Kemarin (Kamis, 27/07) saya mendapatkan kesempatan menghadiri grand opening salah satu restoran fastfood terbesar di dunia, yaitu Subway. Lower Ground Pakuwon Mall Jogja menjadi tempat yang mereka pilih. Kehadiran Subway di Jogja tentu tidak boleh dilewatkan setelah sukses besar di dunia.
Sesampainya di sana, saya menemukan suasana yang ramai dan riang. Baik antusiasme para pengunjung maupun desain dari restoran. Subway memakai furnitur yang minimalis, tapi justru pas dengan luas restoran. Rasanya jadi lebih nyaman dan nggak terkesan sempit. Perpaduan warna hijau dan kuning pada dinding membuat restoran semakin terasa cozy dan elegan.
Suasana ramai semakin menjadi ketika Vasilis John Vasiliou, Pemimpin PT Sari Sandwich Indonesia, memperagakan cara membuat wrap. Beberapa saat setelah acara berlangsung, saya mulai berkeliling mengamati penganan yang Subway sajikan.
Daftar Isi
Sambutan yang menyenangkan dari Subway
Suguhan pertama yang saya nikmati adalah cookies dan teh. Cookies mereka ini enak. Tidak terlalu keras, tapi tidak juga terlalu lembut. Yang saya coba adalah cookies dengan isian kismis. Sekali lagi, rasanya pas, nggak terlalu manis. Cocok sekali dengan teh hangat.
Selesai dengan cookies, saya langsung menyantap salah satu main course Subway. Saya memesan diced beef steak basic dan mushroom soup. Yang tersaji adalah roti, daging beef steak, dan sayuran serta saus khusus. Perpaduan yang lagi-lagi terasa pas, lagi enak.
Gurih dari roti dan daging pada gigitan pertama sangat melekat di langit-langit mulut. Ketika mulai fokus mengunyah daging, sensasi juicy sangat dominan. Seperti memakan tenderloin steak premium. Lumer di mulut pada kunyahan berikutnya. Pasta dan saus rahasia mereka menyempurnakan setiap gigitan dari sandwich tersebut. Hmmm… saya sampai merasa tidak rela untuk menghabiskannya. Tapi tidak bisa berhenti mengunyah. Saking enaknya.
Untuk mushroom soup juga lumer banget di mulut. Rasa dari kaldu jamur yang begitu kuat dan creamy itu membuat saya tidak berhenti menyeruputnya. Kuahnya yang tidak begitu encer dan tidak begitu kental juga sangat memanjakan lidah. Ditambah lagi potongan-potongan segar dari jamur itu sendiri melengkapi kenikmatan yang hadir di mulut. Well done, Subway.
Memang sudah saatnya Subway buka di Jogja
Sebetulnya saya sudah mengetahui kabar bahwa Subway akan buka di Jogja sejak April 2023. Hanya, saat itu, belum ada kabar pasti terkait tanggal pembukaan restoran tersebut untuk umum. Saat itu saya langsung memahami bahwa ini sudah saatnya mereka mulai membuka cabang di Jogja.
Iya, saya tidak terlalu kaget bahwa akhirnya Subway ini bisa sampai di Jogja. Melihat pertumbuhan pada strategi pemasaran yang sangat melesat dan menjalar ke berbagai daerah, bahkan belahan dunia. Tidak heran lagi kalau sekarang kita bisa menemukannya di Jogja.
Retail restoran cepat saji asal negeri Paman Sam ini sudah berdiri sejak 1965. Nama awal restoran ini ialah Pete’s Super Submarine hingga akhirnya pada 1968 berganti nama menjadi Subway. Perjalanan panjang yang dilalui oleh Fred De Luca dan Peter Buck, selaku founder dan CEO sudah tidak perlu diragukan lagi. Lebih dari setengah abad restoran ini berdiri hingga akhirnya sekarang memiliki kurang lebih 44.000 gerai yang tersebar merata di seluruh negara.
Strategi yang selalu jitu dan keberanian mengambil keputusan
Strategi Subway untuk ekspansi terbilang jitu. Pemilihan lokasi yang strategis sangat diperhatikan oleh Fred, selaku founder. Pembukaan gerai pertama di Bridgeport, Connecticut, Amerika, terbilang sukses.
Secara Bridgeport ini adalah salah satu kota terpadat di negara bagian Connecticut dan kota kelima terbesar di New England. Antusias masyarakat setempat sangat besar menyambut inovasi dalam dunia sandwich.
Bayangkan saja, grand opening subway di Bridgeport berhasil menjual ratusan porsi dalam satu hari. Peluang yang sangat bagus untuk perusahaan “startup” saat itu. Tidak butuh waktu lama bagi Fred dan Peter untuk memperluas cabang mereka.
