Subang Jawa Barat Lebih Bobrok Dibanding Cilacap Jawa Tengah, tapi Anehnya Bisa Bikin Nyaman 

Subang Jawa Barat Lebih Bobrok Dibanding Cilacap Jawa Tengah, tapi Anehnya Bisa Bikin Nyaman Mojok.co

Subang Jawa Barat Lebih Bobrok Dibanding Cilacap Jawa Tengah, tapi Anehnya Bisa Bikin Nyaman  (wikipedia.org)

Sejak awal April saya mulai bekerja di Subang, Jawa Barat Sejujurnya, saya tidak pernah punya rencana bekerja di Kota Nanas Madu ini. Namun, nasib berkata lain, saya mendapat tawaran bekerja di sana dari seorang kawan senior. Akhirnya, tanpa ekspektasi dan pengetahuan macam-macam terhadap daerah ini, saya putuskan merantau ke Subang. 

Selama 3 bulan saya hidup di Subang Jawa Barat, banyak pengalaman dan kenyataan yang baru saya temui. Jujur saja, sebagai warga Cilacap Jawa Tengah saya menemukan hal-hal ganjil tentang Kota Nanas Madu ini, tapi anehnya saya kok nyaman ya. 

#1 Subang Jawa Barat ternyata daerah yang nggak keurus

Saya berasal dari Cilacap, sebuah daerah di Jawa Tengah yang beberapa waktu terakhir cukup berkembang. Saya juga sempat mencicipi hidup di Purwokerto ketika kuliah. Sebuah kota yang nggak kalah maju di Jawa Tengah. Menurut saya, kedua kota ini dapat dijadikan standar untuk perkembangan pembangunan sebuah kota. 

Awalnya, saya pikir Cilacap berkembang-kembang amat. Namun, setelah merasakan hidup di Subang, saya merasa banyak hal dari Cilacap bisa dicontoh.  

Dari kaca mata saya, Subang itu seperti kota yang nggak keurus, terutama dari sisi gedung-gedungnya. Banyak bangunan dinas yang dari tampilanya sudah waktunya diperbaiki. Pemikiran positif saya, mungkin pemerintah setempat belum memperbaikinya karena belum sempat saja.

Akan tetapi, pemikiran positif ini terbantahkan begitu saja ketika ngobrol dengan salah seorang kenalan di sana. Katanya, vibes Subang memang seperti tahun 90-an sejak dulu. Bangunan-bangunan di sana memang nggak pernah diperbaiki atau diperbarui. 

Usut punya usut, ternyata tiga bupati Subang sebelum bupati yang sekarang pernah ditangkap KPK. Saya belum ngulik kasusnya, tapi ya mungkin itu salah satu hal yang membuat pembangunan di Subang agak tertinggal.

#2 Banyak ibu-ibu merokok

Saya begitu kaget ketika tahu banyak ibu-ibu di Subang itu adalah perokok. Ini tidak bermaksud memukul rata semua ibu-ibu Subang ya, tapi begitulah yang saya temui. Sebenarnya ibu-ibu merokok bukanlah hal baru, tapi yang bikin saya kaget adalah mereka merokok di depan anak-anak. 

Baca halaman selanjutnya: #3 Sering terjadi …

#3 Sering terjadi kecelakaan besar, ormas, dan pengeroyokan

Di Subang, saya tinggal nggak jauh dari RSUD Subang. Herannya, rumah sakit itu selalu saja terlihat sibuk. Memang, rumah sakit di daerah manapun tidak pernah sepi, tapi RSUD ini berada di level yang berbeda. Pernah suatu waktu, tiba-tiba banyak ambulans lalu lalang. Setelah tanya sana-sini, saya baru tahu kalau terjadi kecelakaan bus besar di Ciater. Para korban dibawa ke RSUD Subang. 

Setelah lebih lama tinggal di tempat ini, saya baru menyadari kalau Subang ternyata nggak aman-aman amat. Selain ormas yang punya pengaruh signifikan, di daerah ini juga pernah terjadi pengeroyokan. Sekarang saya memaklumi sih kalau RSUD Subang tidak pernah sepi, kejadian di Kota Nanas Madu ini ada-ada saja. 

#4 Harga makanan di Subang agak mahal

Subang memang bukan kota besar, tapi harga makanan di sini tergolong mahal. Sebagai gambaran, harga nasi, dua tahu goreng dan dua jenis sayur saja mencapai Rp15.000. Waktu itu saya pernah juga beli nasi, dua sayur dan satu bagian dada ayam harganya Rp18.000. Lalu pernah juga nasi, dua sayur dan satu telor balado bulet mencapai Rp15.000.

Melihat harga-harga yang cukup menguras kantong, akhirnya saya memutuskan lebih sering masak sendiri. Terlebih untuk keperluan makan malam. Setelah saya berbelanja, ternyata harga bahan-bahan makanan di sana nggak begitu mahal, ya mirip dengan harga bahan makanan di Purwokerto dan Cilacap. Saya jadi bertanya-tanya, kalau sudah dijual dalam bentuk makanan, kok harganya jadi jauh lebih mahal ya. 

Di atas beberapa hal yang membuat warga Cilacap seperti saya terkaget-kaget selama tinggal di Subang Jawa Barat. Walau banyak hal mengejutkan, secara umum Subang masih nyaman-nyaman saja sih. Apalagi saya punya rekan kerja yang seru. Mungkin itulah salah satu poin positif dari Kota Nanas Madu ini, warganya asyik-asyik!

Penulis: Muhamad Fajar
Editor: Kenia Intan

BACA JUGA Baturraden, Patikraja, Kedungbanteng: Kecamatan di Banyumas yang Lebih Nyaman Dibanding Purwokerto yang Makin Sesak

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version