Waktu pertama masuk pasar Indonesia di tahun 2018, Realme jadi brand smartphone yang lumayan dilirik. Kala itu, hape-hape mereka macam Realme 2 sama Realme 2 Pro digadang-gadang menjadi saingan kuat Xiaomi. Setelah itu mereka tambah gila lagi, banyak hape bagus yang kemudian dirilis seperti Realme 8, Realme 9 Pro Plus, dan Realme GT Master Edition.
Akan tetapi sejak tahun 2022 brand ini semakin lama semakin loyo. Puncaknya di tahun 2023 dan 2024 ini. Sampai-sampai banyak orang yang menganggap Realme lagi ngebadut. Hape-hape mereka sekarang harganya mahal, fiturnya sedikit, spesifikasinya nggak bersaing pula, hadeh.
Daftar Isi
Strategi baru Realme
Sepertinya sekarang haluan Realme sudah beda dari awal masuk di Indonesia. Dulu mereka fokus menjual hape murah dengan spesifikasi tinggi. Hape-hape keluaran mereka dulu selalu worth to buy dan benar-benar menawarkan value for money yang tinggi.
Saya masih inget dulu ada Realme 6 Pro yang punya julukan raja 4 jutaan dan sudah punya refresh rate layar 90 hz. Ada juga Realme 9 Pro Plus yang kameranya bener-bener juara buat harga 4 jutaan, bahkan David Gadgetin bilang kalau foto malam hape itu lebih bagus dari iPhone 14 Pro.
Tapi itu dulu, semuanya tinggal kenangan yang kayaknya nggak bakal terulang di waktu dekat ini. Sekarang brand yang identik dengan warna kuning ini lebih milih buat fokus jualan desain. Katanya sih juga jualan kamera, tapi kayaknya kameranya sekarang sudah nggak seheboh dulu.
Liat saja dari rilisan baru mereka macam Realme 10 Pro Plus, Realme 11 Pro Plus, dan Realme 12 Pro Plus. Semua hape itu desainnya premium, pakai bahan kulit sintetis, pokoknya keliatan mewah. Tapi harganya selangit, sampe 6 juta lebih, spesifikasinya juga nggak bagus-bagus amat.
Buat bikin desain ganteng dan mewah, hape-hape mereka sekarang malah menghilangkan banyak hal penting yang bikin mereka terkenal dari awal. Mereka pernah menghilangkan NFC, pakai chipset yang cupu buat harganya, sampai menghilangkan kamera ultrawide di beberapa seri.
Jualan desain boleh-boleh saja, tapi seenggaknya harganya jangan tinggi-tinggi banget. Fitur penting juga jangan diilangin. Ingat, Realme ini bukan Samsung, Apple, Oppo, atau vivo yang namanya sudah gede. Kalau cuma jualan desain, ya jelas kalah sama brand besar yang sudah punya nama dan desain lebih bagus.
Gimik melulu
Nggak cuma jualan desain, sekarang mereka juga ikut-ikutan Oppo dengan jualan gimik hape yang (katanya) tahan banting, tahan lama, dan tahan air. Padahal kalau diadu sama hape dari brand lain sebenarnya nggak jauh beda. Jadi sebenarnya nggak jelas ketahanannya itu dilihat dari mana.
Gimik hape tahan banting belum cukup? Tenang, sekarang Realme juga mulai jualan gimik kamera. Sebenarnya kamera mereka itu bagus, kok. Bahkan berani kasih kamera periscope telephoto di hape midrange. Cuma cara jualannya itu nggak banget.
Masa mereka sok-sokan bikin iklan membandingkan kamera mereka sama hape-hape flagship 20 jutaan macam Samsung Galaxy S24 series atau iPhone Pro series. Ya kalah atuh. Konsumen sekarang sudah pinter, mereka sudah tahu perbandingan-perbandingan itu cuma gimik dan trik marketing.
Ayolah, Realme. Kamera kalian tuh sudah bagus. Bikin iklan boleh, bikin promosi boleh, tapi caranya nggak begini. Pakai cara lain yang lebih menarik dan nggak murahan. Padahal kalau marketing sama gimiknya nggak lebay pasti hape mereka laku, kok.
Mencoba bangkit tapi masih gagal
Realme kayaknya sadar kalau mereka mulai nggak diminati banyak orang. Alhasil di tahun 2024 ini mereka mengembalikan GT series, series flagship mereka yang udah absen selama beberapa tahun di Indonesia.
GT series yang dirilis di 2024 adalah Realme GT 6 dan sebenarnya ini hape bagus-bagus saja. Performanya oke, casnya cepet, baterenya badak, desainnya elegan, kameranya juga ciamik. Cuma, harganya nggak bisa bersaing.
Kayaknya Realme juga lagi apes, saat GT 6 rilis, Poco ikutan mengeluarkan Poco F6 yang sama-sama pakai chipset Snapdragon 8s Gen 3. Harga Poco F6 juga jauh lebih murah, jadi ya orang-orang jelas milih Poco F6, dong.
Upaya-upaya lain seperti menurunkan harga produk mereka di pasaran juga sudah dilakukan. Tapi kayaknya konsumen sudah nggak berminat sama hape-hape Realme. Walau harga sudah diturunin stoknya masih berlimpah dan yang beli juga masih sedikit.
Realme, kamu maunya gimana, sih?
Nggak salah kalau mau ganti strategi, mungkin strategi kayak dulu sudah nggak menguntungkan. Mungkin Realme juga mau menjaring niche dan konsumen yang lebih luas. Semua brand pasti juga pernah mengalami hal kayak gini.
Tapi sekarang Realme benar-benar krisis identitas. Arah mereka juga seperti nggak jelas, hape-hape mereka juga kurang laku. Jadi strategi dan jalan baru yang diambil juga nggak bisa menaikkan penjualan mereka. Kalau begini terus bisa wasalam.
Dear Realme, kualitas hape kalian itu bagus. Mencoba hal baru memang nggak salah, tapi kalau percobaannya gagal juga nggak enak, kan? Nggak usah muluk-muluk, menaikkan harga boleh saja, tapi jangan kemahalan sampai nggak ada yang mau beli.
Ah, saya jadi rindu sama Realme yang dulu. Yang setiap rilis hape baru selalu bikin heboh dan selalu jadi lawan kuatnya Xiaomi. Sayangnya melihat Realme yang sekarang kayaknya mereka nggak bakal bisa ngelawan Xiaomi, yang ada malah dipecundangi Xiaomi.
Penulis: Arzha Ali Rahmat
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Realme Nggak Mahal, Kitanya Aja yang Nggak Mampu Beli.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.