Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus Pendidikan

Superapp Merdeka Mengajar, Alasan Nadiem Makarim Jadi Menteri Pendidikan Terbaik setelah Reformasi

Dyan Arfiana Ayu Puspita oleh Dyan Arfiana Ayu Puspita
24 September 2022
A A
Superapp Merdeka Mengajar, Alasan Nadiem Makarim Jadi Menteri Pendidikan Terbaik setelah Reformasi

Superapp Merdeka Mengajar, Alasan Nadiem Makarim Jadi Menteri Pendidikan Terbaik setelah Reformasi (Akun Instagram @nadiemmakarim)

Share on FacebookShare on Twitter

 Gara-gara platform Merdeka Mengajar, saya berani bilang bahwa Nadiem Makarim adalah menteri pendidikan terbaik setelah Reformasi.

Hidup sebagai guru di masa sekarang ini, dibilang susah, ya, susah. Dibilang gampang, ya, gampang. Sama lah seperti profesi lain pada umumnya. Tapi, hari ini saya mau cerita soal gampangnya saja, terutama kemudahan yang terjadi akibat adanya transformasi teknologi di bidang pendidikan.

Dulu, mencari bahan mengajar itu sulit. Buku-buku referensi terbatas, teknologi belum seterbuka sekarang. Pembelajaran hanya sebatas transfer ilmu dari guru ke murid dengan memanfaatkan buku-buku pelajaran yang dikeluarkan oleh pemerintah. Akibatnya, pembelajaran sering kali hanya bertumpu pada metode ceramah guru. Membosankan. Bukan gurunya, tapi metodenya.

Tapi lihat sekarang, transformasi teknologi di bidang pendidikan telah membuat kegiatan mengajar menjadi begitu bergairah karena bahan ajar begitu mudah ditemukan. Salah satunya, yaitu melalui platform Merdeka Mengajar. Mau bahan ajar bentuk apa? Mau materi apa? Semua ada. Guru tinggal mencari saja sesuai dengan kebutuhan. Murid senang, guru pun tenang.

FYI, platform Merdeka Mengajar adalah platform yang bekerja sama dengan GovTech Edu, yang merupakan bagian dari unit PT Telkom Indonesia. Terdiri dari 400 lebih profesional muda yang berasal dari berbagai latar belakang seperti perusahaan decacorn, unicorn teknologi, firma konsultan, manajemen hingga perusahaan multinasional, GovTech menjadi bagian dalam membangun ekosistem teknologi pendidikan untuk mencapai transformasi yang berkelanjutan.

Sosok pembesut superapp yang kini sudah dipergunakan jutaan guru ini adalah Yeti Khim, seorang perempuan keturunan Korea-Amerika yang dikenal Mas Menteri Nadiem saat Yeti bekerja di GoFood. Awalnya, hanya ada tim kecil yang beranggotakan 10-20 orang bekerja bersama Yeti. Namun sekarang, seperti yang sudah disebutkan di atas, anggota tim Yeti sudah mencapai 400 orang. Hebatnya lagi, 50 persen timnya adalah perempuan. Mantap!

Wait. Ini platform yang waktu itu sempat bikin gonjang-ganjing jagad Twitter, ya?

Persis.

Baca Juga:

Mehamami Kasus Korupsi Chromebook yang Menjerat Nadiem Makarim dengan Mudah dan Lengkap

Pelajar Surabaya Nggak Butuh Pramuka, Ekstrakurikuler Ini Memang Lebih Baik Nggak Diwajibkan

Duh, memang, ya, nggak gelut nggak asik. Ada saja yang diributkan oleh netizen. Padahal, sebagai guru saya merasa sangat terbantu dengan platform Merdeka Mengajar. Bayangkan, melalui platform ini, guru dapat memperoleh materi pelatihan berkualitas dan dapat beragam video inspiratif dengan akses tidak terbatas. Jangan tanya berapa banyak jumlah videonya. Banyak, Ngab. Banyak.

Oke, platform ini mungkin dikembangkan oleh pro hire. Namun, apakah itu menjadi masalah? Bukankah hal tersebut lumrah? Apalagi, jika kapabilitas existing pegawai memang belum mumpuni. Kalau soal pengabdian dan integritas, ehm, pegawai ASN mungkin nomer 1 (S&K berlaku). Namun untuk kompetensi? Kita sama-sama tahu jawabannya.

Padahal, transformasi pendidikan adalah pekerjaan yang krusial. Kompleksitasnya tinggi. Ada banyak yang harus diurus mulai dari jutaan siswa, guru, sekolah, termasuk kondisi geografis dan demografis yang menantang. Tapi kalau nggak dimulai sekarang, mau kapan lagi? Nunggu ada SDM kita yang kompeten supaya nggak perlu merekrut pro-hire? Yakin?

Sekadar mengingatkan, survei CEOWorld tahun 2020 menyebutkan Indonesia ada di peringkat 70 dunia dalam hal kualitas pendidikan. Lha kalau tidak segera dibenahi, apa nggak semakin merosot peringkatnya? Di sinilah kita membutuhkan teknologi. Teknologi, dapat menjadi percepatan untuk mengejar ketertinggalan dalam hal kualitas pendidikan.  Maka, transformasi teknologi yang dilakukan Kemendikbud Ristek bersama GovTech Edu sudah sepatutnya kita apresiasi, bukannya malah dicari-cari kesalahannya.

Orang-orang kalau geger tentang sesuatu, kenapa nggak pernah ngelihat realitas dulu sih? Sukanya kok bikin lompatan kuantum.