Melihat antusias konsumen dan merasa produk mereka dapat diterima dengan baik, dalam waktu beberapa tahun saja, Pete’s Super Submarine sudah membuka 16 gerai di wilayah tersebut. Hingga akhirnya pada 1984 mereka mulai mengambil langkah penting dengan memperluas penjualan ke luar negeri. Ajaib bukan? Dalam waktu belasan tahun saja, dan di usia mereka yang terbilang masih muda, sudah berhasil membuka puluhan restoran di berbagai daerah maupun negara.
Sejarah Subway di Indonesia
Subway ini sudah ada di Indonesia sejak lama. Kira-kira sejak periode 90-an. Pertama kali menginjakan kakinya di Indonesia, Subway memilih membuka gerai perdananya di sejumlah mall di daerah Jakarta dan Bali. Kurang lebih sewindu lamanya Subway ini bergelut meramaikan pasar fastfood di Indonesia, yang saat itu pesaingnya hanya KFC dan McDonald’s.
Kalau disebut bersaing pun, sebetulnya mereka beda pasar. Kalau gerai fast food lain mengedepankan menu unggulan pada ayam crispy, tidak dengan Subway. Mereka lebih fokus pada olahan sandwich, wrap, serta side menu.
Namun sayang, resesi pada 1997 dan 1998 menjadi petaka. Ekonomi yang melemah memberi dampak kepada revenue. Hingga akhirnya mereka harus tutup permanen pada 2005.
Lantas, pada 2021 yang lalu, tepatnya 15 Oktober, mereka mengambil langkah berani dengan membuka cabang lagi di Indonesia. Padahal, saat itu, resto-resto lain sedang “berdarah-darah” untuk survive dari pandem Covid-19. Memang, sejak dulu, “darah pemberani” mengalir di nadi Subway. Melalui naungan PT Sari Sandwich Indonesia, anak perusahaan Mitra Adiperkasa (MAP Boga Adiperkasa), Subway membuka kembali cabang pertamanya di Cilandak Town Square, Jakarta.
Yang membedakan Subway dengan fast food lainnya
Yang membedakan Subway dari gerai fast food lainnya adalah kita mendapatkan kesempatan untuk menciptakan sandwich sendiri. Mulai dari pemilihan roti, daging, sayur, topping, sampai sausnya. Kita bisa mengombinasikannya sesuai mau kita. Selain itu, kita juga bisa memesan ukuran sendiri.
Sudah begitu, para “sandwich artist” juga sangat humble ketika membantu kita membuat sandwich sendiri. Mau bertanya atau minta rekomendasi akan kombinasi isian sandwich, mereka dengan senang hati menjawab semua. Bahkan kita bisa bercerita apa saja kepada mereka asal nggak ada antrean aja. Sangat cocok bukan untuk anak muda yang tidak mempunyai tempat bercerita?
Menurut Silvia Muryadi, Head of Marketing Subway, konsep di atas memang dirancang untuk memikat Gen Z dan millennial. “Tidak ada perbedaan menu yang ditawarkan di Yogyakarta dengan kota lain. Jaringan makanan cepat saji ini dikenal dengan sandwich, wrap, salad, di mana para konsumen dapat memilih sesuai selera,” jelas beliau.
Menurut saya ini strategi yang simpel, tapi sangat menarik. Yah, anak muda zaman sekarang memang sering pilah-pilih soal makanan. Sudah begitu kemauan mereka suka berubah-ubah sesuai mood atau sesuatu yang sedang trend. Oleh sebab itu, konsep “membuat sandwich kita sendiri” sangat cocok untuk restoran kekinian.
Yah, pada akhirnya, menurut saya ya, Subway memang hadir untuk memenuhi selera anak muda. Untuk itu, mereka sudah punya 85 outlet di Indonesia.
Akhir kata, kalau kalian baru mau mencoba Subway, coba pesan menu beef steak dengan pilihan roti keju parmesan. Minta tambah topping keju mozzarella lalu ditutup dengan saus Chipotle Southwest. Sungguh perpaduan surgawi.
Saya yakin, Anda akan menjadi orang paling egois di dunia ketika sedang memakan menu itu. Jangankan membagi satu gigitan, diajak ngobrol ketika sedang menikmati Subway saya yakin kalian bisa langsung naik pitam. Saking tidak mau ketinggalan enaknya dari tiap gigitan. Gokil.
Penulis: Saar Ailarah Abdullah
Editor: Yamadipati Seno
BACA JUGA Apakah Subway Cocok untuk Lidah Orang Indonesia?