Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Featured

Surat Balasan untuk Pembelaan dari Penulis Naskah ‘Suara Hati Istri: Zahra’

Ima Triharti Lestari oleh Ima Triharti Lestari
6 Juni 2021
A A
Share on FacebookShare on Twitter

Saya telah membaca tulisan Bapak Cepi Komara yang menuliskan unek-uneknya perihal polemik Suara Hati Istri: Zahra. Dari tulisan tersebut ada beberapa hal yang saya pribadi menyetujuinya, tapi sisanya tidak sama sekali. Saya paham betul perasaan Bapak soal keberingasan netizen kita. Saya setuju soal itu. Netizen kita memang suka galak tidak pada tempatnya, suka menyerang seenak udelnya. Bahkan saya sangat setuju bila perkataan netizen yang menyumpahi anak penulis skenario sinetron Suara Hati Istri: Zahra jadi korban pedofilia adalah perkataan yang sangat jahat. Pasalnya, menyalahkan tim penulis skenario atas dipilihnya pemeran Zahra yang masih berumur 15 tahun memang sangat tidak tepat sasaran.

Akan tetapi, hal yang tidak saya setujui dan tidak saya mengerti adalah bagaimana bisa penulis skenario, tim produksi, dan semua atasan-atasannya masih bisa membuat jalan cerita yang bapak katakan “cerita dengan pesan moral yang jarang diperhatikan oleh banyak orang”. Di manakah letak pesan moral dari tayangan yang hanya mengeksplor kejahatan antar istri yang bersaing demi mendapat perhatian suaminya?

Hal yang lebih membuat saya tidak habis pikir lagi, ternyata cerita tersebut dibuat oleh seorang ibu beranak satu. Bagaimana bisa seorang ibu beranak satu justru membuat cerita yang memuat unsur pedofilia dan seolah mendukung pernikahan usia muda? Anggaplah ingin mengangkat pernikahan anak usia dini karena keterbatasan ekonomi. Namun, bukankah banyak premis lain yang bisa diceritakan? Apakah sinetron ini murni ingin menjadikan pernikahan usia dini sebagai pesan moralnya atau sekadar tayangan pengaduk emosi demi menaikkan rating saluran TV?

Ketika saya menjadi ibu, banyak perubahan yang saya rasakan. Saya harus menjaga sikap dan tutur kata saya agar dapat menjadi teladan bagi anak saya. Ketika saya menulis di Mojok pun, sebisa mungkin saya harus menggunakan kata-kata yang baik agar suatu hari nanti ketika anak saya dewasa dan membaca tulisan saya, ia tidak menjadi malu karenanya.

Bahkan karena saya ingin melindunginya dari tontonan TV yang tidak edukatif, saya sampai memutuskan untuk tidak memasang TV di rumah kami. Bayangkan Pak, sekalipun saya sangat mampu membeli TV, saya tidak punya TV sampai sekarang. Lantaran, saya tidak mau anak saya termasuk saya sendiri teracuni oleh tontonan yang tidak masuk akal. Saya hanya menonton TV seminggu sekali ketika mengunjungi rumah orang tua saya. Meski begitu, saya masih juga harus menahan sabar ketika melihat ibu dan kakak saya menonton sinetron ini sambil mengumpat-ngumpat.

Maka menjadi pertanyaan besar untuk saya kepada bapak dan seluruh tim produksi sinetron Suara Hati Istri: Zahra, apakah Bapak akan mengizinkan anak atau keluarga Anda menonton sinetron tersebut?

Lebih mengherankan lagi buat saya, ketika Bapak menyuruh netizen untuk tidak seenaknya meminta KPI menghentikan tayangan ini dengan dalih tim skenario sudah capek-capek menulis 65 halaman setiap harinya. Sebagai seorang yang juga pernah bekerja di bidang seni meskipun outputnya berbeda, saya memahami keresahan bapak saat hasil karya bapak tidak dihargai. Saya sendiri beberapa kali tidak dibayar padahal sudah membuat rancangan dan berlembar-lembar gambar hanya karena si klien menganggap saya menggoda suaminya. Padahal untuk menghasilkan satu rancangan saya harus bekerja selama berhari-hari menggunakan 3 software berbeda.