Perlahan namun pasti, transformasi teknologi pendidikan yang dibawa oleh Nadiem Makarim mulai terasa dampaknya. Yang paling sederhana, ya, itu tadi. Guru jadi mudah untuk menemukan dan mengembangkan bahan ajar. Kalau dampak secara lebih menyeluruh, ya, sabar. Transformasi teknologi pendidikan itu tidak seperti menanam buah delima yang bisa dipanen hasilnya dua bulan setelah ditanam. Butuh banyak amunisi untuk bisa sampai di tujuan. Merdeka Mengajar, itu baru langkah pertama, tapi ya udah jadi langkah yang bagus.

Memimpikan kualitas pendidikan kita seperti di Inggris atau Irlandia memang too good to be true. Namun, meski tertatih dan kadang terjatuh, sebagai guru saya merasa pendidikan di negeri ini sedang menuju ke arah yang lebih baik. Setidaknya, lebih baik dalam hal transformasi teknologi. Kalau dalam hal regulasi, ya, mbuh. Yang jelas dan yang harus di-highlight adalah, transformasi teknologi pendidikan itu penting dan harus didukung. Titik.

Untuk Pak Nadiem dan kawan-kawan di Kemendikbud Ristek, selamat bekerja. Lanjutkan transformasi teknologi pendidikan yang sudah kalian lakukan. Kami pasrahkan nasib dunia pendidikan di negeri ini pada kalian. Jika ada yang meremehkan, mengecilkan dan me- me- yang lainnya, abaikan. Nyatanya, Merdeka Mengajar memang memudahkan kami, para guru. Sejarah telah membuktikan, banyak penemu yang diragukan oleh sekelilingnya ketika mereka berproses. Namun apa yang terjadi? Para penemu itu tak gentar, tetap berproses, menelan kegagalan demi kegagalan sebelum akhirnya hasilnya bisa dinikmati oleh yang hidup di masa kini.

Sudah tahu kan kenapa saya bilang Nadiem Makarim adalah menteri pendidikan terbaik setelah Reformasi. Memang, beliau ada kurangnya di sana-sini, tapi, menurut saya, akhirnya ada menteri yang beneran punya dampak positif. Setidaknya, saya mengalami itu.

Sumber gambar: Akun Instagram @nadiemmakarim

Penulis: Dyan Arfiana Ayu Puspita
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Melacak Pencipta Linting Daun, Lagu TikTok Paling Fenomenal

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 24 September 2022 oleh

Tags: merdeka mengajarnadiem makarimtransformasi pendidikan
Dyan Arfiana Ayu Puspita

Dyan Arfiana Ayu Puspita

Alumnus Universitas Terbuka yang bekerja sebagai guru SMK di Tegal. Menulis, teater, dan public speaking adalah dunianya.

ArtikelTerkait

5 Fakta yang Perlu Kamu Tahu tentang Kurikulum Prototipe terminal mojok.co

5 Fakta yang Perlu Kamu Tahu tentang Kurikulum Prototipe

26 Desember 2021
Udah, Santai Aja Menyikapi SPP yang Bisa Dibayar Pakai GoPay!

Udah, Santai Aja Menyikapi SPP yang Bisa Dibayar Pakai GoPay!

18 Februari 2020
pjj kurikulum darurat mendikbud nadiem makarim duganti reshuffle menteri dan najwa shihab

Nunggu Bisikan Najwa ke Nadiem: “Jadikan Kampus Cerdikiawan, Jangan Cendikiawan”

28 Oktober 2019
Prilly Latuconsina Jadi Dosen Praktisi UGM, Apa Itu Dosen Praktisi Terminal Mojok

Prilly Latuconsina Jadi Dosen Praktisi UGM, Apa Itu Dosen Praktisi?

29 September 2022
pak prabowo Menteri Kabinet Indonesia Maju

Menteri Kabinet Indonesia Maju: Pak Jokowi Suka Bikin Kejutan, Ah.

24 Oktober 2019
Warga Surabaya Nggak Butuh Pramuka, Kegiatan Ini Memang Lebih Baik Nggak Diwajibkan Mojok.co

Pelajar Surabaya Nggak Butuh Pramuka, Ekstrakurikuler Ini Memang Lebih Baik Nggak Diwajibkan

7 April 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

24 Desember 2025
Opel Blazer, Motuba Nyaman yang Bikin Penumpang Ketiduran di Jok Belakang

Opel Blazer, Motuba Nyaman yang Bikin Penumpang Ketiduran di Jok Belakang

23 Desember 2025
Potensi Wisata Indramayu yang Belum Tergarap Maksimal (Wikimedia)

Potensi Wisata Indramayu yang Belum Tergarap Maksimal

21 Desember 2025
Garut Bukan Cuma Dodol, tapi Juga Tempat Pelarian Hati dan Ruang Terbaik untuk Menyendiri

Garut Itu Luas, Malu Sama Julukan Swiss Van Java kalau Hotel Cuma Numpuk di Cipanas

23 Desember 2025
Eretan Wetan Indramayu, Venesia Jawa Barat yang Nggak Estetik Sama Sekali

Eretan Wetan Indramayu, Venesia Jawa Barat yang Nggak Estetik Sama Sekali

24 Desember 2025
Gak Daftar, Saldo Dipotong, Tiba-tiba Jadi Nasabah BRI Life Stres! (Unsplash)

Kaget dan Stres ketika Tiba-tiba Jadi Nasabah BRI Life, Padahal Saya Nggak Pernah Mendaftar

21 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu
  • Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.