Membicarakan Jembatan Suramadu memang tak ada habisnya. Salah satu yang sering dibahas, jembatan terpanjang di Indonesia ini bak gerbang metaverse. Jembatan ini jadi penghubung kehidupan perkotaan yang diwakili Surabaya dan kehidupannya pedesaan yang diwakili Bangkalan Madura.
Kedua daerah itu memang punya perbedaan mencolok, apalagi saat malam hari. Surabaya tampak lebih hidup dengan gemerlap lampu dan gedung-gedung tinggi. Sebaliknya, Bangkalan Madura tampak gelap, seperti nggak berpenghuni. Perbedaan juga terlihat dari bagaimana kedua daerah itu mengelola ujung Jembatan Suramadu.
Ujung Jembatan Suramadu sisi Surabaya suasana lebih ramai. Di sana banyak warkop lesehan atau jajanan ringan. Walau tampak sederhana, titik ini tampak hidup dengan kehadiran anak muda yang nongkrong sambil ngopi atau sekedar keluyuran. Apalagi saat sore atau malam hari.
Akan tetapi, kondisinya jauh berbeda dengan ujung Jembatan Suramadu di Bangkalan Madura. Di sana sangat sepi. Jangankan anak muda, warung-warung yang ramah di kantong saja sangat jarang. Itu mengapa, Bangkalan Madura perlu meniru konsep ujung Jembatan Suramadu sisi Surabaya. Siapa tahu, spot itu bisa ramai dan semakin banyak menarik orang berkunjung ke Bangkalan Madura.
Ujung Jembatan Suramadu Sisi Surabaya konsepnya sederhana, tapi bikin nyaman
Di bagian Surabaya, ujung Jembatan Suramadu dibuat warkop-warkop lesehan yang dikonsep sangat sederhana sebenarnya. Hanya ada stand penjual minuman, tikar untuk lesehan pelanggan, dan terpal untuk mengantisipasi hujan. Pengunjung bisa ngopi atau minum es menghadap pantai sambil memandangi Jembatan Suramadu yang membentang.
Sembari melihat lalu-lalang kendaraan di atasnya, desir angin dan ombak menambah suasana lebih nyaman, apalagi kalau berdua dengan orang tersayang. Itu mengapa, banyak sekali muda-mudi yang berkunjung ke lokasi ini.
Di area Bangkalan Madura belum ada lokasi seperti ini. Lahannya kurang dimanfaatkan dengan baik. Malah dibangun gedung yang unfaedah, yakni rest area yang dilengkapi dengan foodcourt, landscape, hingga jalur pedestrian. Pembangunannya bahkan memakan dana hingga puluhan miliar rupiah. Bahkan, pembebasan lahannya mencapai ratusan miliar rupiah. Namun, sampai sekarang lokasi tersebut masih sepi, nggak ramai, cuma jadi pajangan. Jangankan pengunjung, foodcourt-nya saja belum ada pedagang yang berjualan.
Baca halaman selanjutnya: Harga makanan dan minuman …