Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Otomotif

Suzuki Satria 120 R dan Kenangan Cinta Pertama yang Sulit Dilupakan

Budi oleh Budi
18 Juni 2023
A A
Suzuki Satria 120 R dan Kenangan Cinta Pertama yang Sulit Dilupakan suzuki gsx r150 Suzuki GSX-S150 Touring Edition suzuki smash titan suzuki lets

Suzuki (Shutterstock.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Cinta mengenalkan kita pada banyak hal. Seringnya, cinta mengenalkan kita pada kebahagiaan, kesedihan, tawa, tangis. Untuk saya, cinta mengenalkan saya pada Suzuki Satria 120 R.

Trenteng teng tengggggg. Suara Suzuki Satria 120 R yang mungkin tak pernah saya lupakan. Bau oli samping yang turut terbakar menambah cinta dua sejoli di lapangan kampung saat itu. Rasanya dunia milik berdua, angon ternak dianggap tak ada.

“Cepetan belajar sini, masak pakai motor yang pakai kopling manual kayak Satria begini doang nggak bisa,” ujar wanita manis itu.

Saya yang imbas-imbis hanya bisa mesem. Laki-laki sejati selalu nurut apa yang dikatakan wanitanya, apalagi jika wanita itu adalah cinta pertamanya. Tapi menjadi seorang pria “jantan”, sigap adalah hal yang sulit bagi saya waktu itu. Imbas-imbis, nggak bisaan, pemalu adalah paket komplit untuk menjadi sasaran bullying. Boro-boro melindungi “dia”, menjaga diri nggak di-bully saja kesusahan.

Terus soal perkara naik motor kopling, waktu itu, saya payah banget. Bahkan untuk sekadar melepas kopling biar mesin nggak mati sudah seperti menahan berak pas persentasi di depan kelas. Waktu itu saya memang benar-benar payah banget.

Mantan yang mengajari saya

Memang ada laki-laki yang diajari wanitanya naik motor? Motornya kopling manual lagi.

Ya tentu saja ada. Dan itu adalah saya. Bahkan dia rela membawakan motor Suzuki Satria 120 R milik kakaknya hanya demi mengajari saya. Luar biasa sekali, kan?

Dulu, dia sangat piawai mengendarai Suzuki Satria 120 R. Meski wanita, pengendalian koplingnya patut disanjung dengan bunga yang paling harum. Saya takjub dan makin jatuh cinta saat itu. Sempat terpikir  dia lah jodoh sehidup semati. Tapi… Ah sudahlah…

Baca Juga:

Kopi Lelet Lasem Itu Bukan Kopi, tapi Wujud dari Rasa Sakit Ditinggal ketika Sudah Sayang-sayangnya

Pengalaman Nonton Langsung Sound Horeg: Bikin Pusing, Mual, dan Telinga Berdengung Berhari-Hari

“Caranya dilepas pelan-pelan, Mylov. Jangan langsung, lepas sambil memutar grip gas,” tegasnya saat mengajari saya di lapangan desa.

Tapi setelah percobaan berkali-kali, saya tak ujug-ujug jadi lebih mahir untuk urusan melepas kopling motor. Belum juga jalan, motor Satria R dengan warna dominan silver itu mati, mati, dan mati lagi. Sial…

Meski mesinnya cuman berkapasitas 120 cc, tiap mau melepas kopling rasanya ban depan mau wheelie sampai akhirnya mesin mati. Sempat beberapa kali saya hampir jatuh karena ganasnya torsi motor 2-tak ini.

Akhirnya motor bisa saya bawa jalan, sedikit pecicilan, dan lari tunggang langgang. Saya jadi sedikit berbangga dan melirik mantan, dia tersenyum. Tapi nahas, dengan sedikit puntiran gas, laju motor ini seperti ngajak berlari. Refleks saya kaget dan hampir nubruk muka gawang yang sudah berjarak tiga meter. Untungnya, Suzuki Satria R sudah disc brake depan belakang yang memang pakem. Saya jadi terselamatkan.

Mesin mudah hidup karena kompresi rendah

Selepas momen hampir nabrak gawang, motor seketika mati. Dan bagian menghidupkan motor menjadi hal yang cukup menyebalkan. Pasalnya dari beberapa percobaan yang saya lakukan tetap nggak bisa. Berbeda dengan dia yang sekali sela mesin langsung hidup. Memang luar biasa wanita yang satu ini.

Rasa-rasanya selahan enteng karena faktor kompresi motor yang cuman 7.0:1 tetap tak membuat saya bisa dengan mudah menghidupkan motor satu ini.

“Mylov, kayak gini kalau mau nyalain. Disela sambil sedikit muter grip gas.”

