Saya cukup menyayangkan season terbaru Stranger Things yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan petualangan Geng Hawkins di dalamnya. Dan, saya cukup kecewa dengan keputusan Netflix yang merilis semua episodenya dalam satu hari.
Namun, hal tersebut memang sudah jadi sesuatu yang biasa. Semua serial orisinal Netflix pasti merilis semua episode dalam satu hari. Berbeda dengan Disney+ yang memilih untuk merilis episode terbaru per minggu layaknya sebuah stasiun televisi. Jadi, sebenarnya tidak hanya Stranger Things yang mendapat model perilisan serupa.
Oleh karena itu, sepertinya Netflix perlu mempertimbangkan untuk mulai merilis episode dari serial top mereka satu per satu tiap minggunya, bukan langsung seabrek di hari yang sama. Salah satunya adalah agar menjaga hype serial tersebut.
Menurut saya, hype dari Stranger Things harusnya bertahan tiap minggu, tidak hanya dalam satu waktu tertentu (biasanya 1-2 minggu setelah rilis di Netflix). Terlebih, ini adalah awal dari akhir perjalanan Eleven, Mike, Will, dkk. Banyak teori penggemar yang bisa dikupas habis di berbagai platform.
Sebagai perbandingan, saya sempat mengikuti serial The Flash yang rilisnya setiap minggu. Setelah episodenya dirilis ke publik, di YouTube sudah banyak sekali orang-orang yang mengulas apa yang terjadi di episode tersebut. Tak hanya ulasan, ada juga prediksi akan apa yang terjadi di episode berikutnya. Dulu, kanal favorit saya adalah Emergency Awesome. Atau mungkin biar lebih familier lagi, ada kanal Alt Shift X yang selalu membahas episode terbaru Game of Thrones saat season-nya masih berjalan.
Nah, Stranger Things 4 ini tentu tidak akan seramai itu. Terakhir, penelurusan saya hanya mengantarkan pada video-video seperti prediksi season 4 volume 2 dan easter eggs selama volume 1. Jika saja dirilisnya tiap minggu, pasti akan jauh lebih banyak lagi yang mengupas detailnya lebih dalam lagi.
Jika saja episode Stranger Things 4 dirilis satu-satu setiap minggu, jaminan untuk menjadi bahan pembicaraan di internet pasti besar. Di episode satu saja sudah ada kejadian yang membuat saya bertanya-tanya, “Ada apa ini? Apakah dia salah satu kelinci percobaan seperti Eleven? Atau memiliki nasib yang sama seperti Will Byers di season satu?”
Lagi-lagi, bukannya ingin menjadikan Disney+ sebagai acuan, tapi untuk ini memang harus melihat pesaing terbesar Netflix itu yang berhasil membuat metode konvensional ini menjadi kembali ampuh.
Saya ingin mengajak Netflix mulai memikirkan untuk beralih ke metode lama itu dan menurunkan idealismenya soal binge culture. Kultur yang disebut banyak orang sebagai andalan Netflix itu mendorong para penontonnya menghabiskan serial terbaru dalam satu waktu. Lagi pula, apa yang diharapkan dari sebuah kultur yang masyarakatnya lebih pengin ikut-ikutan alisan FOMO (Fear of Missing Out)?
Setidaknya di Indonesia, ya.
Binge culture ini susah jika diterapkan di masyarakat yang serba FOMO. Misalnya jika ada episode terbaru rilis dan diulas oleh seseorang di TikTok, pasti itu akan muncul di laman fyp dan memantik orang untuk berdiskusi sehingga akhirnya terselip satu komentar, “Seru nggak sih ini? Pengin nonton, deh.” Boom!
Saat sudah menonton episode dari serialnya, orang itu akan kembali ke video TikTok yang ia tonton, lalu mencurahkan semua perasaan dia di kolom komentar. Lalu, karena serial ini rilis setiap minggu, ada kemungkinan orang itu akan ikut membuat video serupa soalnya dia sadar apabila membuat video itu, akun dia akan ramai dengan penonton video tersebut.
Nah, berbeda dengan yang dirilis langsung sekaligus. Kemungkinan di atas masih ada, namun mencari momentumnya akan lebih sulit. Biasanya, serial yang episodenya langsung semua dirilis, umurnya akan lebih pendek dibanding yang dirilis tiap minggu. Jadi, momennya kerap hilang dengan cepat.
Kehilangan momen berarti penonton hanya akan menonton itu satu kali dan sulit untuk membawa mereka ke tayangan yang lain. Sudah terlanjur malas. Apabila tidak berhasil memberi penonton tayangan serupa yang sama menariknya, mereka akan berhenti berlangganan. Saya melihat ini jadi seperti efek domino, ya. Hype yang pendek, momen yang cepat hilang, sampai berujung ke pemberhetian berlangganan.
Yang rugi siapa? Ya, Netflix sendiri. Di tengah anjloknya angka pelanggan mereka yang berujung pada pemecatan beberapa karyawan, ternyata solusinya cukup mudah, yaitu merilis serial orisinal setiap minggu, bukan sekaligus dalam satu hari.
Apalagi dalam kasus Stranger Things 4 yang memiliki durasi kurang lebih 78 menit. Saya rasa semestinya dirilis setiap minggu saja agar bisa menjaga beberapa poin di atas yang sudah saya sebutkan.
Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA 3 Serial Obi-Wan Kenobi Cocok untuk Kalian yang Nggak Ikutin Star Wars.