Awkward moment
Di SPBU swasta Shell (nggak tahu yang lainnya gimana), para pengendara sepeda motor disuruh turun dari kendaraannya ketika hendak mengisi bensin. Persyaratan itu ditujukan untuk urusan keamanan. Kalau sampai amit-amit jabang bayi terjadi kebakaran, paling nggak pengemudinya bisa kabur sejauh mungkin.
Nah, di SPBU Negeri, alias yang menampilkan logo Pertamina di papan harganya, aturan ini nggak ada. Pemilik sepeda motor yang tangkinya nggak di bawah jok bebas mau turun atau nggak. Mau menungganginya sambil handstand pun nggak masalah, yang penting membayar setelah diisi.
Sebagai salah seorang operator SPBU, saya sebenarnya agak merasa aneh untuk mengisi NMAX dan kawan-kawan kalau kendaraannya masih ditunggangi. Bukan apa-apa, melakukan pengisian BBM di himpitan selangkangan itu sangat menimbulkan rasa sungkan. Terlebih kalau pengemudinya perempuan. Apa salahnya sih turun sebentar untuk pengisian?
Menurut saya, sepeda motor bongsor ini menafikan kesopanan yang seharusnya membudaya di setiap manusia. Dalam konteks pengisian BBM tadi, saya agak bingung siapa yang berlaku nggak sopan. Mau bilang saya sebagai operator yang nggak sopan karena mengisi di himpitan selangkangan, tapi kok ya memang sudah menjadi tuntutan pekerjaan.
Mau bilang pengemudinya yang nggak sopan karena nggak mau turun dari sepeda motor, tapi kok posisi tangki motornya membuat pengemudi nggak punya urgensi yang kuat untuk sekadar turun sebentar selama pengisian. Serba salah.
Tutup tangki NMAX yang sering menyangkut
Ini nih, sebuah keluhan yang dirasakan oleh hampir semua pengguna motor berbadan bongsor ini, terutama NMAX. Entah kenapa tutup tangkinya sering nyangkut ketika hendak dibuka. Sebagai operator SPBU, saya selalu meminjamkan uang koin seribuan untuk membantu mereka membuka tutup tangki.
Nggak hanya tutup tangki yang dibuka menggunakan tombol saja yang bermasalah. Tutup tangki yang dibuka menggunakan kunci pun terkadang susah juga untuk dibuka. Ada yang perlu diputar-putar baru bisa terbuka. Bahkan, beberapa ada yang kuncinya sampai patah karena dipaksa untuk membuka tutup tangki BBM.
Tentu susahnya membuka tutup tangki ini membuat saya semakin nggak punya minat untuk meminang NMAX dan beberapa kawanannya itu. Masalah tutup tangki ini adalah masalah serius dan krusial yang harus segera dibenahi oleh pihak produsen. Cuman ya, perasaan dari dulu kagak bener-bener ini masalah.
Harganya yang (kelewat) tinggi
Memang kalau dibandingkan dengan moge yang sebenar-benarnya moge seperti Harley, harganya sangat jauh lebih rendah. Namun, bagi kalangan kelas bawah seperti saya yang gajinya ngepres untuk kebutuhan sehari-hari, rasanya belum ada urgensi untuk sekadar mengidamkan, memikirkan untuk memiliki, apalagi beneran membeli motor bongsor ini.
Memang, ada harga ada kualitas. Namun, dengan gaji di bawah UMR, saya lebih baik memikirkan sepeda motor lain yang lebih bisa dijangkau untuk membeli. Kualitas memang nomor satu bagi penghobi maupun orang-orang yang paham ilmu otomotif. Namun bagi saya yang nggak paham-paham amat istilah-istilah yang digunakan untuk menyebut perentelan di sepeda motor, harga adalah nomor satu. Toh, sepeda motor yang murah masih bisa dikendarai dengan nyaman kok.
Itulah beberapa alasan yang bikin skutik bongsor macam NMAX dan kawan-kawannya terlihat amat nggak menarik buat saya. Saya nggak tahu apa orang lain punya pandangan yang sama, tapi kalau iya, nggak kaget-kaget amat sih.
Penulis: Muhammad Arif Prayoga
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Yamaha NMAX Itu Motor Overrated dan Nggak Spesial Sama Sekali, kok Bisa Penggunanya Arogan di Jalan?
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.