Bukan Cuma Jago Ngomong, 5 Skill Ini Wajib Dikuasai Seorang Humas

Bukan Cuma Jago Ngomong, 5 Skill Ini Wajib Dikuasai Seorang Humas

Bukan Cuma Jago Ngomong, 5 Skill Ini Wajib Dikuasai Seorang Humas (Unsplash.com)

Seorang humas harusnya nggak cuma jago ngomong, tapi juga punya sederet skill ini.

Sebagai orang yang menekuni profesi humas, saya merasakan betul bahwa berkomunikasi dengan khalayak itu tak semudah yang dibayangkan orang-orang. Menjadi wajah perusahaan memiliki banyak risiko. Kalau saya “kepleset” sedikit saja, bisa berpotensi jadi masalah besar bagi perusahaan.

Begitu lulus dari jurusan Ilmu Komunikasi saya langsung melamar magang di salah satu perusahaan milik negara untuk posisi hubungan masyarakat selama tiga bulan. Sebelumnya demi menambah wawasan dan pengalaman di bidang humas, saya mengikuti banyak pelatihan dan magang wajib dari kampus.

Saya menemukan fakta bahwa saat ini humas bukan cuma dituntut untuk pandai bicara, tapi juga wajib menguasai perangkat pendukung untuk membuat konten digital dengan tujuan sama, yakni berkomunikasi dengan khalayak. Berurusan dengan kamera dan editing tools awalnya membuat saya canggung, mengingat saya dulunya hanya mengurus keperluan press release dan CSR.

Kemudian muncul pertanyaan dalam benak saya, mengapa saya harus mengerjakan ini juga? Bukankah ini harusnya menjadi pekerjaan media kreatif? Sayangnya, nggak ada waktu bagi saya untuk bertanya demikian. Saya pun akhirnya mencoba untuk beradaptasi dengan pekerjaan dan memperbanyak diskusi dengan atasan agar saya makin berkembang. Atasan saya waktu itu bahkan sampai mengatakan, “Beginilah humas hari ini. Segalanya harus bisa…”

Harus diakui, perubahan kebutuhan perusahaan dan tren komunikasi adalah faktor utama humas perlu beradaptasi dan mengembangkan kemampuannya. Saya merangkum setidaknya ada lima skill yang harus dikuasai seorang humas saat ini.

Seorang humas harus bisa berkomunikasi secara efektif

Berkomunikasi tentunya menjadi kegiatan rutin yang dilakukan oleh seorang humas perusahaan. Akan tetapi yang jadi pertanyaan adalah, komunikasi yang seperti apa? Komunikasi yang saya maksud di sini tentu bukan cuma pandai ngomong ngalor ngidul tanpa membawa isi dan pesan penting bagi khalayak.

Jadi, komunikasi merupakan kegiatan strategis yang harus dilakukan humas dengan target capaian dan media yang menunjang untuk menjangkau audiens. Sasaran audiens dari perusahaan tentu berbeda-beda, tergantung agenda yang telah ditentukan.

Skill yang harus dikuasai seorang humas adalah berkomunikasi secara efektif. Dengan komunikasi yang efektif, seorang humas nantinya dapat melakukan press release dan menghasilkan informasi serta konten yang menarik perhatian khalayak.

Harus kreatif saat berkomunikasi dengan orang lain

Skill selanjutnya yang harus dikuasai seorang humas adalah kreatif. Kreatif di sini maksudnya ketika berkomunikasi dengan orang lain. Saat ini orang-orang bukan hanya membutuhkan informasi terkait perkembangan produk, jasa, atau layanan terbaru dari perusahaan.

Informasi yang kaku dan nggak menarik tentu akan diabaikan khalayak. Seorang humas harus mengikuti tren dan melek digital agar terus terhubung dengan kebiasaan khalayak saat ini sehingga memudahkan penyampaian pesan.

Adaptif, skill yang wajib dikuasai humas

Beradaptasi dengan perubahan menjadi tantangan yang serius bagi seorang humas. Humas harus selalu menjadi penghubung antara perusahaan dengan publik dalam segala situasi. Makanya seorang humas harus memiliki skill mampu beradaptasi.

Pandemi Covid kemarin adalah contoh bagaimana perubahan pola interaksi masyarakat mengakibatkan banyak perusahaan krisis. Kurangnya perencanaan dan ketidakmampuan beradaptasi menjadi masalah banyak perusahaan saat itu. 

Skill lain yang diperlukan humas berkaitan dengan perencanaan krisis

Derasnya arus informasi dan asumsi publik yang tak bisa dikendalikan oleh humas adalah faktor utama mengapa perencanaan krisis perlu dilakukan dalam setiap agenda perusahaan. Jika seorang humas memiliki skill perencanaan krisis, diharapkan setiap masalah yang berpotensi terjadi dapat dikendalikan dengan mudah.

Memilih KOL yang pas

Bukan hanya informasi yang penting, siapa yang berbicara terkait informasi tersebut juga sangat menentukan perhatian khalayak. Seorang humas harus dapat menentukan dengan baik apakah pembicara yang dipilih relevan dengan topik yang diangkat atau nggak. Dalam praktik industri, Key Opinion Leader sangat berpengaruh dalam keberhasilan komunikasi.

Sebagai contoh, jika perusahaan transportasi ingin melakukan rilis berita tentang produk dan layanan terbarunya, maka KOL yang tepat adalah seseorang yang memiliki pengaruh besar di bidang tersebut dengan massa yang besar di media sosial. Misalnya, influencer otomotif atau seorang traveller agar awareness khalayak tentang layanan tersebut tumbuh dibarengi dengan minat yang tinggi untuk menggunakannya.

Itulah lima skill yang wajib dikuasai seorang humas berdasarkan pengalaman saya pribadi. Semoga saja hal-hal di atas bisa kalian pertimbangkan bahkan kalau perlu diasah lagi apabila kalian ingin terjun ke dunia humas.

Penulis: Fadhli Adhim
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Kartu Prakerja: Wawasan Meningkat, tapi Skill Jalan di Tempat.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version