Teman saya juga sering tidak dibayar dengan nominal puluhan juta, padahal ia dan belasan timnya sudah bekerja selama berbulan-bulan. Namun, apa karena hal tersebut kita harus kehilangan hati nurani dan lebih mementingkan kepentingan diri sendiri? Lagipula sesama pekerja seni kita harusnya sadar bahwa seni dihasilkan untuk kebaikan banyak orang. Jika memang karya seni kita justru menimbulkan banyak persoalan, bukankah memang lebih baik karya seni tersebut tidak ditampilkan?

Baca Juga:

Preman Pensiun 9 Sebaik-baiknya Sinetron Ramadan, Bikin Saya Nonton TV Lagi 

5 Alasan yang Membuat Sinetron Indonesia Semakin Membosankan. Produser dan Sutradara Perlu Lebih Kreatif!

Saya memerhatikan bahwa di akhir tulisan, Bapak sering mengatakan tim skenario hanyalah seorang yang mencari uang demi keluarga. Tapi, kami sebagai penonton juga berhak untuk mendapatkan perlindungan dari tayangan-tayangan yang dapat merusak mental dan pikiran kami sekeluarga. Oleh karena itulah kami menyuarakan keresahan kami di media sosial. Toh, seringnya keluhan kami tidak didengar, kan? Tetap saja sinetron-sinetron sejenis bermunculan.

Saya yakin PH sinetron Suara Hati Istri: Zahra akan tetap mengeluarkan sinetron sejenis di kemudian hari. Suara Hati Istri juga setiap hari masih tayang di Indosiar. Jadi, jangan hanya karena satu sinetron diberhentikan hak tayangnya, tim produksi bersikap seolah-olah netizen menyengsarakan dan membuat seluruh orang yang bekerja di sinetron tersebut hilang mata pencahariaannya.

Saya tidak membela netizen karena memang terkadang netizen bersikap bar – bar. Namun, dengan adanya polemik sinetron Suara Hati Istri: Zahra, masyarakat sebenarnya berharap bahwa pekerja di dunia persinetronan dapat menghasilkan karya -karya yang lebih menarik dan edukatif. Pasalnya, jika terus menerus didiamkan, mau sampai kapan kita melihat tayangan yang isinya azab kubur dan kesengsaraan dalam pernikahan?

Sumber Gambar: YouTube Indosiar

BACA JUGA Sinetron ‘Suara Hati Istri: Zahra’, Analisis Sinetron tentang Remaja yang Jadi Istri Ketiga Om-om atau tulisan Ima Triharti Lestari lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 5 Juni 2021 oleh

Tags: indosiarPojok Tubir TerminalSinetronSuara Hati IstriZahra
Ima Triharti Lestari

Ima Triharti Lestari

Ibu rumah tangga yang hobi menulis, humoris, puitis tapi tidak romantis

ArtikelTerkait

Terlahir sebagai Laki-laki, Jawa, dan Islam Adalah Privilese yang Tak Boleh Kami Dustakan terminal mojok.co

Terlahir sebagai Laki-laki, Jawa, dan Islam Adalah Privilese yang Tak Boleh Kami Dustakan

30 Juli 2021
vaksinasi vaksin berbayar covid-19 Hoaks Vaksin Mengandung Virus Itu Wagunya Sampai Ubun-ubun terminal mojok.co

Pihak yang Jelas-jelas Bahagia atas Vaksin Berbayar Adalah Orang-orang yang Nggak Percaya Covid-19

12 Juli 2021
Mengedukasi Masyarakat Bukan Tugas Sinetron, Jadi Stop Bilang Sinetron Indonesia Nggak Mendidik terminal mojok

‘Sinetron Indonesia Tidak Mendidik’, Mengedukasi Masyarakat Emang Bukan Tugas Sinetron, kok

