapan dengan klien atau pelanggan seperti sebagai customer service di bank atau penjaga toko. Karena bagaimana pun, orang akan lebih suka jika dilayani orang yang memiliki penampilan menarik sehingga enak dilihat.
Saya jadi mengamini artikel berjudul Jangan Munafik, Hidup Memang Lebih Mudah Buat Orang Ganteng dan Cantik di situs ini. Orang yang memiliki wajah rupawan dengan mampu berpenampilan menarik memiliki kesempatan yang lebih baik. Walaupun tetap harus digarisbawahi bahwa syarat berpenampilan menarik di lowongan pekerjaan hanya untuk beberapa pekerjaan.
Syarat berpenampilan menarik memang kerap kali bikin perasaan orang yang penampilannya biasa saja merasa minder, seperti teman saya itu dan juga saya dan mungkin sebagian dari kita. Padahal sebenarnya kemampuan yang kita miliki tidak begitu buruk. Orang-orang terbiasa untuk melihat sesuatu dari kemasan saja, dan kerap kali tidak menelusuri sesuatu itu lebih jauh.
Kondisi hanya melihat tampilan luar secara sekilas kerap kali terjadi di para netizen kita. Media sosial yang memiliki arus informasi begitu cepat dan tak terkendali bisa jadi merupakan faktor utama, dengan didukung minat baca kita yang masih rendah. Buktinya, netizen bisa begitu mudah menekan like dan mengetik ‘amin’ di postingan yang menampilkan foto aneh. Atau netizen bisa dengan mudah menghujat orang lain padahal informasi yang disampaikan tidak menyeluruh. Atau banyak netizen yang mudah sekali termakan informasi hoaks. Dan parahnya juga, banyak netizen yang menulis komentar nyinyir pada postingan akun yang menautkan judul berita click bait, padahal ketika berita itu dibaca, isinya berbanding terbalik dengan judulnya.
Secara tidak langsung sebagian besar dari kita memang lebih mudah terpancing pada tampilan awal. Penampilan yang menarik kerap kali menipu dan memabukkan. Misalnya kalau kita ingin menyampaikan komplain pada layanan tertentu, sejak dari rumah emosi kita sudah memuncak, tapi ketika berhadapan dengan customer service yang cantik atau ganteng dan bersih, seketika emosi itu menguap. Atau saat berbelanja di minimarket, entah mengapa ketika mbak kasir yang cantik menawarkan untuk menambah belanjaan, kita akan mengikuti maunya. Artinya adanya penawaran dikarenakan adnaya permintaan, perusahaan menampilkan sosok menarik agar memancing klien dan pelanggan.
Begitulah. Ketika calon DPD RI dari NTB, Evi Apita Maya dituding melakukan kecurangan karena menampilkan foto yang tampak kelewat cantik di surat suara oleh Farouk Muhammad, di luar pro dan kontranya, saya tidak heran, orang akan senantiasa mengupayakan penampilan paling menarik untuk menarik minat orang lain.
Walau pun kita juga perlu menyadari, selain syarat berpenampilan menarik bikin minder orang yang sebenarnya berpotensi bagus di suatu perusahaan, juga akan berakibat fatal jika menerima seorang pegawai yang hanya menawarkan penampilan menariknya tanpa ditunjang kemampuan yang baik. Pernah suatu kali di satu radio berita tempat teman saya bekerja, mereka menerima penyiar baru yang cantik. Namun, ketika penyiar baru itu membawakan acara atau membacakan berita, hasilnya sangat berantakan. Tidak berselang lama, penyiar baru itu tidak diperpanjang kontraknya.
Jadi, mengumumkan lowongan pekerjaan dengan syarat berpenampilan menarik ya sah-sah saja. Sebaiknya kita jangan terlalu minder. Siapa tahu bos perusahaan itu hanya membuat pengumuman lowongan pekerjaan sesuai templat yang lumrah seperti lowongan pekerjaan lainnya. Ketika mengikuti tes atau wawancara kerja, malah ternyata hasilnya bagus dan kita diterima. Namun, mau melamar atau tidak melamar pekerjaan di lowongan kerja yang mensyaratkan harus berpenampilan menarik juga ya tidak masalah. Yang penting sih kita tetap berupaya mengeluarkan kemampuan terbaik, meski penampilan kita biasa saja atau pun penampilan kita sudah sangat menarik.