Bagi pencinta soto Jogja, wajib hukumnya untuk mencoba Soto Lamongan Cak Kadir
Selama saya kuliah, saya benar-benar awam dengan kuliner di daerah sekitar kampus saya. Kampus saya lumayan kecil, masuk gang, dan untuk menuju jalan besar harus naik motor, jadi malas sekali keluar area kampus. Kalau mau makan siang, bisa ke kantin aja yang makanannya itu-itu aja. Bosan.
Kampus saya memang bukan kawasan komplek perguruan tinggi seperti di daerah Jakal bawah atau daerah Babarsari. Kampus saya ada di perbatasan Kota Jogja dan Kabupaten Bantul. Sekitar situlah, jadi kerasa banget vibes kesepian dari para mahasiswa-mahasiswanya.
Tanpa saya tahu, di dekat kampus saya ternyata ada sebuah soto lamongan yang rame sekali. Banyak teman-teman saya membicarakannya dan saya tidak terlalu peduli dari semester satu hingga saya semester tujuh. Namun, kala itu, setelah mengurusi urusan skripsi, saya ke sana bersama seorang teman dan mencoba semangkuk soto ini. Pengalaman pertama mencoba soto ini masih melekat di otak saya, dan mengubah suatu pandangan saya tentang soto yang rasanya selalu begitu-begitu saja. Ini adalah rasa soto terenak yang pernah saya coba.
Spill-spill untuk warung soto ini, beberapa orang yang sering melewati Jl. Panjaitan pasti sudah tidak asing mendengar nama warung Soto Lamongan Cak Kadir. Untuk orang-orang yang beraktivitas di sekitar sini pasti sudah pernah untuk mencicipi kuah soto yang segar ini. Saat itu, betapa terkejutnya saya begitu tahu di jam makan siang, orang-orang berbondong datang untuk merasakan semangkuk kesegaran kuah soto dengan koya yang unlimited.
Kenapa unlimited? Ya inilah spesialnya dan istimewanya. Di Soto Lamongan Cak Kadir, kita bebas ambil koya sepuasnya, disediakan tiap meja di dalam mangkuk-mangkuk kecil serupa dengan mangkuk sambal. Kalau kurang dan habis? Boleh minta refill, tinggal bilang saja ke mas-masnya yang baik hati.
Nasi dan soto di sini disajikan secara terpisah sehingga dari sini pun bisa kelihatan banyaknya kuah soto dan isi-isinya yang terhidangkan. Untuk kuah sotonya pun bening cenderung kuning dan bumbu rempah terasa nikmat, menyatu dengan lidah. Ada potongan telurnya yang membuat kuahnya jadi sedikit kental, apalagi jika ditambah dengan koya. Hasrat untuk nambah jadi membuncah. Di Google Maps sendiri, warung Soto Lamongan Cak Kadir ini mendapatkan rating yang lumayan yahud yaitu 4.5 dengan ulasan sebanyak 500+. Cukup lumayan lah ya.
Di warung soto ini memberikan beragam topping, mulai dari ayam, kulit, ceker, daging, dan telur. Berbagai pelengkap tambahan pun tertata rapi di atas meja yang bisa disantap menemani suapan nasi soto seperti sate jeroan, sate telur puyuh, tempe goreng, krupuk, perkedel, dan telur asin. Boleh dicicipin satu-satu untuk menambah cita rasa.
Harga semangkuk soto ini tidak mahal-mahal amat, hanya sepuluh ribuan saja. Kalau ke sini di jam-jam rawan, kamu bisa saja nggak dapat tempat duduk, saking ramainya terpaksa harus antre. Tapi jangan khawatir, warung Soto Lamongan Cak Kadir ini buka sekitar pukul enam sampai pukul empat sore. Bisa menemani dari sarapan hingga makan siang paling telat.
Sudah tidak terhitung lagi berapa kali saya makan di warung soto ini. Beberapa teman saya bahkan punya jadwal tetap setiap Minggu untuk selalu mampir ke warung ini. Terasa gatal lidahnya kalau nggak makan soto lamongan sedap ini. Harganya yang cucok dan nikmat, jadi pilihan anak kos tiap saat. Untuk sarapan dan makan siang bersama keluarga tambah asyik juga loh karena meja di tempat ini panjang-panjang.
Untuk kamu yang lagi cari sensasi soto lamongan yang koyanya unlimited, coba deh mampir kesini. Alamat lengkapnya di Jl. Panjaitan, Mantrijeron. Kalau lebih lengkapnya kamu bisa cek saja di Google Maps. Selamat mencoba!
Penulis: Asti Yulinia
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Soto Gratis dari Cak Eko di Akhir Bulan