Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Stasiun Kudus: Kenangan yang Tertinggal di Rel Waktu

Budi oleh Budi
30 Juni 2025
A A
Stasiun Kudus, Kenangan yang Tertinggal di Rel Waktu (Unsplash)

Stasiun Kudus, Kenangan yang Tertinggal di Rel Waktu (Unsplash)

Share on FacebookShare on Twitter

Di sudut Kota Kudus yang ramai, tersembunyi sebuah bangunan tua yang menyimpan ribuan cerita. Stasiun Kudus, yang dulu pernah berdenyut dengan kehidupan, kini hanya menjadi saksi bisu perjalanan waktu. 

Bapak sering bercerita tentang masa-masa ketika stasiun ini masih beroperasi. Tentang kereta yang melintas, tentang perjumpaan dan perpisahan yang terjadi di sana. Tapi kini, semua itu tinggal kenangan.

Sejarah singkat Stasiun Kudus

Stasiun Kudus dibangun pada 1884 oleh perusahaan kereta api Belanda, Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS). Stasiun ini menjadi bagian dari jalur kereta api Demak-Kudus -Juwana. 

Saat itu, Kudus adalah kota penting di pesisir utara Jawa, dengan industri rokok dan perdagangan yang maju. Keberadaan stasiun ini memperlancar distribusi barang dan mobilitas penumpang.

Namun, seiring waktu, popularitas transportasi kereta api mulai tergerus oleh mobil dan bus. Pada tahun 1980-an, jalur ini semakin sepi, dan akhirnya ditutup pada 1986. Bangunan stasiun yang megah dengan arsitektur kolonial itu pun perlahan terlupakan. 

Bahkan, bekas stasiun ini sempah beralih fungsi jadi pasar hewan dan sepeda bekas. Sebelum akhirnya direlokasi karena ada wacana pengaktifan kembali.

Wacana revitalisasi yang tak terealisasi

Beberapa tahun lalu, saya masih ingat betapa hebohnya saat muncul wacana untuk menghidupkan kembali Stasiun Kudus. Pemerintah daerah dan PT KAI pernah mengaji kemungkinan mengaktifkannya sebagai bagian dari pengembangan transportasi Jawa Tengah. Bapak saya, yang dulu sering naik kereta dari stasiun ini ke Semarang saat muda, sempat antusias.

“Dulu, kalau mau ke Semarang, naik kereta itu lebih cepat daripada bus,” kenangnya. “Suasana stasiun ramai, penuh pedagang, dan deru suara lokomotif yang khas.” Mendengarnya saja bikin saya ikut semringah. Terbayang nggak bakal ada kemacetan yang terasa kayak pas naik bus ke Semarang.

Baca Juga:

Pertama Kali Mencicipi Swike: Makanan Berbahan Dasar Kodok yang Terlihat Menjijikan, tapi Bikin Ketagihan 

Alasan Orang Jepara Malas Liburan di Daerah Sendiri dan Memilih Plesir ke Kudus

Tapi harapan itu pupus. Rencana revitalisasi Stasiun Kudus terbentur masalah teknis. Misalnya, perubahan tata kota dan mahalnya biaya reaktivasi jalur yang sekarang sudah banyak berubah jadi pemukiman padat. 

Selain itu, kondisi stasiun sekarang masih di pagar keliling. Bahkan di beberapa sisi stasiun masih asli, ada tiang penyangga kabel kereta api bertuliskan 1882. Tiang tersebut sudah ada sejak dulu dan tentu bagian lain stasiun juga masih utuh meski sangat tak terawat.

Sangat disayangkan juga melihat tempat penuh dengan sejarah yang masih cukup utuh begini dibiarkan tanpa ada perhatian lebih.

Kenangan bapak di Stasiun Kudus

Bapak bercerita, di akhir 1970-an, Stasiun Kudus masih menjadi pusat keramaian. Setiap pagi, kereta api lokal seperti “Kudus Express” mengantarkan penumpang ke Semarang atau Juwana. 

“Dulu, kalau mau jalan-jalan ke Semarang, ya naik kereta. Harganya murah, dan perjalanannya seru,” ujarnya. Dan jelas, suara candu kereta saat itu yang membelah kota sekecil Kudus saat pabrik Djarum belum sebesar sekarang.

Bapak cukup ingat suasana Stasiun Kudus di pagi hari. Pedagang nasi pindang berteriak menawarkan dagangan, calon penumpang berebut tiket, dan suara peluit kereta yang menggelegar. 

“Kalau kereta datang, rasanya seperti ada festival kecil. Semua orang berdesakan, tapi penuh senyum,” kenangnya.

Tapi, semua itu berubah setelah stasiun ditutup. Bangunannya yang dulu megah kini jadi tempat tumbuhnya rumput liar. Rel-relnya tertutup tanah, dan plang nama stasiun mulai pudar dimakan usia namun bentuknya masih utuh.

