Stasiun Beran Sleman, Stasiun Penghubung Jogja dengan Magelang yang Kini Menjadi Markas Koramil

Ilustrasi Stasiun Beran Sleman, Jalur Spesial Penghubung Jogja-Magelang (Unsplash)

Ilustrasi Stasiun Beran Sleman, Jalur Spesial Penghubung Jogja-Magelang (Unsplash)

Jalan Magelang lebih dari sekadar penghubung Jogja dan Sleman di DIY dengan Muntilan-Magelang di Jawa Tengah. Setiap lewat sini, saya selalu teringat kisah jalur kereta api yang menghubungkan Jogja-Magelang, nyambung sampai Parakan di Temanggung, hingga Ambarawa.

Jalur ini adalah salah satu banyak bukti kejayaan transportasi kereta api di Indonesia. Proyek besar ini dibangun tahun 1895 dan resmi beroperasi pada 1898. Sayang, pada 1978, jalur ini resmi tutup. Ada 2 penyebabnya, yaitu ambrolnya jembatan kali Krasak akibat lahar Merapi pada 1974 dan sejak Orde Baru, kendaraan pribadi mulai menguasai jalanan.

Sebagian besar bekas rel kereta dan fasilitas di jalur Jogja-Magelang sudah lenyap. Entah terkubur di perut bumi atau diambil oleh PJKA (PT KAI sekarang) atau bisa juga kena colong sama tukang rongsok. Tinggal sedikit sisa rel yang nyembul di permukaan tanah. 

Baca halaman selanjutnya: Jejak sebuah stasiun spesial di antara Jogja dan Magelang.

Jejak Stasiun Beran Sleman

Namun, ada beberapa sisa dari jalur ini yang masih dapat ditemui. Salah satunya adalah bekas Stasiun Beran yang ada di Tridadi, Sleman. Sebelumnya, saya pikir jalur keretanya ada di sepanjang Jalan Magelang sekarang. Tapi, baru belakangan saya tahu kalau ada jalur yang berbelok ke arah barat mengarah ke arah kawasan Pemda Sleman sekarang.

Sebetulnya relatif gampang mencari sisa-sisa jejak jalur kereta di Stasiun Beran, Sleman. Kita bisa melihat dari namanya yang udah kereta api banget, yaitu Jalan PJKA. Kurang kereta apa coba. 

Ya, bekas jalur kereta itu sudah beralih fungsi menjadi jalan aspal sejak 20-an tahun lalu. Kita dapat menemui beberapa tiang telegraf dan sebuah sinyal tipe Alkmaar di sepanjang jalan ini. Namun ternyata cukup tricky menemukan bekas bangunan stasiun Beran. 

Bagaimana tidak, bangunan ini ternyata sudah menjelma jadi markas tentara. Agak nggak nyambung sama perkeretaapian memang, tapi begitulah adanya. Hal ini juga membuat banyak orang nggak tahu kalau bangunan Koramil Kecamatan Sleman ini dulunya adalah stasiun kereta api.

Setelah jadi kantor Koramil, ada beberapa perubahan pada bangunan Stasiun Beran Sleman. Bangunan ini sudah beberapa kali direnovasi. Tulisan tanda stasiun dan ketinggian telah raib. Bangunan yang seharusnya menghadap selatan arah jalan PJKA yang dulu jadi emplasemen stasiun, sekarang menghadap utara ke jalan KRT Pringgodiningrat. 

Perubahan yang terjadi setelah menjadi kantor koramil

Udah nggak kelihatan juga ventilasi bulat khas stasiun lama. Warna cat sudah jauh berbeda dari kebanyakan stasiun lama yang berwarna putih. Sekarang jadi warna hijau khas bangunan TNI Angkatan Darat. Bagian depan bangunan juga sudah nggak mirip sama bekas stasiun. Biasanya bangunan stasiun juga diikuti adanya bangunan rumah dinas kepala stasiun, namun sudah nggak jelas lagi sekarang di mana. Adanya toren air untuk mengisi ketel kereta api uap juga telah entah di mana.

Walau bentuknya udah nggak kayak stasiun aslinya, ada beberapa penanda yang jadi bukti konkrit kalau bangunan ini adalah bekas Stasiun Beran Sleman. Pertama, ada bekas tuas wesel yang sengaja ditaruh di depan bangunan koramil. Tuas wesel itu kemungkinan buatan Belanda karena ada enkripsi berbahasa londo yang nggak tau artinya apa, mungkin nama pabriknya. 

Ada juga lubang semacam jendela di dalam bangunan Koramil yang dahulu jadi tempat beli karcis, sekarang malah jadi tempat menaruh TV 20 inci milik bapak-bapak tentara. Kemudian ada satu ruangan dengan tegel kuno berwarna abu-abu yang dipertahankan, alih-alih mengganti dengan keramik putih seperti di ruangan yang lain.

Bisa dibayangkan dulu ruangan-ruangan Stasiun Beran Sleman, sekarang jadi ruang kerja bapak-bapak berpakaian loreng. Bisa jadi ruangan yang digunakan oleh Danramil sekarang adalah ruangan kepala stasiun, atau ruang tunggu stasiun sekarang jadi ruang kerja bapak-bapak babinsa, atau ruangan gudang stasiun yang menyimpan peralatan penunjang kereta api, sekarang jadi gudang senjata, serta bagian-bagian lainnya.

Ada wacana kalau jalur kereta Jogja-Magelang mau diaktivasi oleh dishub dan PT KAI. Apakah Stasiun Beran akan jadi stasiun lagi? Tapi kalau jadi stasiun lagi, di mana bapak-bapak tentara akan bertugas? Patut dipikirkan juga.

Penulis: Rizqian Syah Ultsani

Editor: Yamadipati Seno

BACA JUGA Wahana Uji Nyali Tersebut Bernama Jalan Magelang!

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version