Entah kenapa jarang sekali ada mantan menteri yang namanya lekat di kepala saya. Mungkin karena banyak menteri yang kinerjanya biasa-biasa saja. Bahkan, nggak sedikit mantan menteri yang saya nggak tahu prestasinya apa. Namun, ada satu nama yang paling nempel, yaitu Susi Pudjiastuti.
Terus terang, saya bukan cuma hafal nama mantan Menteri Perikanan dan Kelautan tersebut. Saya bahkan merindukan sosok beliau sebagai seorang menteri dengan alasan berikut ini.
Daftar Isi
Kinerjanya melebihi ekspektasi
Ketika Jokowi melantik Susi Pudjiastuti sebagai menteri, saya bukan orang yang yakin dengan kinerja beliau. Terus terang, saya memandang enteng kepada beliau. Tatoan dan cuma tamatan SMP membuat saya meremehkan beliau. Maaf, ya Bu. Yah, siapa yang mengira dia bisa berkinerja baik sebagai menteri.
Ternyata, penilaian saya terhadap Susi Pudjiastuti terlalu dini dan dangkal. Saya menghakimi beliau hanya dari tampilan dan selembar ijazah saja. Nyatanya, dia dapat membuktikan diri. Kinerja sangat baik selama memimpin Kementerian Kelautan dan Perikanan. Dia bisa membungkam segala keraguan masyarakat kepada dirinya. Tak terkecuali saya yang ekspektasi awal kepada beliau bermula dari minus bukan nol.
Pengganti Susi Pudjiastuti belum ada yang sebanding
Anak muda zaman sekarang banyak yang gagal move on. Salah satu alasannya adalah nggak bisa menemukan orang yang lebih baik. Atau, minimal, sama baiknya dengan sang mantan.
Kurang lebih begitu yang saya rasakan kepada Susi Pudjiastuti. Belum ada pengganti yang kompeten. Pengganti beliau yang pertama ditangkap KPK. Pengganti berikutnya, Sakti Wahyu Trenggono, membiarkan dibukanya keran ekspor pasir laut yang dapat berdampak buruk bagi lingkungan.
Sudah begitu, Sakti Wahyu Trenggono bilang pasir halus itu akan diekspor, tapi kok malah buat IKN. Jadi, si menteri ini paham nggak sih makna kata “ekspor”? Gitu aja nggak ngerti kok mau menggantikan Susi Pudjiastuti. Bagai bumi dan langit.
Ahli di bidangnya
Kalau diberikan hak untuk memilih menteri, saya bakal pilih dari kalangan profesional, bukan politisi. Pasalnya, menteri dari kalangan profesional lebih paham secara teori dan masalah yang akan dihadapi. Daripada nunjuk menteri dari kalangan politisi yang nggak tahu masalah di kementeriannya, nanti hasilnya malah ngang-ngong ngang-ngong.
Salah satu mantan menteri yang punya keahlian di bidangnya adalah Susi Pudjiastuti. Meskipun cuma lulusan SMP, pengalamannya di dunia perikanan dan kelautan sungguh luar biasa. Beliau memang dekat dengan dunia perikanan dan kelautan sejak kecil. Maklum, lahir dan tumbuh besar di daerah pesisir Pangandaran. Bisnis pertama beliau adalah pengepul ikan sampai punya perusahaan pengolah ikan.
Dengan pengalamannya tersebut, nggak heran kalau beliau tahu betul dunia perikanan dan kelautan. Beliau juga sangat paham permasalahan nelayan di lapangan. Mungkin pengalaman beliau di bidang perikanan dan kelautan sudah bisa disejajarkan dengan doktor atau profesor di bidang yang sama.
Keberpihakan Susi Pudjiastuti kepada nelayan kecil
Banyak bukti keberpihakan Susi Pudjiastuti kepada nelayan kecil. Di sini saya mau menyebutkan salah satu bentuk keberpihakannya, yaitu pelarangan penggunaan cantrang. Buat yang belum tahu, cantrang adalah alat penangkapan ikan dengan ukuran jumbo yang berbentuk seperti kantong. Saking besarnya, cantrang bisa sampai menyentuh dasar perairan.
Alasannya melarang penggunaan cantrang karena dapat merusak ekosistem laut dan merugikan nelayan kecil. Apesnya, kebijakan pelarangan ini sempat dicabut. Tapi syukurlah, saat ini larangan penggunaan cantrang diberlakukan kembali.
Susi Pudjiastuti pro lingkungan
Saya cukup yakin, jika Susi Pudjiastuti masih mengemban amanah sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan, dia nggak bakal mendiamkan izin ekspor pasir laut. Terbukti bahwa secara terbuka beliau meminta kepada Jokowi untuk membatalkan kebijakan tersebut. Kebijakan tersebut bakal menimbulkan kerugian lingkungan yang jauh lebih besar. Pernyataan tersebut disampaikan melalui akun Twitter pribadinya.
Ini bukan pertama kalinya Susi Pudjiastuti pro terhadap lingkungan. Beliau juga pernah melarang penggunaan bom ikan. Dari dua sikap itu menunjukkan bahwa Bu Susi betul-betul pro lingkungan. Mau yang salah itu pimpinan atau masyarakat sipil biasa, beliau tetap berani bertindak untuk kelestarian lingkungan kita.
Nggak seperti segelintir oknum pejabat yang merelakan alam Indonesia dirusak. Semua hanya demi mengenyangkan perutnya dan anggota keluarganya sendiri.
Pernyataan Susi Pudjiastuti banyak yang tepat
Meski subjektif, tapi saya cukup berani mempertanggungjawabkan pendapat saya ini. Banyak pernyataan Bu Susi yang tepat dan senada dengan pendapat para ahli. Khususnya di bidang kelautan dan perikanan. Walaupun, jujur, saya nggak selalu sependapat dengan beliau.
Yang paling epik dan cukup diingat oleh netizen saat Susi Pudjiastuti mengingatkan bahwa kebijakan ekspor benih lobster (benur) bakal merugikan negara. Bahkan beliau tidak rela benur Indonesia diekspor. Nggak lama setelah pernyataan tersebut, mantan menteri kelautan dan perikanan Edhy Prabowo (penggantinya) diciduk KPK. Pak Edhy terganjal kasus suap izin ekspor benur.
Begitu sekiranya beberapa alasan yang membuat saya rindu kepada Susi Pudjiastuti. Anehnya, sosok hebat seperti Bu Susi ini nggak masuk sama sekali dalam bursa cawapres Pilpres 2024.
Harapan saya cukup sederhana, siapa saja presiden periode berikutnya, coba pertimbangkan Bu Susi sebagai salah satu opsi untuk menduduki jabatan Menteri Kelautan dan Perikanan. Jaminan mutu.
Penulis: Ahmad Arief Widodo
Editor: Yamadipati Seno
BACA JUGA Sudah Waktunya Susi Pudjiastuti Diperhitungkan sebagai Capres