Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kuliner

Surat Jawab dari Pemeluk Ajaran Indomie buat Misionaris Mie Sedaap

Raynal Payuk oleh Raynal Payuk
15 Mei 2020
A A
Surat Jawab dari Pemeluk Ajaran Indomie buat Misionaris Mie Sedaap terminal mojok.co

Surat Jawab dari Pemeluk Ajaran Indomie buat Misionaris Mie Sedaap terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Patut diakui bangsa Indonesia adalah bangsa yang suka berdebat. Mulai dari debat agama, debat pemilu, debat bola, hingga Debat Kusir Majelis Lucu Indonesia. Salah satu jenis debat kusir tanpa makna dan akhir yang disukai masyarakat adalah tentang mi instan. Dari masalah daftar belanja bareng teman satu kos, hingga rapat seksi konsumsi makrab, masyarakat kita dihadapkan pada dilema tidak penting: mana yang lebih baik, Indomie atau Mie Sedaap?

Kenapa dibilang tidak penting? Pasalnya, kita semua tahu bahwa Indomie adalah merek mi instan terbaik. Perkecualian kalau kalian anak indie yang suka ikut gerakan-gerakan baru kaya ajaran Mie Sedaap. Hal itu yang saya lihat dari Riyanto, salah satu misionaris Mie Sedaap dalam tulisan Sedapnisasi dia di Terminal Mojok.

Sebagai pengikut ajaran Indomie sejak lahir, saya merasa sebagai orang paling mengerti soal mi ini walaupun pengetahuan saya sebatas nonton ceramah mukbang di YouTube dan belajar hukum mi dari blogspot. Oleh karena itu, saya akan berusaha mematahkan semua argumen Riyanto dalam tulisan ini sebagai bentuk aksi bela Indomie saya.

#1 Emang siapa yang suka mi Empuk lembek?

Ngaku aja, kalian semua pasti benci mi lembek? Kita makan mi bukan buat mencari keempukan, tapi kekenyalan seperti Indomie. Kalau memang hasilnya rada sedikit kriuk-kriuk, itu karena orangnya suka makan mi yang sedikit renyah karena teringat nostalgia jajanan Mie Gemez waktu SD. Mi empuk itu cuma bahasa ngeles ala pejabat buat menyebut mi lembek!

Lagian, kalau mau masaknya simple, tinggal beli Pop Mie. Diseduh pakai air panas pun langsung jadi. Kalau mi bungkus kayak Indomie dan Mie Sedaap, memang hukum adatnya harus direbus. Lebih sesat lagi orang makan mi bungkus diseduh air doang daripada yang makan Mie Sedaap. Apalagi kalau masaknya pakai metode aneh-aneh tanpa memperhatikan kearifan lokal kayak pakai “Mircowave”. Metode rebus malah lebih inklusif terhadap semua kalangan, dari pemakai kompor gas, kompor minyak tanah, kompor portable, tungku kayu bakar, ataupun yang pinjam kompor ibu kos. Memang semua orang bergaji di atas UMR itu sering beli peralatan masak aneh-aneh ala Lejel Home Shopping.

#2 Fleksibel bukan berarti ribet

Banyak orang salah kaprah soal kefleksibelan dari Indomie dengan menganggap bahwa itu ribet. Jika ia bisa ditambah berbagai macam bahan dan bumbu, itu artinya ia adalah makanan fleksibel. Mottonya saja,“Indomie Seleraku”, yang berarti ia bisa dikreasikan oleh banyak orang sesuai selara.

Ditambah sawi bisa jadi makanan setengah sehat, ditambah telur bisa jadi makanan setengah bergizi, ditambah kornet bisa jadi makanan setengah mewah. Bahkan Indomie bisa dibuat kreasi bekal kesukaan anak-anak kaya martabak mi atau sosis mi. Intinya, kita semua tahu Intel dan Internet, tapi nggak pernah ada yang bilang setel atau senet kan?!