28 Juni 2021
Tradisi Kupatan sebagai Tanda Berakhirnya Hari Lebaran Masa Lalu Kelam Takbir Keliling di Desa Saya Sunah Idul Fitri Itu Nggak Cuma Pakai Baju Baru, loh! Hal-hal yang Dapat Kita Pelajari dari Langgengnya Serial “Para Pencari Tuhan” Dilema Mudik Tahun Ini yang Nggak Cuma Urusan Tradisi Sepi Job Akibat Pandemi, Pemuka Agama Disantuni Beragama di Tengah Pandemi: Jangan Egois Kita Mudah Tersinggung, karena Kita Mayoritas Ramadan Tahun Ini, Kita Sudah Belajar Apa? Sulitnya Memilih Mode Jilbab yang Bebas Stigma Kenapa Saf Tarawih Makin Maju Jelang Akhir Ramadan? Kenapa Kita Sulit Menerima Perbedaan di Media Sosial? Masjid Nabawi: Contoh Masjid yang Ramah Perempuan Surat Cinta untuk Masjid yang Tidak Ramah Perempuan Campaign #WeShouldAlwaysBeKind di Instagram dan Adab Silaturahmi yang Nggak Bikin GR Tarawih di Rumah: Ibadah Sekaligus Muamalah Ramadan dan Pandemi = Peningkatan Kriminalitas? Memetik Pesan Kemanusiaan dari Serial Drama: The World of the Married Mungkinkah Ramadan Menjadi Momen yang Inklusif? Beratnya Menjalani Puasa Saat Istihadhah Menghitung Pengeluaran Kita Kalau Buka Puasa “Sederhana” di Mekkah Apakah Menutup Warung Makan Akan Meningkatkan Kualitas Puasa Kita? Kenapa Saf Tarawih Makin Maju Jelang Akhir Ramadan? Apakah Menutup Warung Makan Akan Meningkatkan Kualitas Puasa Kita? Mengenang Serunya Mengisi Buku Catatan Ramadan Saat SD Belajar Berpuasa dari Pandemi Corona Perlu Diingat: Yang Lebih Arab, Bukan Berarti Lebih Alim Nonton Mukbang Saat Puasa, Bolehkah? Semoga Iklan Bumbu Dapur Edisi Ramadan Tahun Ini yang Masak Nggak Cuma Ibu

Hal-hal yang Dapat Kita Pelajari dari Langgengnya Serial “Para Pencari Tuhan”

20 Mei 2020
Dosen Pelaku Pelecehan Seksual Disanksi Skorsing Sekaligus Izin Belajar Lanjut Doktoral, Ini Sanksi Apa Hadiah MOJOK.CO

Mengapa Korban Pelecehan Seksual Memilih Speak Up di Internet ketimbang Melapor?

21 Juni 2021
Baliho Sebagai Media Kampanye Sudah Usang, Berikut 5 Rekomendasi Penggantinya terminal mojok

Baliho Sebagai Media Kampanye Sudah Usang, Berikut 5 Rekomendasi Penggantinya

26 Juni 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi (Unsplash)

Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi: Menolong Ribuan Perantau, tapi Menyengsarakan Warga Sendiri

22 Desember 2025
6 Rekomendasi Tontonan Netflix untuk Kamu yang Mager Keluar Rumah Saat Liburan Tahun Baru Mojok.co

6 Rekomendasi Tontonan Netflix untuk Kamu yang Mager Keluar Rumah Saat Liburan Tahun Baru

27 Desember 2025
Universitas Terbuka (UT): Kampus yang Nggak Ribet, tapi Berani Tampil Beda

Universitas Terbuka (UT): Kampus yang Nggak Ribet, tapi Berani Tampil Beda

26 Desember 2025
Dosen Pembimbing Nggak Minta Draft Skripsi Kertas ke Mahasiswa Layak Masuk Surga kaprodi

Dapat Dosen Pembimbing Seorang Kaprodi Adalah Keberuntungan bagi Mahasiswa Semester Akhir, Pasti Lancar!

25 Desember 2025
Pertama Kali Mencicipi Swike: Makanan Berbahan Dasar Kodok yang Terlihat Menjijikan, tapi Bikin Ketagihan Mojok.co

Pertama Kali Mencicipi Swike: Makanan Berbahan Dasar Kodok yang Terlihat Menjijikan, tapi Bikin Ketagihan 

23 Desember 2025
Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, tapi Layanan QRIS-nya Belum Merata Mojok.co

Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, Sayang Layanan QRIS-nya Belum Merata 

24 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.