Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Featured

Suatu Hal yang Harus Dipelajari Netizen dari Kegaduhan Cuitan Ardhito Pramono

Gilang Oktaviana Putra oleh Gilang Oktaviana Putra
1 Februari 2020
A A
Suatu Hal yang Harus Dipelajari Netizen dari Kegaduhan Cuitan Ardhito Pramono
Share on FacebookShare on Twitter

Kemarin (31/01), pagi-pagi sekali saya buka Twitter. Menjelajahi beranda dan trending topic sambil menghisap Sampoerna kretek dan segelas guday kulin. Pagi yang flat dan santuy jadi berwarna karena nama Ardhito Pramono muncul di trending gara-gara cuitan dia 10 tahun ke belakang di-retweet oleh seseorang dan memancing keributan netizen karena katanya cringe dan rasis.

Serius nanya ini mah, apa netizen itu banyak yang gabut ya sampai mempermasalahkan cuitan berumur 10 tahun?

Buah dari hal ini, Ardhito Pramono bikin video “klarifikasi” tentang cuitannya tersebut. Ini lucu, mari kita ketawain bareng-bareng. 

Yang harus kita ketawain pertama kali adalah orang yang me-retweet cuitan Ardhito. Apa yang bikin dia mau ngubek-ngubek akun Twitter orang lain? Bahkan sampai 10 tahun yang lalu?

Saya tuh kadang heran sama orang macam ini. Nggak ada angin dan hujan ujug-ujug bikin rame khasanah per-Twitter-an Indonesia. Apakah alasannya karena ada “orderan” atau alasan pribadi atau murni iseng doang? Maksudnya kok ya bisa kepikiran melakukan hal ini? Kan aneh ya kalau alasannya murni karena iseng doang. 

Perihal cuitan Ardhito Pramono yang cringe mirip bunyi sepeda itu wajar buat abg umur 14 tahun. Ini yang harus diperhatikan netizen. Ardhito saat itu masih abg, anak kemarin sore, remaja yang nggak ngerti apa-apa. Apa yang kalian harapkan dari seorang abg sih? Menjadi seorang abg yang visioner?

Dan lagi, 14 tahun adalah masa ke-alay-an seorang manusia dan ini wajar. BANGET! Ingat, alay itu fase hidup yang harus dilalui untuk menjadi orang dewasa seutuhnya.

Apa jangan-jangan netizen ini dulunya nggak pernah alay, ya?

Baca Juga:

Akun Affiliate yang Jualan Numpang Tragedi Itu Biadab, dan Semoga Nggak Laku!

4 Dosa Akun Centang Biru yang Bikin X Jadi Makin Nggak Asik

Wkwkwk justru yang nggak wajar dan cringe itu orang dewasa, yang sudah pernah remaja dan alay, mempermasalahkan cuitan anak 14 tahun! Apa sih manfaat yang bisa didapatkan? 

Kalian pun nggak mendapatkan apa-apa dari hal ini, kecuali mungkin kepuasan sudah melakukan perundungan digital pada public figure di media sosial. Ya, kalian melakukan hal yang ingin kalian hilangkan dari muka bumi saat ada anak SMP meninggal karena perundungan beberapa waktu kemarin.

Kalian ini seperti meminta Ardhito Pramono yang sekarang mengubah Ardhito Pramono 10 tahun yang lalu, sudah jelas nggak akan pernah bisa. 

Tapi yah namanya juga seorang public figure, secara bersamaan dia juga jadi public enemy. Ada yang suka, ada yang benci. Saya yakin nggak ada yang mau nyari tahu gimana cuitan saya 10 tahun yang lalu. Kalaupun ada, nggak bakal bikin rame jagat khasanah per-Twitter-an Indonesia seperti Ardhito. 

Netizen yang budiman silahkan ribut, beradu argumen tentang Ardhito Pramono remaja yang cringe dan rasis. Serta Ardhito dewasa yang ganteng dan orang ganteng itu boleh melakukan apa saja. Saya mah bagian nikmatin doang. Tapi heran juga sih, kenapa yang diributkan malah dua hal ini? 

Mau dia ganteng atau nggak, public figure atau bukan, Ardhito Pramono remaja bukanlah siapa-siapa. Ya seperti yang saya bilang, cuma remaja biasa aja. Orang-orang sepertinya lupa kapan cuitan yang jadi masalah itu dibuat, siapa yang membuatnya dulu. Semua merasa argumennya paling benar. 

