Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Jadi Kritis di Jogja Itu Hil yang Mustahal

Mau kritis di Jogja? Susah!

Prabu Yudianto oleh Prabu Yudianto
16 Agustus 2020
A A
kenapa UMP Jogja rendah titik kemacetan di jogja lockdown rekomendasi cilok di Jogja Sebenarnya Tidak Romantis Jika Kamu Cuma Punya Gaji UMR dawuh dalem sabda pandita ratu tugu jogja monarki mojok

Jogja Sebenarnya Tidak Romantis Jika Kamu Cuma Punya Gaji UMR dawuh dalem sabda pandita ratu tugu jogja monarki mojok

Share on FacebookShare on Twitter

Hidup selama 27 tahun di Jogja bikin saya menjadi saksi dari geliat pembangunan kota ini, yang subur oleh pancang beton. Menjadi saksi dari banyak daerah operasi gentho berubah jadi kos-kosan dengan keragaman bahasa. Juga menjadi saksi eksploitasi lokasi angker jadi destinasi wisata horor.

Tentu, saya melihat banyak peristiwa yang saya pikir “harusnya nggak gitu.” Banyak statement dan kebijakan pemerintah daerah yang menurut saya tidak penting dan membuat gemas. Apalagi saat penanganan COVID-19, Pemda Jogja terlihat setengah-setengah dan mencla-mencle. Dan sudah bisa dipastikan, saya selalu cerewet mengkritisi kebijakan mereka, meskipun hanya di depan keluarga dan kawan-kawan saya. Kan sedang social distancing.

Saya pikir, argumen yang (menurut saya) rasional ini bisa diterima. Ternyata, saya malah dicecar dengan berbagai omelan. Pokoknya, mau kritis akan mental ketika diutarakan kepada mereka yang masih memegang teguh warna monarki di Jogja. Apa pun kejadian yang saya kritisi, saya selalu dicecar dengan ungkapan sebagai berikut:

Sultan sudah bersabda

Ungkapan seperti ini selalu membuat wajah saya terasa menebal. Semudah itu orang di sekitar saya memasrahkan hajat hidup mereka pada Sultan. Bukan berarti saya benci Sultan. Beliau adalah gubernur sekaligus raja. Kebijakannya pasti demi kebaikan masyarakat.

Namun, bukan berarti pernyataan Sultan (((selaku gubernur))) adalah absolut. Beliau tetap perangkat kenegaraan yang bertugas menerima dan melaksanakan aspirasi rakyat. Jika bicara dalam kapasitasnya sebagai Sultan, seperti saat ontran-ontran keistimewaan DIY, tentu penerimaan kita berbeda. Tapi, apa gunanya peran gubernur dalam sebuah negara demokrasi jika kita harus menerimanya mutlak sebagai monarki?

Salah pemerintah pusat

Saya sering mendapat ungkapan demikian ketika bicara tentang pembangunan hotel di Kota Jogja. Pokoknya, hotel yang menjamur adalah ulah pemerintah pusat. Perkara COVID-19 juga sama saja. Semua menyalahkan pemerintah pusat ketika Jogja mengalami peningkatan kasus.

Padahal, izin pendirian hotel berada di tangan pemda dan pemprov. Jika penasaran, kamu bisa membaca prosedur penerbitan izin pendirian hotel di website Dinas Penanaman Modal dan Perizinan DIY.

Tapi tetap saja banyak yang menuduh pemerintah pusat. Masalah COVID-19 juga sama saja. Pada awalnya Jogja tetap membuka diri untuk menerima wisatawan dan pemudik dari luar kota. Setelah muncul kasus COVID-19 yang berasal dari pendatang, baru semua kalang kabut. Pokoknya mencla-mencle.

Baca Juga:

Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

Dulu Malu Bilang Orang Kebumen, Sekarang Malah Bangga: Transformasi Kota yang Bikin Kaget

Pasti ketularan teman dari luar Jogja

Ini ujaran yang membuat saya mengernyitkan dahi. Apa korelasi sikap kritis dan ketularan teman luar Jogja. Setiap saya mencoba kritis menanggapi kebijakan daerah, saya selalu dipandang ikut-ikutan luar daerah. Kuliah pun disalahkan. Para masyarakat sekitar memandang saya kritis karena kuliah dan berinteraksi dengan teman yang tidak punya kepribadian njawani.

Jika kepribadian Jogja berarti menjadi pribadi yang hanya menurut dan patuh tanpa alasan, ini kebablasan. Sejak zaman kerajaan, masyarakat kita sudah mengenal bentuk-bentuk protes dan menyuarakan pendapat. Bisa dengan tapa pepe, sampai melakukan pisowanan ageng. Lalu mengapa kita sekarang hanya boleh inggah-inggih sambil manggut-manggut?

Nrimo ing pandum

Ini adalah petuah para sesepuh setiap mendengar anak muda seperti saya terlalu banyak protes. Pokoknya, kita harus menerima apa yang diperoleh. Hidup sederhana dan selalu bersyukur, meskipun hak kita dirampas. Paling jleb saat mendengarkan kata-kata ini dari korban penggusuran PKL Gondomanan.

