Suzuki Avenis 125 Nggak Belajar dari Pengalaman. Apakah Suzuki Sengaja Memproduksi Motor Nyeleneh biar Dibilang Rare di Masa Depan?

Suzuki Avenis 125 Nggak Belajar dari Pengalaman. Apakah Suzuki Sengaja Memproduksi Sepeda Motor yang Nyeleneh biar Dibilang Rare di Masa Depan?

Suzuki Avenis 125 Nggak Belajar dari Pengalaman. Apakah Suzuki Sengaja Memproduksi Sepeda Motor yang Nyeleneh biar Dibilang Rare di Masa Depan? (unsplash.com)

“Duh, bentukmu itu, lho, wagu!” begitu kalimat yang pertama kali keluar dari mulut saya ketika melihat foto Suzuki Avenis 125 di beranda Instagram. Bandel banget, sih, Suzuki. Produsen motor yang satu ini sepertinya nggak belajar dari pengalaman terdahulu. Sebagian banyak orang tahu kalau tiap kali Suzuki mengeluarkan produk terbaru, mereka pasti terkesan nyeleneh, khususnya varian motor matic. Dan juga, Suzuki terkenal dengan stigma pabrikan motor yang produknya kurang laku di pasaran.

Mari kita melompat ke belakang. Ke era produsen motor gencar memproduksi motor dengan bodi ramping, sekitar tahun 2008-2010-an. Saat itu, Suzuki dengan out of the box-nya malah merilis produk motor berbodi bongsor, sebut saja Skywave dan Skydrive. Alhasil, produk mereka pun nggak laris diburu pembeli, walau sekarang banyak dicari, sih.

Tahun 2022, Suzuki kembali memperkenalkan produk baru mereka, yaitu Suzuki Avenis 125. Motor matic besutan Suzuki ini mengusung konsep sporty dan penuh fitur modern, siap menemani aktivitas mobilitas perkotaan. Tapi, apakah Suzuki Avenis 125 ini bisa menjadi pesaing produk rivalnya, Honda dan Yamaha, di jalanan perkotaan?

Bodi Suzuki Avenis 125 Lebih bongsor, banyak sudut dan nggak estetik

Suzuki memang selalu nyeleneh ketika mengonsep sebuah produk baru varian matic. Seperti yang saya sebutkan di atas, Suzuki Skywave, Skydrive, dan juga Hayate, mereka semua memiliki bodi yang bongsor. Nah, sekarang Suzuki kembali merilis motor dengan model bongsor.

Okelah, kita anggap saja Suzuki ingin menyamai pesaingnya, Yamaha NMAX, Aerox, dan Honda PCX. Tapi jika dilihat lebih detail, NMAX, Aerox, dan PCX lebih cenderung punya bodi yang bahenol, nggak banyak lekukan pada tubuhnya.

Berbeda dengan Suzuki Avenis 125 yang bodinya terlalu banyak sudut. Malah cenderung seperti robot. Nggak good looking sekali. Lagian, ya, punya bodi sebongsor itu tapi dijejali dengan mesin yang berkapasitas 125cc, sama sekali nggak ideal menurut saya.

Baca halaman: Hari gini masih ribet dengan ukuran ban yang beda…

Hari gini masih saja dibuat ribet dengan ukuran ban yang beda depan dan belakang

Zaman sudah lebih modern, lebih simple dan praktis, Suzuki kok malah bikin motor yang ukuran ban depan dan belakangnya beda. Ukuran ban depan Suzuki Avenis 125 diameternya 12 inci, sedangkan ban belakang 10 inci. Ini konsepnya gimana toh, Suz? Apakah Suzuki nggak mikirin zaman yang sudah serba online ini kalau beli ban motor juga kadang online.

Bayangkan kalau nggak semua toko online jual ban dengan ukuran ring 10, harus beli beda toko, dong. Itu malah menambah biaya ongkir saja. Duh, ribet!

Apakah Suzuki sengaja bikin motor aneh biar dibilang rare di masa depan?

Kalau memang benar Suzuki seperti itu sih namanya ngelawak. Untuk Suzuki Satria 2-tak, Suzuki Skywave, okelah bisa diterima. Kenyataannya memang kedua motor itu sekarang bisa dibilang rare atau jarang. Jika ada pun harganya sudah nggak masuk akal. Suzuki Skywave saja bekasnya ada yang dijual dengan harga 10 juta lebih, apalagi Suzuki Satria 2-tak.

Akan tetapi, apakah Suzuki Avenis 125 ini akan mengalami hal yang sama dengan pendahulunya? Coba dipikir-pikir lagi deh, Suz.

Semoga Suzuki ke depannya mau mempertimbangkan perihal “keindahan” dari sebuah produk sepeda motor yang akan dikembangkan. Semoga juga Suzuki bisa pecah telor untuk membuat sepeda motor varian matic yang sangat laku di pasar otomotif Indonesia. Kalau mau jadi legend, biar Suzuki Satria 2-tak saja.

Penulis: Jarot Sabarudin
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Suzuki Avenis 125: Lebih Worth It untuk Dihujat ketimbang Dibeli.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version