Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Sumbangan Pesta Hajatan di Gunungkidul, Tradisi Baik yang Berubah Jadi Ajang Adu Gengsi

Jevi Adhi Nugraha oleh Jevi Adhi Nugraha
30 April 2025
A A
Sumbangan Pesta Hajatan di Gunungkidul, Tradisi Baik yang Berubah Jadi Ajang Adu Gengsi

Sumbangan Pesta Hajatan di Gunungkidul, Tradisi Baik yang Berubah Jadi Ajang Adu Gengsi

Share on FacebookShare on Twitter

Kondangan atau njagong ke pesta hajatan jadi salah satu tradisi yang masih lestari di berbagai daerah, tak terkecuali di Gunungkidul. Dengan menghadiri pesta hajatan, tanda kalau kita telah memberi doa restu dan dukungan baik moril maupun materil.

Harus diakui bahwa memberi sumbangan (nyumbang) kepada saudara, kerabat, dan orang-orang terdekat yang tengah menggelar pesta hajatan adalah sebuah keniscayaan. Ini jadi bukti nyata kalau orang Indonesia memang benar-benar gemar menjalankan “ibadah” gotong-royong. Lebih penting lagi, kondangan juga mampu mempererat tali persaudaraan dengan sesama.

Kita tentu tahu kalau kondangan atau menghadiri pesta hajatan umumnya para tamu akan memberi sejumlah uang atau bingkisan kado. Ini sebagai bentuk doa baik serta rasa sukacita tamu kepada pemilik hajat, entah pesta pernikahan maupun khitanan. Sebuah tradisi yang adiluhung dan memiliki nilai-nilai sosial tinggi.

Tradisi baik di Gunungkidul yang disalahgunakan

Sayangnya, kebiasaan sumbangan dalam pesta hajatan di Gunungkidul sekarang ini mulai mengalami pergeseran nilai. Dulu, para tamu undangan yang datang cukup memberi sumbangan semampunya saja. Bahkan di masa lampau nggak harus membawa uang. Bisa menyumbang dalam bentuk hasil bumi, seperti buah-buahan dan bahan pokok makanan dari kebun sendiri.

Kini, kebiasaan nyumbang seperti ada aturan tidak tertulis bahwa harus berwujud uang dengan jumlah sesuai standar umumnya warga. Nah, kalimat “umumnya warga” inilah yang kemudian bikin tradisi sumbangan disalahgunakan dan semakin keluar dari benang merahnya. Kalau dulu sesuai kemampuan, saat ini harus sesuai “kesepakatan bersama”.

Memang nggak ada aturan resmi di atas kertas berapa besaran orang memberi sumbangan di pesta hajatan. Biasanya, para tamu undangan kayak menggunakan sistem bayar utang. Misalnya, kita pernah menggelar hajatan dan disumbang orang Rp50 ribu, maka (nantinya) harus mengembalikan jumlah uang yang sama. Setidaknya konsep ini yang masih dipegang teguh oleh sebagian warga Gunungkidul.

Tradisi baik yang berubah jadi ajang adu gengsi

Sialnya, ada pihak-pihak merasa gengsi kalau harus mengembalikan isi amplop dengan jumlah yang sama. Agar terlihat “wah” dan bombastis nggak sedikit dari mereka yang menambah besaran nilai uang. Harusnya cukup mengisi amplop Rp50 ribu, malah ditambah dua kali lipat menjadi Rp100 ribu.

Sekilas kebiasaan tersebut tampak heroik, ya. Lagian hak masing-masing untuk menentukan jumlah isi amplop. Tapi percayalah, buat orang-orang yang (mohon maaf) secara ekonomi kurang mampu, ini akan menjadi beban. Menerima isi amplop berjumlah besar bukannya senang malah bisa bikin sengsara.

Baca Juga:

Kasihan Solo, Selalu Dibandingkan dengan Jogja, padahal Perbandingannya Kerap Tidak Adil!

Drini Park, Tempat Wisata Viral di Gunungkidul yang Cukup Dikunjungi Sekali Saja

Mungkin penerima akan tersenyum sebentar, setelah itu bakal memegang kepala dan mencari cara supaya nanti bisa mengembalikannya. Kalau nggak bisa mengembalikan/memberi lebih, risikonya bakal jadi omongan seumur hidup. Sangat malu ketika di jalan atau di tempat umum bertemu dengan orang tersebut.

Semampunya dan sewajarnya saja

Sikap nggak enak hati ini yang kemudian bikin isi amplop saat kondangan di Gunungkidul, dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Padahal menurut BPS, pendapatan per kapita orang Gunungkidul adalah Rp1,6 juta per bulan. Kebutuhan nyumbang yang terus menukik tajam, tak dibarengi dengan pendapatan yang sepadan. Ironis memang.