Lalu, bagaimana kalau mau masak sederhana? Mau dimasak sederhana pun, Indomie sudah kaya bumbu pelengkap. Ada bawang goreng di Indomie Goreng, minyak bawang di Indomie Ayam Bawang, koya di Indomie Soto Spesial, cabe di Indomie Sambel Matah, sampai krupuk di Indomie Goreng Soto. Kalau ada yang bilang mi merek ini nggak kasih bumbu pelangkap sebanyak Mie Sedaap, sudah mulai mengarah ke Pasal 310 Ayat (2) KUHP itu!

Baca Juga:

Dosa Indomie Ayam Bawang: Nggak Ada Bawang Goreng sebagai Pelengkap

Pemilik Warung Membeberkan 5 Rahasia Indomie Racikannya Bisa Lebih Enak daripada Buatan Rumah

#3 Seni memasak Indomie itu mudah

Memang, untuk menciptakan mi enak, ada seni yang perlu dipelajari. Tapi, bukan berarti seni tersebut susah untuk dikuasai. Buktinya, mas-mas penjaga Warmindo saja bisa buat, masak kita yang mengaku pemuda mandiri tidak mau belajar?

Saya sendiri sudah mempelajari waktu dan jumlah air yang diperlukan untuk menciptakan mi yang lezat dan itu jauh lebih mudah daripada buat tulisan tembus Terminal Mojok. Kalau untuk masak Indomie perlu ketrampilan semahir Chef Arnold Poernomo, baru kalian boleh protes.

Bahkan jika kalian masih males untuk belajar seni memasak Indomie, apa salahnya beli di Warmindo? Toh, kamu juga ikut berkontribusi terhadap sektor UMKM negeri ini secara langsung. Pelanggan Warmindo pun makan di sana untuk mendapatkan suasana nongkrong yang tidak bisa didapatkan di rumah atau kamar kamu. Mulai obrolan santai sampai debat kusir serius, semua terjadi di Warmindo. Bukan saja ikut mengembangkan UMKM dengan memberi sponsor spanduk, Indomie juga ikut berkontribusi dalam memelihara nila-nilai sila keempat Pancasila.

#4 Pelopor beda sama pengikut

Terserah kamu mau bilang apa soal eksperimen rasa Indomie. Fakta telah membuktikan, kreativitas mi merek ini dalam menciptakan varian mi instan baru telah melahirkan Indomie Goreng pada 1983, mi instan goreng pertama di dunia. Semua varian mi instan goreng harus berterima kasih kepada Indofood karena telah membawakan karunianya yang terbesar atas dunia.

Bandingkan dengan Mie Sedaap, yang cuma diingat akan varian rasa Goreng, Soto, Ayam Bawang, Sambal Goreng, dan Kari Kental. Coba di sini angkat tangan yang masih ingat Mie Sedaap Rasa Sate atau White Curry. Jika ia punya banyak produk gagal, itu karena memang rasa dia beragam di mana jumlahnya mencapai 51 rasa. Mie Sedaap bungkus tentu tidak bisa bersaing dengan hanya 11 varian rasa, di mana cuma setengah berhasil bertahan.

Di lain pihak, Indomie juga punya banyak rasa baru di luar Big 5 yang sukses seperti Rendang, Sambel Matah, Iga Penyet, Soto Lamongan, dan Mie Aceh. Itu belum termasuk varian rasa lokal yang dijual mini market di luar Jakarta, kaya rasa Tengkleng seperti terdapat di Mirota Kampus Yogyakarta. Silakan kunjungi mini market terdekat dan buktikan keberagaman rasa Indomie dibandingkan Mie Sedaap!

#5 Naik kancah internasional

Coba tanya semua orang bule dari kulit putih di Amerika Serikat sampai kulit hitam di Nigeria, jika ada yang tanya mi instan terbaik dari Indonesia, jawabannya pasti Indomie. Indofood saja sudah punya dua pabrik di Nigeria dan Arab Saudi. Ini membuktikan mereka berhasil tembus kancah internasional.

