Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Surat Untuk KPAI : Selamat Karena Telah Berhasil Mengubur Mimpi Anak Bangsa

Fatimatuz Zahra oleh Fatimatuz Zahra
9 September 2019
A A
kpai

kpai

Share on FacebookShare on Twitter

Saya haturkan hormat dan salam kepada bapak-ibu pengurus KPAI, terutama kepada para dewan komisioner yang terhormat.

Saya di sini berdiri bersama anak-anak Indonesia yang memiliki segudang mimpi dan cita. Mulai dari keinginan menjadi dokter hingga youtuber, dari hobi memasak hingga olahraga.

Bapak dan Ibu yang terhormat, Anda dan saya pasti pernah menjadi mereka. Tetapi mereka belum pernah menjadi kita, orang dewasa yang penuh masalah ini. Anak-anak tidak akan mengerti apa itu eksploitasi, yang mereka tau hanya mimpinya dan jalan bagaimana mewujudkannya. Tapi kita mengerti dan pernah merasakan bagaimana punya mimpi dan keinginan mewujudkannya.

“Bu, bagaimana caranya biar aku bisa jadi dokter?” tanya saya kepada ibu saya belasan tahun yang lalu. Beliau menjawab, “nilai Matematika, IPA sama Bahasa Inggrisnya harus bagus-bagus biar bisa kuliah kedokteran.” Dan sejak saat itu ketiga mata pelajaran itu menjadi standar kesuksesan belajar saya. Meskipun seiring berjalannya waktu, saya sadar kapasitas saya tidak memungkinkan untuk menguasai ketiganya.

Bapak-Ibu bisa bayangkan kalau nanti ada anak Indonesia yang bertanya kepada orangtuanya, “Ayah, bagaimana caranya supaya aku bisa jadi atlit bulutangkis?” Tadinya, mudah saja memberi banyak contoh atlit berprestasi dan menyemangati anak-anaknya untuk mengikuti semangat dan cara berlatih mereka. Liliyana Natsir, Susi Susanti, Kevin Sanjaya adalah beberapa atlet yang telah membawa Indonesia menjadi salah satu negara dengan prestasi bulutangkis terbaik di dunia. Dari mana mereka belajar sehingga menjadi handal seperti itu? PB Djarum. Iya, pak-bu, PB Djarum yang telah berpamitan beberapa waktu yang lalu untuk tidak lagi ikut campur dalam mendidik bakat-bakat atlit di Indonesia.

Kini, para orangtua itu harus menjawab dengan apa lagi? Melambungkan mimpi anaknya tanpa tahu apa yang harus dilakukan?

PB Djarum memang bukan satu-satunya lembaga pembinaan atltet bulutangkis, Pak-Bu. Banyak sekali lembaga yang membina atlet berprestasi, sebut saja PB SGS Bandung tempat Taufik Hidayat sang legenda bulutangkis menempa diri atau beberapa klub lainnya. Tapi berapa banyak prestasinya? Bagaimana sistem rekrtutmen dan pembinaannya?

Tidak usahlah terlalu jauh berbicara tentang kemungkinan lain pembinaan bakat atlet bulutangkis yang mungkin juga tidak akan bapak-ibu pikirkan. Kita pikirkan saja alasan yang anda sekalian paparkan sebagai bentuk eksploitasi anak karena pembinaannya dilakukan oleh pabrik rokok yang merupakan zat adiktif. Selama puluhan tahun mereka membina calon atlet, apakah ada paksaan untuk merokok, menjual rokok ataupun mempromosikan rokok? Apa indikasi eksploitasi yang anda sebut?

Baca Juga:

Tulungagung, Kota yang Siap Bersaing dan Menggeser Kudus sebagai Pemilik Takhta Kota Kretek

Kemasan Rokok Polos Bukti Pemerintah Tidak Mengenal Rakyatnya. Pasti Gagal, dan yang Untung Justru Rokok Ilegal!

Sudahkah anda sekalian mencoba bertanya kepada Liliyana Natsir, atau atlet binaan PB Djarum yang lain, mengenai tuduhan tidak berdasar ini? Atau ini semua semata interpretasi sepihak ? Saya harap bukan. Karena lembaga yang seharusnya jadi perlindungan anak sudah semestinya punya mekanisme untuk menentukan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan kepada anak-anak.

Saya pernah menjadi satu dari sekian banyak anak Indonesia yang pernah bermimpi untuk belajar di PB Djarum, menjadi atlet yang berprestasi dan mengharumkan nama bangsa. Namun saya gagal bahkan sebelum ikut seleksi karena orangtua saya menganggap bahwa menjadi seorang atltet tidak akan memiliki masa depan yang cerah.

Saat ini saya mulai menyuarakan tentang bagaimana menjadi keluarga yang egaliter, menghargai pendapat dan impian anak, tidak menilai anak sebagai investasi yang bisa mengahsilkan laba, dan segala strategi untuk memberikan pemahaman kepada para orangtua untuk mengubah pola relasi dari kepemilikan menjadi partnership yang lebih sehat. Dengan satu harapan, supaya tidak ada lagi anak-anak yang harus mengubur mimpinya seperti saya.

Namun mirisnya, di saat yang bersamaan pula, mimpi anak-anak bangsa dikubur oleh lembaga yang mengaku dan melabeli diri sebagai pelindung anak-anak. Atas dasar tudingan yang belum juga dapat dibuktikan selain oleh prasangka.