Jadi, jangan heran kalau nanti ada berita soal orang Gunungkidul yang rela (hanya) makan nasi dan garam demi menuruti gengsi bernama sumbangan pesta hajatan. Kalau sudah begini, apa yang sebaiknya dilakukan?

Jawaban sederhananya adalah naikkan UMK Gunungkidul! Kalau ini terlihat mustahil bin tahayul, mau nggak mau warga Gunungkidul yang harus memiliki kesadaran bersama. Wajib menurunkan ego dan gengsinya.

Memang, nggak ada yang melarang mau ngisi amplop berapa pun banyaknya. Tapi ingat, ada saudara-saudara kita yang masih hidup di bawah garis kemiskinan. Nggak sedikit warga Gunungkidul yang nasibnya kelimpungan gara-gara banyaknya sumbangan pesta hajatan. Bayangkan saja kalau sebulan ada tujuh surat undangan pesta hajatan yang harus dihadiri, berapa jumlah uang yang harus warga keluarkan?

Warga Gunungkidul harus memiliki kesadaran bersama

Jadi, menurut saya pribadi, masing-masing pihak harus sadar diri. Orang yang (merasa) dirinya kaya, sebaiknya menyesuaikan, melihat, dan memahami kondisi warga yang hendak disumbang. Begitupun warga dengan tingkat ekonomi rendah, isi amplop semampunya dan sewajarnya saja. Toh, isi amplop hanya simbol atau tanda rasa bahagia kita kepada orang yang sedang menggelar hajatan.

Saya rasa, kalau setiap orang memiliki kesadaran bersama dan tokoh-tokoh setempat mau memfasilitasi dialog warga, bukan hal mustahil sistem sumbangan yang berkeadilan bisa terwujud. Sayang sekali kalau tradisi baik ini ujung-ujungnya saling malah memberatkan. Bukankah yang terpenting ketika datang kondangan ke pesta hajatan adalah mendoakan hal-hal baik untuk tuan rumah?

Semoga segera ada titik terang. Rahayu sumbangan kondangan yang berkeadilan!

Penulis: Jevi Adhi Nugraha
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Ewuh Pekewuh Hajatan, Tradisi Nyumbang, dan Ulih-ulih di Yogyakarta

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 30 April 2025 oleh

Tags: GunungkidulKondangansumbangan hajatan
Jevi Adhi Nugraha

Jevi Adhi Nugraha

Lulusan S1 Ilmu Kesejahteraan Sosial UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang berdomisili di Gunungkidul.

ArtikelTerkait

tips menangkap belalang terminalmojok

4 Tips Menangkap Belalang yang Lumayan Ramah Lingkungan

21 Februari 2021
3 Pantai di Gunungkidul yang Baiknya Dihindari Wisatawan karena Bikin Ketakutan

3 Pantai di Gunungkidul yang Baiknya Dihindari Wisatawan karena Bikin Ketakutan

26 April 2025
4 Skill Karang Taruna di Desa yang Sulit Disaingi oleh Warga Kota Mojok.co

4 Skill Karang Taruna di Desa yang Sulit Disaingi oleh Warga Kota

25 Maret 2024
kapan nyusul nikah kondangan

Weekdays Adalah Waktu Terbaik Menggelar Kondangan, dan Saya Serius!

13 Mei 2023
Sekte Meresahkan Berkat Kondangan: Berkat kok Isinya Sabun?

Sekte Meresahkan Berkat Kondangan: Berkat kok Isinya Sabun?

26 April 2024
Hati-hati Beli Rumah di Gunungkidul, Banyak Developer Bodong!

Hati-hati Beli Rumah di Gunungkidul, Banyak Developer Bodong!

9 Mei 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

5 Hal yang Jarang Diketahui Orang Dibalik Kota Bandung yang Katanya Romantis Mojok.co

5 Hal yang Jarang Diketahui Orang di Balik Kota Bandung yang Katanya Romantis 

1 Desember 2025
4 Hal Sepele tapi Sukses Membuat Penjual Nasi Goreng Sedih (Unsplash)

4 Hal Sepele tapi Sukses Membuat Penjual Nasi Goreng Sedih

29 November 2025
Malang Nyaman untuk Hidup tapi Bikin Sesak Buat Bertahan Hidup (Unsplash)

Ironi Pembangunan Kota Malang: Sukses Meniru Jakarta dalam Transportasi, tapi Gagal Menghindari Banjir

5 Desember 2025
7 Fakta Surabaya yang Bikin Kota Lain Cuma Bisa Gigit Jari

7 Fakta Surabaya yang Bikin Kota Lain Cuma Bisa Gigit Jari

30 November 2025
4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Tetap Menyenangkan Mojok.co

4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Liburan Tetap Menyenangkan

30 November 2025
8 Aturan Tak Tertulis Tinggal Surabaya (Unsplash)

8 Aturan Tak Tertulis di Surabaya yang Wajib Kalian Tahu Sebelum Datang ke Sana

1 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.