Memang benar, hidup nrimo ing pandum itu falsafah hidup yang baik. Mencegah kita untuk rakus dan merebut hak orang. Tapi, jika hak kita yang direbut, bukankah kita juga berhak mempertahankan? Apakah falsafah ini untuk memuluskan niatan busuk merebut hak hidup orang banyak dengan semaunya? Ah, terlalu konspiratif.

Jangan ngeyel, nanti kualat

Ini jadi argumen paling akhir ketika saya terlalu banyak protes dengan mengajukan lebih banyak pembelaan. Jawaban yang ad hominem ini jelas membuat saya geli-geli gemas. Pokoknya, kalau sudah menthok, pasti saya ditakut-takuti oleh ancaman kualat. Protes dipandang melukai perasaan leluhur tanah Jawa. Untuk argumen ini, saya rasa tak perlu dikomentari.

Tulisan saya ini murni pengalaman pribadi. Jika kamu merasa sebagai kawula Jogja yang tidak overproud, saya ucapkan selamat. Jika tulisan ini menyindir kamu, saya ucapkan selamat juga. Saya akhiri tulisan ini dengan petuah dari tuan Patrick Star, “Pemujaan yang berlebihan itu tidak sehat.”

BACA JUGA Harus Gimana Lagi sama Orang yang Percaya Konspirasi Wahyudi Covid-19?! dan tulisan Dimas Prabu Yudianto lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 4 Oktober 2021 oleh

Tags: diygubernur jogjaJogjasultan
Prabu Yudianto

Prabu Yudianto

Penulis kelahiran Yogyakarta. Bekerja sebagai manajer marketing. Founder Academy of BUG. Co-Founder Kelas Menulis Bahagia. Fans PSIM dan West Ham United!

ArtikelTerkait

Nggak Semua Perantau di Jogja Doyan Gudeg hingga Sering ke Sarkem! Mojok.co

Nggak Semua Perantau di Jogja Doyan Gudeg dan Sering ke Sarkem!

9 November 2023
Kisah Pasar Ngasem Jogja: Berawal dari Pasar Burung, Gudang Seniman, Sampai Tujuan Sarapan Anak Skena

Kisah Pasar Ngasem Jogja: Berawal dari Pasar Burung, Gudang Seniman, Sampai Tujuan Sarapan Anak Skena

25 April 2024
Pecel Lele Lawan Berat Warteg Kharisma Bahari di Jogja, Bukan Warmindo (Unsplash)

Di Jogja, Pecel Lele yang Menjadi Lawan Berat bagi Warteg Kharisma Bahari, Bukan Warmindo

8 Juli 2023
Jalan Gedongkuning Lebih Pantas Jadi Pusat Kuliner Soto Jogja daripada Kadipiro Mojok.co

Jalan Gedongkuning Lebih Pantas Jadi Pusat Kuliner Soto Jogja daripada Kadipiro

18 Maret 2024
4 Makanan Tradisional dari Jateng dan Jogja yang Nggak Diketahui Gen Z

4 Makanan Tradisional dari Jateng dan Jogja yang Nggak Diketahui Gen Z

7 Oktober 2024
tutorial putus

Tutorial Putus yang Baik dan Benar Sesuai dengan Kaidah yang Telah Disempurnakan

3 Juli 2019
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Bali, Surga Liburan yang Nggak Ideal bagi Sebagian Orang

Pengalaman Motoran Banyuwangi-Bali: Melatih Kesabaran dan Mental Melintasi Jalur yang Tiada Ujung  

19 Desember 2025
Nestapa Perantau di Kota Malang, Tiap Hari Cemas karena Banjir yang Kian Ganas Mojok.co

Nestapa Perantau di Kota Malang, Tiap Hari Cemas karena Banjir yang Kian Ganas

13 Desember 2025
Isuzu Panther, Mobil Paling Kuat di Indonesia, Contoh Nyata Otot Kawang Tulang Vibranium

Isuzu Panther, Raja Diesel yang Masih Dicari Sampai Sekarang

19 Desember 2025
Rujak Buah Jawa Timur Pakai Tahu Tempe: Nggak Masuk Akal, tapi Enak

Rujak Buah Jawa Timur Pakai Tahu Tempe: Nggak Masuk Akal, tapi Enak

16 Desember 2025
Tombol Penyeberangan UIN Jakarta: Fitur Uji Nyali yang Bikin Mahasiswa Merasa Berdosa

Tombol Penyeberangan UIN Jakarta: Fitur Uji Nyali yang Bikin Mahasiswa Merasa Berdosa

16 Desember 2025
Air Terjun Tumpak Sewu Lumajang, Tempat Terbaik bagi Saya Menghilangkan Kesedihan

4 Aturan Tak Tertulis agar Liburan di Lumajang Menjadi Bahagia

17 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”
  • Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah
  • Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia
  • Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka
  • Memanah di Tengah Hujan, Ujian Atlet Panahan Menyiasati Alam dan Menaklukkan Gentar agar Anak Panah Terbidik di Sasaran
  • UGM Berikan Keringanan UKT bagi Mahasiswa Terdampak Banjir Sumatra, Juga Pemulihan Psikologis bagi Korban

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.