Namun, seperti kata pepatah selalu ada hikmah di balik penderitaan orang lain. Dari kasus ini, saya punya pesan buat kalian yang ngebet banget pengin terkenal: Hati-hati dengan jejak digital. 

Jempol netizen itu kejam nya bukan main, kalau kalian sedang mengejar popularitas dan menjadi seleb-medsos, ada baiknya dihapus dulu status Facebook atau cuitan Twitter di masa lalu yang berpotensi mendatangkan kegaduhan. 

Kan nggak lucu kalau kalian sudah jadi seleb-medsos, kemudian cuitan 10 tahun yang lalu muncul ke permukaan dan menghancurkan nama kalian. Meluangkan waktu satu minggu buat bebersih media sosial bukan hal yang sulit dilakukan. Lagipula apa sih artinya satu minggu jika kalian bisa menjadi seleb-medsos yang aman nantinya?

Orang Indonesia itu kreatif dalam hal positif dan negatif. Banyak cara buat menjatuhkan seseorang di media sosial. Jadi sesuai prinsip kesehatan: Lebih baik mencegah daripada mengobati alias lebih baik kenangan masa alay hilang daripada bikin video klarifikasi. 

Ya sudah mari kita lanjutkan menikmati hiburan gratis di media sosial hari ini mumpung masih hangat. Jangan lupa tertawa sebelum netizen melarangnya.

BACA JUGA Merasa Gagal Jadi Musisi? Belajarlah pada Kale di Film NKCTHI! atau tulisan Gilang Oktaviana Putra lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 1 Februari 2020 oleh

Tags: Ardhito PramonoKaleTwitter
Gilang Oktaviana Putra

Gilang Oktaviana Putra

Penjaga toko buku daring di ige, suka ngoceh di twitter, dan pengin jadi kucing.

ArtikelTerkait

@hrdbacot mojok.co

@hrdbacot, Akun Twitter yang Wajib Diikuti oleh para Jobseeker dan HRD

4 Juli 2020
dinda hauw MOJOK.CO

5 Golongan Netizen Indonesia yang Memanfaatkan Kemesraan Dinda Hauw

14 Juli 2020
Revina VT dan Pendapat Influencer yang Sebaiknya Kita Abaikan body positivity fat acceptance terminal mojok.co

Revina VT dan Pendapat Influencer yang Sebaiknya Kita Abaikan

4 September 2020
facebook

Menjadi Orang yang Berbeda di Facebook, Twitter, dan Instagram

21 Agustus 2019
fan fiction situs baca mojok

4 Rekomendasi Aplikasi Baca Fan Fiction

27 Desember 2020
Percaya Ela Elo Adalah Pengganti Medsos X, Pertanda Netizen Kelewat Meremehkan Pemerintah Mojok.co

Percaya Ela Elo akan Jadi Pengganti Medsos X, Pertanda Netizen Kelewat Meremehkan Pemerintah

20 Juni 2024
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

6 Hal Sepele, tapi Menyebalkan Saat Zoom Meeting Mojok

6 Hal Sepele, tapi Menyebalkan Saat Zoom Meeting

30 November 2025
Jalur Pansela Kebumen, Jalur Maut Perenggut Nyawa Tanpa Aba-aba

Jalur Pansela Kebumen, Jalur Maut Perenggut Nyawa Tanpa Aba-aba

2 Desember 2025
Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

2 Desember 2025
8 Aturan Tak Tertulis Tinggal Surabaya (Unsplash)

8 Aturan Tak Tertulis di Surabaya yang Wajib Kalian Tahu Sebelum Datang ke Sana

1 Desember 2025
Bukan Hanya Perpustakaan Daerah, Semua Pelayanan Publik Itu Jam Operasionalnya Kacau Semua!

Bukan Hanya Perpustakaan Daerah, Semua Pelayanan Publik Itu Jam Operasionalnya Kacau Semua!

1 Desember 2025
Malang Nyaman untuk Hidup tapi Bikin Sesak Buat Bertahan Hidup (Unsplash)

Ironi Pembangunan Kota Malang: Sukses Meniru Jakarta dalam Transportasi, tapi Gagal Menghindari Banjir

5 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lagu Sendu dari Tanah Minang: Hancurnya Jalan Lembah Anai dan Jembatan Kembar Menjadi Kehilangan Besar bagi Masyarakat Sumatera Barat
  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.