RUN BTS kembali tayang buat menghibur para ARMY setelah acara tersebut hiatus selama beberapa pekan. RUN BTS adalah acara punyanya BTS pribadi yang menghadirkan dinamika ketujuh mas-mas Korea tersebut dalam menjalankan misi, main gim, sampai mendapatkan pelatihan olahraga dari atlet nasional Korea Selatan. Dengan intro anyar berkonsep “Butter” untuk memperbarui intro sebelumnya yang memakai lagu “ON”, RUN BTS melanjutkan lagi episode yang sempat terhenti di angka 141.
Di episode 142 ini BTS mendapatkan misi buat memasak bareng chef kondang Korea, Baek Jong-won. Tema masakan di episode tersebut adalah hidangan yang serasi. BTS diharuskan membuat dua santapan yang cocok untuk dimakan bersamaan. Di episode ini BTS masak dua macam kimchi, sujebi, dan jjajang ramen. Tim RM, J-hope, dan Jimin mendapatkan resep kimchi dari loncang dan jjajang ramen, sementara kelompok Jin, Jung-kook, dan V kebagian membuat kimchi segar dan sujebi.
Saya yakin kalau sujebi ini kalah pamor kalau dibandingkan dengan makanan yang lebih populer seperti kimchi, bulgogi, atau kimbab. Sebenarnya saya bukan pertama kali dengar menu makanan satu ini dari RUN BTS. Di tahun 2019 saya pertama kali mendengar istilah sujebi. Waktu itu Yeonjun dan Soobin TXT lagi melangsungkan live di aplikasi V App. Yeonjun ngomong kalau telinganya Soobin itu lembut banget kayak sujebi. Saya langsung mikirnya semacam hewan lucu yang kulitnya halus. Saya juga nggak mencari tahu lebih banyak soal sujebi waktu itu. Barulah saya mendapatkan jawaban kalau sujebi itu sejenis makanan sewaktu saya nonton Treasure Map episode 42. Di situ para member Treasure masak sujebi seadanya di kuali gede.
Sujebi ini makanan yang lumayan unik. Makanan satu ini termasuk dalam keluarga sup yang di dalamnya terdapat potongan-potongan yang terbuat dari adonan tepung. Adonan ini nggak berbeda dari adonan mi, khususnya kalguksu pada umumnya. Bedanya, kalau kalguksu dipotong pakai pisau, sujebi ditarik pakai tangan. Nah, loh, gimana tuh maksudnya?
Jadi gini. Sebelum bikin mi, kita pasti harus bikin adonannya dulu, kan. Untuk membuat mi biasa, adonan akan dipipihkan dan dipotong, sementara dalam resep sujebi, adonan yang sudah diuleni kemudian disobekin kecil-kecil dan dipipihkan. Berkat cara pembuatannya yang disobek-sobek ini, sujebi juga disebut sebagai hand-torn soup atau hand-pulled dough soup dalam bahasa Inggris. Setelah cukup pipih dan tipis, adonan tersebut dimasukkan ke dalam sup dan dimasak beberapa saat. Sup dengan adonan pipih itulah yang disebut dengan sujebi. Karena nggak memerlukan pisau atau alat apa pun untuk memotong adonannya, makanan ini jauh lebih praktis buat dimasak di rumah.
Bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat makanan ini juga nggak susah-susah amat. Untuk adonannya kita cukup memerlukan tepung terigu, air, garam, dan minyak goreng. Bahan yang sederhana, gampang dicari, dan harga yang terjangkau inilah yang bikin sujebi dulu menjadi makanan bagi para orang yang nggak mampu membeli nasi. Di masa sekarang, makanan ini nggak hanya jadi makanan pengganti nasi bagi orang berekonomi menengah ke bawah, malahan dicintai oleh masyarakat Korea secara luas.
Sujebi punya nama yang berbeda-beda di setiap wilayah. Di Korea Utara disebut sebagai milgaru tteudeo-guk. Di Korea Selatan bagian Provinsi Gyeonggi dan Gangwon, ia dinamakan tteudegi atau sekadar tteudeo-guk, sementara di Provinsi Gyeongsang, namanya sujibi atau miljebi. Variatif banget, ya.
Untuk menikmati cita rasa sujebi, kita bisa kok meniru resep-resep yang ada di internet. Chef Baek Jong-won melalui kanal YouTube-nya, Paik’s Cuisine, juga pernah ngasih arahan pembuatan sujebi. Di laman Cookpad Indonesia pun sudah banyak penggunanya yang membagikan resep makanan ini dengan bahan-bahan lokal yang mudah ditemukan di Indonesia. Kalau nggak mau repot, kita bisa juga beli yang instan di marketplace. Sujebi biasa disantap waktu musim hujan, pas banget kan sama cuaca sekarang yang dikit-dikit hujan dan hawanya dingin.
Sumber Gambar: YouTube Nan The House Chef
BACA JUGA Noryangjin, Surga dan Neraka bagi Mereka yang Mempersiapkan Diri untuk Jadi PNS di Korea Selatan dan tulisan Noor Annisa Falachul Firdausi lainnya.