Daftar Isi
Nggak ada yang namanya perpeloncoan
Tiap momen semester ganjil dimulai, hampir selalu ada berita nggak menyenangkan soal ospek. Biasanya bakal ada berita senioritas dan ospek yang kelewat kejam yang menyebabkan maba babak belur, pingsan, bahkan meninggal dunia. Dampak-dampak negatif ospek itu muncul karena ada perpeloncoan dari senior kepada para junior.
Sementara itu, di PPSMB nggak ada senior yang membentak maba UGM atau membalaskan dendam atas perlakuan seenaknya dari senior mereka dulu. Kepanitiaan PPSMB melewati seleksi yang—menurut mahasiswa yang pernah merasakannya—ketat. Panitia PPSMB ini nantinya bertanggung jawab kepada Direktorat Kemahasiswaan yang menjadi pengawas penyelenggaraan PPSMB.
PPSMB yang saya alami saat menjadi maba UGM dulu, mulai dari PPSMB universitas, fakultas, dan softskills, selalu ditemani oleh cofas yang seru dan ramah. PPSMB bikin saya berangkat dengan hati senang dan pulang kembali ke rumah dengan sukacita.
Ssttt, btw hati-hati ya sama teman seangkatanmu. Kalau belum terlalu kenal, jangan buru-buru ngegibahin kampus, fakultas, atau jurusan. Soalnya kadang ada satu-dua senior yang berpura-pura jadi maba dan bakal “membuka jati diri” mereka di PPSMB. Kalau kamu salah omong kan jadi berabe urusannya.
Kegiatan bermanfaat buat masa kuliah
Seperti yang saya bilang sebelumnya, penugasan PPSMB pasti ada kaitannya dengan dunia perkuliahan. Jujur saja saya benar-benar terbantu dengan penugasan PPSMB untuk bisa survive semasa kuliah.
Salah satu penugasan yang paling memorable adalah saat membuat tulisan semi-ilmiah. Penugasan ini awalnya bikin saya sebagai maba UGM kebingungan. Pasalnya, saya belum tahu cara mengutip dan menyusun daftar pustaka yang benar.
Dari panduan penugasan dan banyaknya coretan dari cofas di tugas yang saya kumpulkan, saya jadi paham gimana caranya membuat tulisan ilmiah yang baik dan benar. Coba kalau nggak ada penugasan kayak gitu. Mungkin masa skripsi saya bakal berlangsung lebih lama karena ada banyak revisi sitasi dan daftar pustaka doang.
Selain itu, untuk menutup rangkaian PPSMB, para maba UGM bakal berpartisipasi dalam Action Plan. Di tahap terakhir ini para maba UGM akan mengimplementasikan nilai-nilai ke-UGM-an yang sudah dipelajari selama PPSMB ke masyarakat. Bisa dibilang ini KKN versi lite dan beta. Jadi, ilmu yang sudah kita dapatkan itu nggak cuma untuk diri sendiri, tapi juga menjadi wujud nyata aksi kita ke masyarakat.
Sebenarnya masih banyak lagi bagian dari PPSMB yang membantu saya bertahan di perkuliahan dan berhasil keluar dengan selamat. Tapi artikel ini bakal jadi mata kuliah 2 SKS karena terlalu banyak yang harus diceritakan.
Membuka lembaran baru sebagai maba UGM berkesan banget
Intinya, momen menapaki lembaran baru sebagai maba UGM itu berkesan banget. Cuma, ada satu hal yang membuat saya agak menyayangkan PPSMB di zaman itu. Selain karena agak capek revisi pom-pom berulang kali, saya sedih juga dengan nasib para pom-pom yang dibuat dengan susah payah itu.
Pada masa itu beredar kabar yang menyebutkan bahwa diduga semua pom-pom dan caping yang sudah selesai dipakai diangkut truk dan dibuang. Semisal dugaan itu benar, seharusnya penggunaan atribut ditinjau kembali karena berpotensi nyampah. Tapi beruntungnya di PPSMB Pionir ini sudah ditemukan pengganti pom-pom, yaitu trikarya.
Setelah semua prosesi PPSMB kelar, saatnya kembali ke realita: belajar sungguh-sungguh karena sesungguhnya nggak hanya masuk UGM yang susah, keluarnya pun sama sulitnya.
Penulis: Noor Annisa Falachul Firdausi
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA 4 Hal Jadi Mahasiswa UGM Itu Nggak Enak.