Bapak-Ibu KPAI yang terhormat, jangan lupa dengan amanah yang harus bapak ibu laksanakan menurut UU nomor 23 tahun 2002 yang salah satunya adalah untuk melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan perlindungan dan pemenuhan Hak Anak. Bukan mencurigai lembaga pengembangan bakat, lebih-lebih berani melakukan tudingan tanpa alasan yang dapat dibuktikan.

Terakhir, terimakasih juga telah menuduh PB Djarum sebagai pihak yang tidak tulus memberikan beasiswa, sebagai pihak yang seperti anak kecil ngambek, labil, dan lain sebagainya. Saya rasa jika memang mereka tidak tulus, sudah banyak anak-anak calon atlet yang merangkap kerja menjadi sales rokok. Tetapi sampai hari ini, tidak ada.

Sebagai lembaga yang berisi orang-orang dewasa yang mengklaim sebagai pelindung anak, KPAI perlu banyak berbenah. Perlu belajar lagi mengenai bagaimana merangkai informasi yang utuh dan valid, seperti anak-anak yang rajin bertanya bila tidak tahu, bukan menuduh dan membatasi. Kalau memang benar ada indikasi eksploitasi, KPAI sebagai lemabag perlindungan mestinya terlibat dalam pengawalan sistem, bukan judging yang tidak memiliki solusi yang jelas. (*)

BACA JUGA PB Djarum Jangan Pamit, Masih banyak Anak-anak yang Ingin Mengejar Mimpi Mereka atau tulisan Fatimatuz Zahra lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 9 September 2019 oleh

Tags: Anak-Anakatlitbadmintonbulu tangkiscita-citaKPAIpb djarumRokoktaufik hidayat
Fatimatuz Zahra

Fatimatuz Zahra

Sedang belajar tentang manusia dan cara menjadi manusia.

ArtikelTerkait

Kelas Sosial dalam Menu Pamongan Wetonan: Ultah Klasik yang Mulai Hilang terminal mojok.co

Kelas Sosial dalam Menu Pamongan Wetonan: Ultah Klasik yang Mulai Hilang

22 Januari 2021
Mengenal Tembakau Tambeng, Si Raja Tingwe dari Besuki terminal mojok.co

Mengenal Tembakau Tambeng, Si Raja Tingwe dari Besuki

29 Januari 2021
Rokok Country Merah: Rokok Alternatif untuk Pencinta Marlboro Merah, tapi Bujetnya Rendah

Rokok Country Merah: Rokok Alternatif untuk Pencinta Marlboro Merah, tapi Bujetnya Rendah

2 April 2022
Keriweuhan yang Bakal Terjadi Ketika Atlet Badminton Kelas Dunia Jadi PNS Terminal Mojok

Keribetan yang Bakal Terjadi ketika Atlet Badminton Kelas Dunia Jadi PNS

11 November 2022
Rokok Eceran Dilarang Jokowi, Rakyat Kecil Selalu Jadi Korban (Unsplash)

Larangan Rokok Eceran oleh Jokowi Menyakiti Pedagang Kecil yang Sehari-hari Sudah Terancam Kesulitan Ekonomi

31 Juli 2024
Dari Dulu Saya Ingin Sekali Bisa Kesurupan dan Itu Belum Tercapai Sampai Sekarang terminal mojok.co

Dari Dulu Saya Ingin Sekali Bisa Kesurupan dan Itu Belum Tercapai Sampai Sekarang

14 Maret 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

22 Desember 2025
Tinggal di Kabupaten Magelang: Dekat Borobudur, tapi Tidak Pernah Merasa Hidup di Tempat Wisata

Tinggal di Kabupaten Magelang: Dekat Borobudur, tapi Tidak Pernah Merasa Hidup di Tempat Wisata

18 Desember 2025
Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

18 Desember 2025
Gak Daftar, Saldo Dipotong, Tiba-tiba Jadi Nasabah BRI Life Stres! (Unsplash)

Kaget dan Stres ketika Tiba-tiba Jadi Nasabah BRI Life, Padahal Saya Nggak Pernah Mendaftar

21 Desember 2025
Garut Bukan Cuma Dodol, tapi Juga Tempat Pelarian Hati dan Ruang Terbaik untuk Menyendiri

Garut Itu Luas, Malu Sama Julukan Swiss Van Java kalau Hotel Cuma Numpuk di Cipanas

23 Desember 2025
Motor Honda Win 100, Motor Klasik yang Cocok Digunakan Pemuda Jompo motor honda adv 160 honda supra x 125 honda blade 110

Jika Diibaratkan, Honda Win 100 adalah Anak Kedua Berzodiak Capricorn: Awalnya Diremehkan, tapi Kemudian jadi Andalan

20 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kisah Kelam Pasar Beringharjo Jogja di Masa Lalu yang Tak Banyak Orang Tahu
  • Melacak Gerak Sayap Predator Terlangka di Jawa Lewat Genggaman Ponsel
  • Regenerasi Atlet Panahan Terancam Mandek di Ajang Internasional, Legenda “3 Srikandi” Yakin Masih Ada Harapan
  • Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah
  • 10 Perempuan Inspiratif Semarang yang Beri Kontribusi dan Dampak Nyata, Generasi ke-4 Sido Muncul hingga Penari Tradisional Tertua
  • Kolaboraya Bukan Sekadar Kenduri: Ia Pandora, Lentera, dan Pesan Krusial Warga Sipil Tanpa Ndakik-ndakik

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.