Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Sopan Santun di Sumatera Utara yang Perlu Diketahui Orang dari Pulau Jawa

Maria Kristi oleh Maria Kristi
21 Juni 2024
A A
Sopan Santun Sumatera Utara yang Perlu Diketahui Orang dari Pulau Jawa

Sopan Santun Sumatera Utara yang Perlu Diketahui Orang dari Pulau Jawa (unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Sebagai orang Jawa yang menikah dengan orang Sumatera Utara (tepatnya Batak Toba) dan tinggal di Bona Pasogit (kampung halaman) suami, ada sopan santun dasar yang perlu saya pelajari. Saking pentingnya, sampai lebih dari satu orang dari keluarga suami yang mengajari. Bukan karena saya orang yang tidak tahu cara bersopan santun, tapi karena memang lain ladang lain belalang.

Apa yang dianggap sopan di Pulau Jawa justru tidak bisa diterima di Sumatera Utara, dan sebaliknya. Tulisan ini akan membahas empat di antaranya. Oh ya, sebelumnya perlu diketahui bahwa tulisan ini tidak ditujukan untuk meninggikan satu daerah dan merendahkan yang lainnya, namun memperluas wawasan kita.

Yuk kita mulai.

Sopan santun #1 Jangan ucapkan terima kasih di Sumatera Utara

Meskipun tolong, maaf, dan terima kasih dikenal sebagai kata ajaib dalam beramah-tamah, ternyata ucapan “terima kasih” termasuk yang ditabukan di Sumatera Utara. Meskipun demikian, bukan berarti orang Sumatera Utara tidak tahu terima kasih, ya. Mereka akan berusaha membalas kebaikan kita dengan kebaikan yang lain, bukan sekadar dengan ucapan terima kasih.

Di Sumatera Utara, ucapan terima kasih dilekatkan dengan minta gratisan dan tidak mau membalas kebaikan yang telah diterima. Mirip-mirip dengan “lemah-lemah teles Gusti Allah ingkang mbales” dalam bahasa Jawa yang menunjukkan bahwa seseorang berharap bahwa Tuhan yang akan membalas kebaikan yang diterimanya dari orang lain.

Oleh sebab itu jangan mengatakan “terima kasih” kepada pelayan restoran yang membawakan makanan ke meja kita (nanti dikira nggak mau bayar). Kalau tetap ingin mengucapkan terima kasih, ucapkan setelah membayar pesanan kita.

Sopan santun #2 Nama (marga) adalah yang pertama ditanyakan orang di Sumatera Utara

Berbeda dengan orang Jawa yang bisa ngobrol ngalor-ngidul ngetan-ngulon bahkan sampai berdebat panas namun tak kunjung menanyakan nama sampai yang diajak ngobrol itu pulang, nama (marga) adalah yang pertama ditanyakan di Sumatera Utara. Bukan apa-apa, di Batak (Toba) dikenal adanya Tarombo Batak yang memuat silsilah marga-marga Batak (Toba) dan hubungannya satu sama lain.

Bahkan marga-marga ini pun memiliki nama (marga) sandingannya di Batak lainnya seperti Batak Karo atau Batak Angkola. Jadi wajar jika seseorang ingin mengetahui apakah yang diajak bicara adalah “keluarganya” (dalam artian satu marga atau berasal dari marga yang masih berkerabat) atau bukan.

Baca Juga:

Kalio Disangka Rendang Adalah “Dosa” Terbesar Orang Jawa di Rumah Makan Padang

Sebagai Orang Surabaya, Saya Pikir Jalanan Medan Sudah Paling Barbar, Ternyata Jalan Jamin Ginting Jalur Karo Lebih Tidak Beradab

Sopan santun #3 Tidak masalah menanyakan hal-hal personal

Jangan terkejut jika hal yang ditanyakan oleh orang di Sumatera Utara setelah nama adalah hal-hal yang personal. Alamat rumah, pekerjaan yang kita lakukan (atau orang tua kita lakukan, jika kita masih tergolong anak-anak), jumlah saudara kandung, anak ke berapa dari berapa bersaudara, adalah beberapa hal yang pernah saya dengar ditanyakan oleh orang yang baru bertemu di kendaraan umum.

Rupanya ini adalah hal yang lumrah terjadi di sini. Saya sendiri pernah mengetahui riwayat lengkap seorang siswi SMK yang merupakan anak ketiga dari empat bersaudara dari keluarga petani dengan cara mendengarkan pembicaraannya dengan bapak-bapak yang menanyainya di sepanjang perjalanan.

Bagaimana jika kita tidak ingin ditanyai hal-hal personal saat berbasa-basi? Alihkan pembicaraan ke topik lain. Atau bisa juga menanyakan ulang pertanyaan personal tersebut ke penanya agar dia yang bercerita tentang riwayat hidupnya.