Trentengtengggg. Suaranya nyaring menguap di seluruh lapangan. Hebat sekali mantan saya saat itu. Sekali sela langsung nyala.

Akhirnya setelah drama sebagai laki-laki yang nggak bisa diandalkan selesai. Saya bisa lancar memakai motor kopling. Kini saya yang boncengin ke mana-mana.

Suzuki Satria 120 R menjadi motor nyaman dan penuh kenangan. Dibawa boncengan, shock belakang nggak ambles. Tetap berasa nyaman meski memakai tipe monoshock. Peredam depan cukup empuk meski melewati speed trap yang kadang kelewat bangsat.

Merasakan tenaganya, ya meski, cuman 120 cc, tapi motor 2-tak punya tenaga yang berbeda. Mulai dari akselerasi dan top speed tetap bisa diandalkan, walaupun dibuat boncengan. Pun, 6-percepatan membuatnya makin beringas untuk motoran kota-kota. Tapi sayang, dulu, saya nggak berani gaspol, baru belajar dan takut digeplak mantan.

Terima kasih mantan, Suzuki Satria 120 R apa kabar sekarang?

Sudah lama sekali waktu terlewat. Kini kenangan-kenangan bareng mantan muncul hanya sebagai fragmen yang tak mungkin bisa saya putar lagi—meski pengin banget. Sesekali suara Satria 120 R masih terngiang ketika saya memperbaiki mesin di rumah. Suara wanita kadang muncul bersamaan dan masih sangat jelas.

Gimana kabar Suzuki Satria 120 R yang dulu sering kita pakai?

Sekarang saya sudah ngerti soal mesin, sudah benar-benar mafhum memakai motor kopling. Terima kasih, dan semoga kamu selalu berbahagia.

Penulis: Budi
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Mengenal Tipe Vespa Matic yang Harganya Overpriced

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 18 Juni 2023 oleh

Tags: cinta pertamaMantanPengalamansuzuki satria 120 R
Budi

Budi

Suka minum es teh.

ArtikelTerkait

Alasan Penting Tetap Menyimpan Foto Mantan Walau Sudah Nggak Pacaran Terminal Mojok

Alasan Penting Tetap Menyimpan Foto Mantan Walau Udah Nggak Pacaran

24 Februari 2021
Suzuki Satria F150 Sialan, Motor Mas Mantan yang Nggak Nyamannya Kebangetan

Suzuki Satria F150 Sialan, Motor Mas Mantan yang Nggak Ada Nyamannya Sama Sekali

25 Juli 2023
Suzuki Satria 120 R dan Kenangan Cinta Pertama yang Sulit Dilupakan suzuki gsx r150 Suzuki GSX-S150 Touring Edition suzuki smash titan suzuki lets

Pengalaman Menggunakan Suzuki Smash Selama 13 Tahun: Dulu Masih Perkasa, Kini Mulai Renta

22 September 2023
Bapak, Cinta Pertama yang Tidak Sempat Terucap terminal mojok

Bapak, Cinta Pertama yang Tak Sempat Terucap

28 Agustus 2021
Rasanya Pesan Ojol yang Drivernya Mantan Pacar

Rasanya Pesan Ojol yang Drivernya Mantan Pacar

29 Oktober 2019
sudah bahagia

Sudah Bahagia dengan Pasangan Baru: Emangnya Saya Perlu Tahu?

28 Agustus 2019
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Pengakuan Pengguna Tumbler Lion Star: Murah, Awet, dan Tidak Mengancam Masa Depan Karier Siapa pun

Pengakuan Pengguna Tumbler Lion Star: Murah, Awet, dan Tidak Mengancam Masa Depan Karier Siapa pun

29 November 2025
Malang Nyaman untuk Hidup tapi Bikin Sesak Buat Bertahan Hidup (Unsplash)

Ironi Pembangunan Kota Malang: Sukses Meniru Jakarta dalam Transportasi, tapi Gagal Menghindari Banjir

5 Desember 2025
Sebagai Warga Pemalang yang Baru Pulang dari Luar Negeri, Saya Ikut Senang Stasiun Pemalang Kini Punya Area Parkir yang Layak

Sebagai Warga Pemalang yang Baru Pulang dari Luar Negeri, Saya Ikut Senang Stasiun Pemalang Kini Punya Area Parkir yang Layak

29 November 2025
Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

2 Desember 2025
4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

1 Desember 2025
5 Alasan yang Membuat SPs UIN Jakarta Berbeda dengan Program Pascasarjana Kampus Lain Mojok.co

5 Alasan yang Membuat SPs UIN Jakarta Berbeda dengan Program Pascasarjana Kampus Lain

1 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.