Sekarang, Stasiun Kudus hanya menjadi destinasi nostalgia bagi orang-orang tua seperti bapak. Beberapa komunitas pecinta sejarah kerap mengadakan ekspedisi ke sana, mencoba mengangkat kembali kisahnya. Tapi tanpa tindakan nyata, Stasiun Kudus mungkin akan benar-benar hilang ditelan zaman yang semakin cepat berubah.

Bapak kadang masih melewatinya, menghela napas melihat bangunan itu. “Dulu, ini tempat penuh kehidupan. Sekarang? Hanya tinggal kenangan.”

Mungkin suatu hari nanti, Stasiun Kudus akan bangkit lagi. Atau mungkin ia akan tetap menjadi monumen bisu. Terlupakan seperti lumrahnya masa lalu.

Penulis: Budi

Editor: Yamadipati Seno

BACA JUGA Kudus: Kota Sekecil Itu Berjibaku agar Tak Jadi “Kota Sampah” di Jawa

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 30 Juni 2025 oleh

Tags: kuduspt kaiSemarangStasiun Kudus
Budi

Budi

Seorang montir tinggal di Kudus yang juga menekuni dunia kepenulisan sejak 2019, khususnya esai dan fiksi. Paling suka nulis soal otomotif.

ArtikelTerkait

3 Kawasan yang Jadi Tempat Jualan Hewan Kurban Dadakan di Semarang

3 Kawasan yang Jadi Tempat Jualan Hewan Kurban Dadakan di Semarang

22 Juni 2023
Soto Sawah Mbak Tutik Semarang, Cocok untuk Kalian yang Cari Kuliner yang Memanjakan Lidah dan Mata Mojok.co

Soto Sawah Mbak Tutik Semarang, Cocok untuk Kalian yang Cari Kuliner yang Memanjakan Lidah dan Mata

31 Mei 2024
5 Prestasi Bupati Kendal yang Patut Dikenang Warga batang

Kendal dan Batang, 2 Kabupaten yang Terjebak dalam Bayang-bayang Semarang dan Pekalongan

17 Maret 2025
Genuk Semarang: Anak Tiri yang Terus Diperas, tapi Tak Pernah Diperhatikan

Genuk Semarang: Anak Tiri yang Terus Diperas, tapi Tak Pernah Diperhatikan

8 Agustus 2025
Jalan Kaligawe, Pusatnya Jalanan Rusak dan Banjir di Semarang

Jalan Kaligawe Semarang, Pusatnya Jalanan Rusak dan Banjir yang Bikin Rakyat Sengsara

25 Januari 2024
=Jangan Ngaku Mahasiswa Semarang kalau Belum ke Bandungan Semarang, Tempat Andalan Kegiatan Organisasi Kampus Mojok.co

Sisi Gelap Hidup di Bandungan Semarang, Tempat Wisata Indah yang Membawa Bencana

12 Juli 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label "Mobil Taksi"

Panduan Membeli Toyota Vios Bekas: Ini Ciri-Ciri Vios Bekas Taxi yang Wajib Diketahui!

18 Desember 2025
Jalur Wlingi-Karangkates, Penghubung Blitar dan Malang yang Indah tapi Mengancam Nyawa Pengguna Jalan

Jalur Wlingi-Karangkates, Penghubung Blitar dan Malang yang Indah tapi Mengancam Nyawa Pengguna Jalan

17 Desember 2025
Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

17 Desember 2025
Isuzu Panther, Mobil Paling Kuat di Indonesia, Contoh Nyata Otot Kawang Tulang Vibranium

Isuzu Panther, Raja Diesel yang Masih Dicari Sampai Sekarang

19 Desember 2025
Nggak Punya QRIS, Nenek Dituduh Nggak Mau Bayar Roti (Unsplash)

Rasanya Sangat Sedih ketika Nenek Saya Dituduh Nggak Mau Bayar Roti Terkenal karena Nggak Bisa Pakai QRIS

21 Desember 2025
Kasta Sambal Finna dari yang Enak Banget Sampai yang Mending Skip Aja

Kasta Sambal Finna dari yang Enak Banget Sampai yang Mending Skip Aja

19 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Melacak Gerak Sayap Predator Terlangka di Jawa Lewat Genggaman Ponsel
  • Regenerasi Atlet Panahan Terancam Mandek di Ajang Internasional, Legenda “3 Srikandi” Yakin Masih Ada Harapan
  • Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah
  • 10 Perempuan Inspiratif Semarang yang Beri Kontribusi dan Dampak Nyata, Generasi ke-4 Sido Muncul hingga Penari Tradisional Tertua
  • Kolaboraya Bukan Sekadar Kenduri: Ia Pandora, Lentera, dan Pesan Krusial Warga Sipil Tanpa Ndakik-ndakik
  • Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.