Stereotipe Menyebalkan Soal Jurusan Administrasi Negara

Stereotipe Menyebalkan Soal Jurusan Administrasi Negara

Stereotipe Menyebalkan Soal Jurusan Administrasi Negara (Unsplash.com)

Sebagai mahasiswa jurusan Administrasi Negara, saya kerap dipandang sebelah mata oleh banyak orang lantaran dianggap kuliah di jurusan nggak terkenal. Harus saya akui, jurusan kuliah saya ini memang nggak seterkenal jurusan dalam rumpun soshum lainnya seperti Akuntansi, Manajemen, Hukum, Ilmu Komunikasi, dan Psikologi yang selalu nangkring dengan jumlah pendaftar terbanyak. Oh ya, di beberapa kampus, jurusan Administrasi Negara disebut Administrasi Publik, Gaes. Jadi, kalian nggak perlu bingung karena keduanya sama saja meski berbeda nama.

Sedikit informasi mengenai jurusan kuliah saya, jurusan ini mempelajari sistem pemerintahan, kebijakan publik, monitoring evaluasi kebijakan, keuangan daerah, hukum administrasi negara, dll. Sederhananya, jurusan ini mempelajari tata cara perumusan suatu kebijakan dengan mempertimbangkan aspek-aspek pendukung lainnya sebelum kebijakan tersebut diterapkan.

Sejujurnya, alasan saya memilih kuliah di jurusan Administrasi Negara karena saya menghindari hitung-hitungan. Hehehe. Untungnya pilihan saya tersebut tepat karena di jurusan ini, saya hanya beberapa kali bertemu angka, yakni saat mengikuti mata kuliah Ekonomi dan Statistika. Jadi, kalau kalian nggak pengin berhadapan dengan angka-angka, kalian bisa mengambil jurusan kuliah ini. Eh.

Seperti yang sudah saya sampaikan sebelumnya, lantaran jurusan Administrasi Negara nggak seterkenal jurusan dalam rumpun soshum lainnya, nggak heran kalau ada stereotipe beredar mengenai jurusan ini. Tentu saja stereotipe-stereotipe tersebut terdengar menyebalkan bagi mahasiswa seperti saya. Apa saja stereotipe menyebalkan yang beredar di masyarakat?

Kuliah jurusan Administrasi Negara pasti tentang surat menyurat

Saat ditanya orang asing mengenai jurusan kuliah saya, kebanyakan mereka akan berpikir bahwa kuliah saya berkutat pada surat menyurat. Ya maklum, dengan embel-embel kata administrasi, orang akan berpikir tentang surat menyurat yang pasti kerjanya di Tata Usaha (TU).

Waduh, Pak, Bu, Mas, Mbak, saya harus meluruskan soal ini selurus-lurusnya. Jadi, di jurusan Administrasi Negara ini sama sekali nggak ada mata kuliah yang berkaitan dengan surat menyurat. Saya yakin, mahasiswa lainnya yang juga kuliah di jurusan ini pasti pernah mendapatkan pertanyaan serupa.

Seorang teman pernah bercerita pada saya kalau dia tiba-tiba disuruh membuat surat untuk keperluan desa oleh tetangganya. Teman saya kemudian bertanya format surat tersebut agar dia lebih mudah membuatnya. Alih-alih diberi tahu, teman saya malah dinyinyirin tetangganya sendiri, “Mosok kuliah administrasi ora iso gawe surat koyo ngene?” Lha, memang kami nggak pernah diajari soal surat menyurat di bangku kuliah, Pak!

Pasti kerjanya jadi anggota DPR

Lain lagi dengan orang-orang yang juga pernah saya jumpai. Begitu saya bilang kuliah di jurusan Administrasi Negara, ada beberapa orang yang berpikir bahwa nantinya saya bakal kerja jadi anggota DPR hanya karena ada embel-embel negaranya. Parahnya, ada yang terang-terangan nyeletuk mahasiswa Administrasi Negara adalah calon koruptor karena mikirnya kami ini calon anggota DPR. Wqwqwq.

Sebenarnya ya nggak salah juga sih, sebab mau kuliah di jurusan apa pun semua orang bisa menjadi anggota DPR, asalkan punya modal buat nyaleg ya, gaes. Kata negara dalam Administrasi Negara sebenarnya untuk membatasi hal-hal yang dipelajari di jurusan ini. Sebab, hal yang menjadi pembahasan lebih condong dalam sektor publik atau pemerintah, tetapi tetap membahas sektor privat. Jadi, lulusan Administrasi Negara kerjanya bisa menjadi ASN, pegawai BUMN, akademisi, maupun di perusahaan start-up.

Kuliah di jurusan Administrasi Negara mudah

Kata orang, kuliah di jurusan soshum lebih mudah dari saintek. Maka nggak heran kalau kuliah di jurusan Administrasi Negara juga dianggap mudah oleh banyak orang.

Kalau ketemu orang yang berpikiran seperti ini, saya suka sedih. Memang sih di jurusan ini saya nggak perlu belajar hitung-hitungan, mengerjakan laprak, dll. Tapi kan bukan berarti jurusan ini bukan tanpa kesulitan. Fyi, mahasiswa Administrasi Negara harus update berita terbaru lalu menganalisis berita tersebut. Kami juga harus membaca puluhan jurnal untuk mendapatkan referensi yang relevan dan melakukan presentasi setiap saat.

Jadi sejatinya, kami juga pusing dengan tugas-tugas kuliah. Mungkin karena pembawaan kami aja yang santai makanya kelihatan kuliahnya gampang. Padahal sih sama susahnya, Gaes, dengan jurusan lainnya.

Nah, itulah beberapa stereotipe menyebalkan soal jurusan Administrasi Negara yang kerap saya dengar dari orang-orang di sekitar. Semoga setelah membaca tulisan ini, nggak ada lagi yang salah paham terkait jurusan saya ini, ya.

Penulis: Hernika Aulia
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Culture Shock Orang Gunungkidul Saat Kondangan ke Ngawi Jawa Timur.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Exit mobile version