Surabaya Itu Romantis kalau Malam, kalau Siang Jangan Harap!

Culture Shock Orang Jogja Saat Merantau ke Surabaya

Culture Shock Orang Jogja Saat Merantau ke Surabaya (Unsplash.com)

Jika ada satu wejangan yang bisa saya berikan, sudah pasti jangan pacaran di Surabaya saat siang hari!

Sebagai kota terbesar kedua di Indonesia, sudah menjadi hal yang lumrah kalau Surabaya dipenuhi dengan banyak tempat yang menarik. Mulai dari banyaknya mall, cafe estetik, tempat makan murah, bahkan tempat-tempat romantis yang bisa kamu nikmati berdua dengan yangmu sambil mendengarkan lagu Bercinta Lewat Kata.

Kalau kamu mau, setiap sudut di Surabaya bisa menjadi tempat yang romantis. Misalnya, di Pasar Malam Kodam Brawijaya. Meskipun seharusnya ini tempat militer dan jauh dari kata romantis, tapi banyak muda-mudi yang datang untuk berpacaran. Memang tidak bisa dimungkiri kalau menghabiskan malam dengan ndeprok berdua ditemani pentol bakar yang masih hangat itu cukup romantis. Toh, hemat budget juga.

Bahkan, sekalipun nggak punya tujuan, kamu bisa hanya dengan mengajak pacarmu berkeliling kota, seperti arah Jalan Diponegoro menuju Jalan Tunjungan yang dipenuhi dengan gedung tinggi dan lampu kota. Pehhh… Ini kalau dilakukan malam hari sambil ngobrol tipis-tipis, rasanya benar-benar dunia milik berdua. Romantis banget.

Tapi ingat, keromantisan ini hanya bisa kamu dapatkan kalau malam hari. Lebih tepatnya pukul 9 malam ke atas. Berikut alasan saya kenapa Surabaya cuma romantis kalau malam.

Pertama, Surabaya PANAS!

Sudah bukan rahasia lagi kalau siang hari di Surabaya itu panas. Bahkan, belakangan ini panasnya jadi lebih parah. Bayangkan saja, saking panasnya permukaan kasur di kamar yang notabene nggak tersorot sinar matahari bisa ikutan hangat.

Menurut prakiraan BMKG, rata-rata suhu Surabaya di siang hari berkisar di 36 sampai 37 derajat celcius. Tidak cukup di situ, peningkatan suhu tertinggi akan terjadi pada tanggal 14 Oktober 2023 dengan prakiraan suhu 43 derajat. Dengan cuaca sepanas ini, sudah bukan romantis lagi yang kamu dapatkan. Melainkan panas yang clekit-clekit, debu, dan polusi. Apalagi kalau kamu naik motor, mending menyerah saja.

Kedua, macettt!

Selain panas, beberapa jalan di Surabaya pasti macet di siang hari. Apalagi jalan protokol seperti Jl. Ahmad Yani, Jl. Tunjungan, Jl. Raya Menganti, dan lain-lain. Beberapa jalan ini sebisa mungkin saya hindari, sebab macetnya kadang hora umum. Bayangkan saja cuaca yang panas ditambah dengan macetnya jalan. Perpaduan sempurna untuk membuat moodmu hancur seketika.

Ketiga, minim tujuan

Sering kali saya sulit untuk menentukan tempat mana yang cocok untuk dibuat pacaran di siang hari. Awalnya, saya mengira penyebab ketidaktahuan ini karena saya jarang melihat rekomendasi tempat-tempat nongkrong terupdate di TikTok maupun Instagram. Namun, setelah saya pastikan pada teman-teman saya yang asli orang Surabaya, mereka juga kebingungan ketika ditanya tempat romantis yang bisa dikunjungi di siang hari.

Barangkali memang sudah tertanam di alam bawah sadar mereka bahwa Surabaya nggak ada romantis-romantisnya di siang hari. Serius deh, kebanyakan orang yang maksa pacaran di siang hari tujuannya selalu di mall. Kalau nggak Tunjungan Plaza, Grand City, PTC, dan mall-mall lain. Nggak salah juga sih, memang tempat ini paling aman untuk melindungi diri dari cuaca surabaya. Tapi, masa kamu mau pacaran di mall terus? Bisa boncos, bestie!

Memang sudah sepatutnya Surabaya dinikmati di malam hari. Biarlah siang menjadi milik pekerja, urusan cinta serahkan sepenuhnya saat malam. Kalau kamu nggak percaya, silahkan coba dan rasakan sendiri. Dijamin nggak kalah dengan kota romantis lain, seperti Jogja atau Bandung.

Penulis: Dito Yudhistira Iksandy
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Semarang Boleh Lebih Superior Ketimbang Cikarang, tapi Masih Kalah Jauh Dibandingkan Surabaya

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version