Sopan santun #4 Membawa makanan kecil saat berkunjung ke rumah orang untuk dimakan bersama tuan rumah

Bisa dikatakan poin terakhir ini merupakan favorit saya. Di Sumatera Utara, jika hendak berkunjung ke rumah seseorang, kita harus membawa makanan kecil. Sampai sini masih sama dengan kebiasaan orang di Pulau Jawa. Bedanya, makanan kecil (boleh juga berat) ini nantinya akan menjadi suguhan yang kita makan bersama dengan tuan rumah.

Jika di Jawa ada istilah nggak elok (Jawa)/pamali (Sunda) untuk makan panganan yang kita bawa saat bertamu, di Sumatera Utara justru harus dimakan. Tujuannya adalah menunjukkan bahwa makanan yang kita bawa tersebut tidak beracun, aman untuk dikonsumsi. Selain itu, membawa sendiri suguhan saat bertamu bertujuan untuk meringankan beban tuan rumah. Jadi tuan rumah tidak perlu kelimpungan mencari penganan untuk disajikan.

Nah, itu tadi empat bentuk sopan santun di Sumatera Utara yang berbeda dengan di Pulau Jawa. Untuk teman-teman penduduk Sumatera Utara, jangan marah ya setelah membaca artikel ini. Hal yang sama dapat ditulis dengan sudut pandang sebaliknya. Kelak judul artikelnya adalah Sopan Santun Pulau Jawa yang Perlu Diketahui Orang dari Sumatera Utara.

Penulis: Maria Kristi
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA 3 Salah Paham terkait Sumatra Utara yang Perlu Diluruskan.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 21 Juni 2024 oleh

Tags: Jawaorang jawasopan santunsumatera utarasumatra utara
Maria Kristi

Maria Kristi

Ibu tiga orang anak. Pecinta kopi tapi harus pakai gula yang banyak.

ArtikelTerkait

siklus hidup

Memahami Makna dari Likuran, Selawe, Seket, dan Sewidak yang Berhubungan dengan Siklus Hidup

29 April 2020
Bahasa Jawa Sangat Peduli pada Jatuhnya Umat Manusia MOJOK.CO

Bahasa Jawa Sangat Peduli pada Jatuhnya Umat Manusia

7 Agustus 2020
6 Istilah Menempel dalam Bahasa Jawa, Mulai dari Nemplek hingga Rengket. Beda Konteks Beda Penggunaan Mojok.co

6 Istilah dari Kata “Menempel” dalam Bahasa Jawa, Mulai dari Nemplek hingga Rengket. Beda Konteks Beda Penggunaan

3 April 2024
4 Bahan Makanan yang Cocok dengan Lidah Orang Jawa

4 Bahan Makanan yang Cocok dengan Lidah Orang Jawa

12 Juni 2020
13 Pamali yang Masih Dipercaya Orang Jawa hingga Kini

13 Pamali yang Masih Dipercaya Orang Jawa hingga Kini

25 Oktober 2023
mewartakan orang meninggal

Ragam Cara Orang Jawa Mewartakan Orang Meninggal dan Nilai Sufisme di Dalamnya

21 April 2020
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Kasta Sambal Finna dari yang Enak Banget Sampai yang Mending Skip Aja

Kasta Sambal Finna dari yang Enak Banget Sampai yang Mending Skip Aja

19 Desember 2025
Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

19 Desember 2025
3 Alasan Kenapa Kampus Tidak Boleh Pelit Memberikan Jatah Absen ke Mahasiswa

3 Alasan Kenapa Kampus Tidak Boleh Pelit Memberikan Jatah Absen ke Mahasiswa

16 Desember 2025
4 Rekomendasi Film India Penuh Plot Twist Sambil Nunggu 3 Idiots 2 Tayang

4 Rekomendasi Film India Penuh Plot Twist Sambil Nunggu 3 Idiots 2 Tayang

18 Desember 2025
Tinggal di Kabupaten Magelang: Dekat Borobudur, tapi Tidak Pernah Merasa Hidup di Tempat Wisata

Tinggal di Kabupaten Magelang: Dekat Borobudur, tapi Tidak Pernah Merasa Hidup di Tempat Wisata

18 Desember 2025
Kalau Mau Menua dengan Tenang Jangan Nekat ke Malang, Menetaplah di Pasuruan!

Kalau Mau Menua dengan Tenang Jangan Nekat ke Malang, Menetaplah di Pasuruan!

15 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”
  • Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah
  • Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia
  • Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka
  • Memanah di Tengah Hujan, Ujian Atlet Panahan Menyiasati Alam dan Menaklukkan Gentar agar Anak Panah Terbidik di Sasaran
  • UGM Berikan Keringanan UKT bagi Mahasiswa Terdampak Banjir Sumatra, Juga Pemulihan Psikologis bagi Korban

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.