Cari kata “Indonesian Noodle” di YouTube dan produk Indomie pasti keluar. Bukan Mie Sedaap. YouTuber Internasional kalau mau mukbang snack Indonesia selalu tidak lupa memasukkan Indomie. Video Indomie di kanal First We Feast aja ditonton 4,5 juta orang, sedangkan video lainnya di kanal Jolly ditonton 2 juta orang. Jadi, apa perlu Indomie saingin Mie Sedaap yang sewa Om Siwon, dengan pakai cara sewa mas-mas BTS? Nggak perlu lah. Wong Indomie sudah tenar baik domestik atau internasional. Itu pun si Om Siwon palingan makannya Samyang Green di belakang set!

BACA JUGA Nggak Usah Ngeyel, Mie Sedaap Lebih Enak daripada Indomie atau tulisan lainnya dari Raynal Arrung Bua.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 6 Oktober 2021 oleh

Tags: indomieindomie vs mie sedaapmie sedaap
Raynal Payuk

Raynal Payuk

Mantan Pers Kampus Dalam Pencarian Jati Diri dan Pekerjaan

ArtikelTerkait

Mie Sedaap Goreng Ayam Bakar Jeruk Limau_ Ayam Bakarnya Kurang Berasa, Jeruk Limaunya Nampol terminal mojok

Mie Sedaap Goreng Ayam Bakar Limau: Ayam Bakarnya B Aja, Jeruk Limaunya Mayanlah

29 September 2021
Indomie Coto Makassar, Cara Lain Menikmati Coto dengan Harga Merakyat Terminal Mojok

Indomie Coto Makassar, Cara Lain Menikmati Coto dengan Harga Merakyat

25 Juni 2022
Nissin Ramen Series Mi Instan Terbaik Bikin Saya Murtad dari Indomie

Nissin Ramen Series, Mi Instan Terbaik yang Bikin Saya Murtad dari Indomie

15 September 2023
Indomie, Makanan Indonesia yang Paling Dirindukan Saat Tinggal di Luar Negeri Mojok.co

Indomie, Makanan Indonesia yang Paling Dirindukan Saat Tinggal di Luar Negeri

25 Maret 2025
Battle Mi Rendang: Mi Lemonilo VS Indomie, Mana yang Rasanya Lebih Medhok? Terminal Mojok.com

Battle Mi Rendang: Mi Lemonilo VS Indomie, Mana yang Rasanya Lebih Medhok?

13 April 2022
Mie Sedaap Baso Spesial, Mie Instan Kuah Paling Sempurna, tapi Sayang Jadi Barang Langka di Desa

Mie Sedaap Baso Spesial, Mie Instan Kuah Paling Sempurna, tapi Sayang Jadi Barang Langka di Desa

14 Agustus 2025
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Angka Pengangguran di Karawang Tinggi dan Menjadi ironi Industri (Unsplash) Malang

Ketika Malang Sudah Menghadirkan TransJatim, Karawang Masih Santai-santai Saja, padahal Transum Adalah Hak Warga!

29 November 2025
Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

1 Desember 2025
Ilustrasi Banjir Malang Naik 500% di 2025 Bukti Busuknya Pemerintah (Unsplash)

Kejadian Banjir Malang Naik 500% di 2025, Bukti Pemerintah Memang Nggak Becus Bekerja

6 Desember 2025
Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

30 November 2025
8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah (Unsplash)

8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah

3 Desember 2025
Sebagai Warga Pemalang yang Baru Pulang dari Luar Negeri, Saya Ikut Senang Stasiun Pemalang Kini Punya Area Parkir yang Layak

Sebagai Warga Pemalang yang Baru Pulang dari Luar Negeri, Saya Ikut Senang Stasiun Pemalang Kini Punya Area Parkir yang Layak

29 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lagu Sendu dari Tanah Minang: Hancurnya Jalan Lembah Anai dan Jembatan Kembar Menjadi Kehilangan Besar bagi Masyarakat Sumatera Barat
  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.