Karakter Susanti Sebenarnya Bukti Serial “Upin Ipin” Kurang Serius Merepresentasikan Indonesia dalam Cerita 

Karakter Susanti Sebenarnya Bukti Serial “Upin Ipin” Kurang Serius Menghadirkan Representasi Indonesia dalam Cerita Mojok.co

Karakter Susanti Sebenarnya Bukti Serial “Upin Ipin” Kurang Serius Menghadirkan Representasi Indonesia dalam Cerita (https://upinipin.fandom.com/ms/wiki/Temanku_Susanti)

Saya sepakat kalau Upin Ipin merupakan tayangan anak-anak asal Malaysia yang sangat bagus. Selalu ada pesan moral yang terselip di setiap episodenya. Belum lagi keberagaman suku, budaya, dan kondisi sosial yang berusaha ditampilkan melalui karakter-karakternya. Tidak terkecuali keberagaman asal negara yang ditunjukkan melalui karakter Susanti yang berasal dari Indonesia.

Diceritakan, Susanti adalah anak asal Indonesia yang pindah ke Malaysia karena mengikuti pekerjaan orang tuanya. Tidak diceritakan secara detail pekerjaan orang tuanya, tapi salah satu tulisan Mojok pernah membahasnya dengan judul Menebak Pekerjaan Orang Tua Susanti “Upin Ipin” di Malaysia

Sebagai karakter pendukung cerita, waktu tayang Susanti tidaklah sering. Di tengah kemunculannya yang tidak seberapa itu, Susanti sebenarnya bisa jadi karakter yang unik, apalagi dengan identitas yang dibawanya sebagai orang Indonesia. Ada banyak sisi bisa dieksplor, tapi penulis cerita Upin Ipin tidak melakukannya. Mereka memilih menampilkan Susanti sebagai teman Mei mei saja. Paling mentok, Susanti tampil dengan bahasa Indonesia ketika ngobrol. Padahal bahasa Indonesia dan bahasa Melayu banyak kemiripannya, kalau penonton nggak peka, perbedaan bahasa ini tidak akan tertangkap. Pokoknya tokoh Susanti ini “anyep” saja dan kurang terasa Indonesia-nya.

Menurut saya, kalau penulis Upin Ipin memang serius ingin merepresentasikan Indonesia dalam diri Susanti, mereka akan membuat karakter ini dengan maksimal. Mungkin secara waktu tayang sulit untuk ditambah mengingat statusnya yang hanya sebagai karakter pendukung. Namun, ada banyak cara agar waktu tayang Susanti yang sempit itu begitu berkesan dan Indonesia banget. 

Susanti menampilkan kesenian Indonesia

Penulis cerita bisa menambah scene di mana Susanti menampilkan kesenian khas Indonesia. Misalnya, Susanti yang menari tarian atau menyanyikan lagu daerah-daerah di Indonesia. Kesenian juga bisa merujuk pada keterampilan Susanti memainkan berbagai alat musik tradisional Indonesia. 

Kalau ingin lebih menarik dan mau agak repot, penulis bisa membuat cerita Upin, Ipin, dan kawan-kawannya main ke rumah Susanti. Nah, di rumah itulah nuansa Indonesia yang kental bisa ditampilkan mulai dari ornamennya, hiasan dindingnya, hingga makanan dan minuman yang disuguhkan. 

Saya yakin, episode-episode akan lebih menarik jika ada pertunjukan lintas budaya dan lintas negara. Selama ini hanya kesenian Melayu, China, dan India yang kerap dimunculkan. Kesenian Indonesia sangat jarang atau bahkan belum pernah masuk layar. 

Baca halaman selanjutnya: Diselipkan makanan khas Indonesia…

Diselipkan makanan khas Indonesia

Makanan menjadi salah satu media mengenalkan budaya yang cukup efektif. Itu mengapa kalau penulis cerita memang serius menampilkan Susanti sebagai representasi Indonesia, akan lebih baik kalau ada scene yang membahas makanan khas Indonesia. Sejauh ingatan saya, makanan khas Indonesia ini belum pernah dimunculkan dalam serial Upin Ipin. 

Padahal menurut saya, tidak sulit lho membuat alur cerita untuk memunculkan makanan Indonesia dalam cerita. Misalnya saja, suatu hari Susanti membawa bekal berisi jajanan pasar atau makanan khas Indonesia ke Tadika Mesra. Bisa juga ditambahkan episode lomba memasak bersama orang tua. Susanti dan kedua orang tuanya ditampilkan memasak makanan Indonesia. Ini merupakan kesempatan bagi Susanti untuk memperkenalkan makanan khas Indonesia sekaligus memperkenalkan orang tua Susanti.

Mengenalkan bahasa dan logat daerah kepada penonton Upin Ipin

Kalau tim penulis cerita Upin Ipin riset sedikit lebih dalam, karakter Susanti akan lebih menarik kalau dibuat berasal dari luar Jakarta. Ada banyak daerah lain di Indonesia selain Jakarta yang tidak kalah menarik dari sisi bahasa dan budaya. Pengisi suara nantinya bisa mengisi suara Susanti dengan logat daerah tertentu, sesekali terselip bahasa daerah justru akan menarik. Apalagi anak-anak Tadika Mesra digambarkan penuh dengan rasa penasaran, perbedaan bahasa bisa menjadi scene yang seru. 

Saya rasa saran-saran di atas bisa memperkaya cerita Upin Ipin yang sarat nilai keberagaman. Selama ini representasi orang Indonesia yang diwakili melalui Susanti masih kurang “nendang”. Padahal kalau mau digarap dengan serius, representasi orang Indonesia bisa ditampilkan secara lebih unik dan cerita Upin Ipin akan semakin berwarna. Apa jangan-jangan representasi ini memang sengaja dibatasi ya, mengingat sejarah yang terjadi antara hubungan Malaysia dan Indonesia. Entahlah, tapi saya harap tidak demikian. 

Penulis: Marselinus Eligius Kurniawan Dua
Editor: Kenia Intan

BACA JUGA 3 Dosa Serial Upin Ipin kepada Penonton Indonesia

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version