Daftar Isi
#3 Nggak punya teman ngobrol
Mungkin bagi orang introvert seperti saya, punya rekan ngobrol selama perjalanan itu opsional. Namun, bagi penumpang yang ekstrovert banget, tema ngobrol sepanjang jalan itu keharusan. Nah, kalau kalian tipe orang seperti itu, memilih bus ini sebuah kesalahan. Susunan tempat duduk sleeper bus dibuat sekat-sekat. Penumpang satu dengan yang lain akan kesulitan untuk ngobrol.
Teman saya bercerita bahwa ketika menggunakan sleeper bus, dia tidak punya teman ngobrol untuk membunuh kebosanan. Akibatnya, dia benar-benar merasa hampa ketika selama perjalanan. Jadinya malah overthinking. Mau nonton film, aah paling bertahan berapa jam sih? Ujung-ujungnya dia malah menelpon saya untuk jadi teman ngobrol.
#4 Berbahaya bagi penumpang dengan penyakit bawaan
Karena setting tempatnya yang diatur seprivate mungkin, sleeper bus ini kurang disarankan bagi penumpang yang punya penyakit bawaan, misalnya asma, sakit jantung, atau epilepsi. Apalagi bagi yang bepergian sendirian. Apabila terjadi sesuatu, penumpang lain yang di sekitarnya tidak bisa langsung menyadarinya.
Namanya penyakit kan kita juga tidak tahu kapan kambuhnya. Sebagai langkah preventif, sebaiknya nggak menggunakan sleeper bus ketika bepergian. Lha ketika sedang kambuh, kita hanya bisa guling-guling di tempat tidur sendiri biar orang sadar. Itu juga kalau masih sempet guling-guling, kalau sudah kadung pingsan duluan?
#5 Lebih rawan ketika terjadi force majeure
Kekurangan terakhir menurut saya dari bus ini adalah evakuasi diri yang lebih ribet daripada bus kelas lain. Ketika terjadi sesuatu, misalnya bus mengalami kebakaran, penumpang harus buka pintunya dulu (sleeper bus yang menggunakan pintu per penumpang), melonggo dulu, atau harus melompat dulu bagi penumpang yang berada di bagian atas. Kalau situasinya kebakaran, yah keburu tidak selamat penumpangnya.
Selain itu, salah satu yang menjadi sorotan saya adalah, banyak sleeper bus belum melengkapi armadanya dengan sabuk pengaman. Sebenarnya aneh juga sih, kursi-kursi yang diperuntukan untuk penumpang bisa tiduran itu diberi sabuk pengaman. Namun, saya rasa itu tetap perlu demi keselamatan penumpang.
Itulah beberapa kekurangan yang bakal dihadapi penumpang ketika memilih menggunakan sleeper bus. Tapi balik lagi, semua soal preferensi, kenyamaan, dan kemampuan seseorang untuk mentoleransi kekurangan-kekurangan tersebut. Kalau kalian nggak masalah dengan kekurangan itu, ya monggo.
Penulis: Muhamad Iqbal Haqiqi
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA Alasan Saya Kecewa Naik Kereta Panoramic yang Terkenal Cantik dan Unik
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.