Memang motorsport apalagi GSX R150 kurang ramah buat pembonceng. Selain memang posisi jok dan footstep belakang terlampau tinggi, tenaganya juga beringas. Suzuki memang juara kalau soal meracik mesin. Dengan kapasitas 150 cc dan ukuran piston 62 mm dan dipadu sama ukuran klep gede yakni 24 mm dua buah untuk lubang IN dan 21 mm dua buah juga untuk bagian OUT-nya membuat tenaga jadi turah-turah. Ditambah mesinnya sudah radiator. Pendinginan mesin jadi sempurna, alhasil output tenaganya terjaga di setiap putaran mesin dan menjadikan motor satu ini beringas. Luar biasa sih.
“Terus kamu gimana waktu itu? Nggak jadi jalan, langsung balik ke rumah?” Tanya saya balik.
“Ya nggak lah. Aku ewoh, Di. Yaudah, jadi terpaksa tak kuat-kuatin dibonceng pakai motor itu,” jawab dia.
Tetap lebih enak pakai motor bebek atau matic
“Sejak saat itu aku nggak mau dibonceng pakai motor sport, khususnya Suzuki GSX R150. Jadi kalau si Masnya ngajak jalan aku selalu minta bawa motor bebek atau matic saja. Atau pakai motor aku. Lebih enak kalau diboncengin, bisa nikmatin perjalanan. Nggak mbatek mulu di jalan,” tegas Mawar sambil menyantap roti panggang yang tinggal sepotong.
Belum selesai mengunyah, dia ujug-ujug nyeletuk. “Dibonceng pakai Suzuki GSX R150 kayak naik roller coaster. Apalagi pas lewat jalan di daerah Rahtawu yang naik turun itu lho, Di. Kan kamu tahu ya, aku paling nggak suka naik roller coaster. Merinding banget rasanya. Mau teriak tapi jaim,” Tutupnya.
Saya hanya menanggapi ocehannya dengan tertawa sampai lupa nggak bawa uang untuk bayar makanan dan minum yang sudah tak makan. Astaga!
Penulis: Budi
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Kawasaki Athlete, Motor Ayam Jago Jadi-jadian