Sumenep pilihan tepat kalau mau melancong ke Madura nggak pakai ribet. Jangan malah ke Bangkalan.
Saya sangat setuju dengan tulisan Mas Abdur Rohman di Terminal Mojok yang berjudul Bangkalan Madura Nggak Cocok Dijadikan Destinasi Wisata: Sebuah Peringatan sebelum Kalian Kecewa. Sebagai seseorang yang sering ke Bangkalan, Madura, saya mengalami sendiri apa yang ada dalam tulisan itu.
Ketika pertama kali ke sana, saya sangat terkejut dengan kondisi jalannya. Pada saat itu saya ingin berkunjung ke sebuah kafe yang berada di bibir pantai di daerah Labang. Alih-alih menikmati sore sambil ngopi, sesampainya di lokasi saya justru menikmati tangan saya pegal luar biasa. Perlu kalian tahun, jalan menuju kafe ini berlubang, becek, dan dipenuhi dengan batu-batu agak tajam. Kalian perlu berkendara dengan super waspada ketika melintasi jalanan ini.
Kali kedua ke Bangkalan, saya bersama seorang rekan. Kami memutuskan berkunjung ke Pantai Goa Petapa. Lokasi ini memang sempat viral di media sosial pada waktu itu. Perjalanan awal terasa biasa saja karena jalanan mulus sekali. Saya salah, di tengah perjalanan ternyata jalanan sangat bergelombang dan becek. Sesampainya lokasi tidak kalah bikin syok. Pantai Goa Petapa dipenuhi sampah. Runtuhlah ekspektasi saya untuk bermain air di pantai. Apalagi matahari pada hari itu sangat terik.
Secara umum, apa yang dituliskan Mas Abdur Rohman benar adanya. Kalau boleh menambahkan, kekurangan lain dari Bangkalan adalah sulit mencari penginapan. Rekan saya pernah mengalaminya. Dilihat dari ketersediaan fasilitas dan banyak faktor lain, memang lebih baik ke Sumenep daripada ke Bangkalan ketika melancong ke Madura.
Peradaban lebih maju
Di antara empat kabupaten di Madura, Sumenep merupakan salah satu daerah yang paling maju. Setidaknya setelah Pamekasan. Itu mengapa aspek akomodasi dan infrastruktur jauh lebih baik daripada kabupaten-kabupaten di Madura lainnya. Hal itu bisa membuat berwisata ke menjadi lebih nyaman.
Saya pernah berwisata ke Sumenep. Sejauh pengalaman saya, melancong di sana aman-aman saja. Jalanan memang tidak seluruhnya mulus, tapi setidaknya masih masuk akal ditempuh menggunakan kendaraan mobil maupun motor.
Selain itu, ada banyak pilihan akomodasi di Sumenep. Kalian mencari yang murah banget hingga penginapan bintang 4 ada semua. Harganya pun beragam, kisaran Rp50.000-100.000 hingga Rp300.000-500.000 ada semua. Jadi jangan khawatir, Sumenep ramah wisatawan berkantong tipis kok.
Baca halaman selanjutnya: Bahasa orang sumenep …
Bahasa orang Sumenep lebih halus dan sopan
Bahasa atau logat adalah faktor minor saat berwisata. Namun, tetap perlu mempertimbangkannya agar melancong menjadi lebih nyaman. Saya bukan orang Madura, tapi kebetulan punya beberapa teman orang Madura. Mereka bercerita, penggunaan bahasa di Madura, mulai dari Bangkalan ke arah timur, akan terdengar semakin halus dan sopan. Kalau dianalogikan dalam Bahasa Jawa, mungkin orang-orang di daerah-daerah itu menggunakan tingkatan bahasa krama inggil.
Informasi itu diiyakan oleh pemandu wisata saya ketika di Madura. Bahkan, saat saya mengunjungi Pantai Slopeng, pedagang di sana menggunakan Bahasa Madura yang paling halus. Artinya, kalau kalian menjadikan bahasa dan logat sebagai pertimbangan kenyamanan berwisata, Sumenep bisa menjadi salah satu pilihan ketika berwisata ke Madura. Bahasanya jauh dari kesan kasar dan keras.
Tidak hanya wisata pantai
Mungkin banyak orang beranggapan Sumenep adalah surganya pantai. Itu memang tidak salah. Setidaknya ada enam pantai yang terkenal seperti Pantai Sembilan, Slopeng, Lombang, Pantai Ropet, Pantai Badur, dan Pantai Gili Labak. Keindahannya tidak diragukan lagi.
Akan tetapi, destinasi wisata di Sumenep sebenarnya tidak hanya pantai saja. Di sana juga bisa berwisata sejarah, Keraton Sumenep misalnya. Letaknya yang berada di tengah kota sangat mudah untuk diakses. Selain itu ada Makam Raja Sumenep Asta Tinggi dan Benteng Kalimo’ok.
Sumenep tidak kalah menarik dikunjungi ketika melancong ke Madura, bukan? Sumenep seperti paket lengkap. Destinasi wisatanya menarik, banyak pilihan akomodasi, penduduknya ramah dan sopan lagi. Infrastruktur menuju destinasi wisata pun nggak buruk-buruk aman. Benar-benar lebih baik daripada ke Bangkalan.
Penulis: Audea Septiana
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA Mensyukuri Tinggal di Sumenep, Kabupaten Termiskin Ketiga di Jawa Timur
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.