Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Sisi Lain Perkampungan di Kota Jogja yang Nggak Banyak Diketahui: Kotor, Sanitasi Buruk, serta Banyaknya Anak Putus Sekolah di Kota Pelajar

Rizqian Syah Ultsani oleh Rizqian Syah Ultsani
4 September 2024
A A
3 Daerah Tidak Ramah Perantau di Jogja yang Perlu Dihindari

3 Daerah Tidak Ramah Perantau di Jogja yang Perlu Dihindari (unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Jogja adalah kota dengan segudang potensi dan keunikan. Punya budaya yang adiluhung, punya alam yang indah, punya lembaga-lembaga pendidikan yang top, punya kuliner yang enak-enak, dan punya-punya yang lain. Keunikannya ada di berbagai sisi, dari pemerintahannya, sampai ke warganya.

Kalau diperhatikan, orang Jogja itu betul-betul unik-unik. Kalem tapi kadang juga menyebalkan, ramah tapi kadang juga bikin kesel. Pokoknya Jogja punya yang kota lain nggak punya.

Meski punya segudang potensi dan prestasi, Jogja juga nggak luput dari segudang masalah. Kota yang istimewa ini nggak benar-benar suci. Ada banyak problem yang dari dulu selalu menghantui. Katakanlah, masalah sampah yang masih semrawut, klithih yang nggak pernah usai, upah minimum yang bikin ngelus dada, kemiskinan yang terus bertambah, dan yang lainnya.

Image yang disematkan kepada Jogja nggak selalu seperti yang terjadi sebetulnya. Kami warga Jogja sendiri yang tahu gimana yang sebenarnya. Kota yang katanya adalah kota pelajar, kota budaya, kota yang slow living, berhati nyaman, dan cocok untuk ditinggali setelah pensiun, tapi apakah betul demikian?

Nyatanya perkampungan di Kota Jogja punya sisi lain yang nggak semua orang tahu bahkan oleh orang Jogja sendiri. Sisi lain yang bertolak belakang dengan image Jogja yang sudah terbangun. Ini bukan mau menggeneralisir seluruh kampung. Tapi paling tidak ini nyata terjadi di sekitar tempat tinggal saya di Kota Jogja, mungkin ada yang sama juga kasusnya.

Warga rajin bersih-bersih cuma kalau mau ada lomba kebersihan kampung

Memang, Jogja beserta kampung-kampung di dalamnya nggak sebersih Desa Penglipuran, di Bali yang jadi salah satu desa terbersih di dunia. Tapi saya rasa perkampungan di Jogja masih mending ketimbang di Jakarta misalnya. Terlepas dari masalah sampah karena tutupnya TPSR Piyungan, Jogja masih relatif bersih, nggak ada banjir, dan perilaku buang sampah di sungai juga sudah sangat jauh berkurang ketimbang dulu.

Sejauh ini, beberapa orang luar Jogja yang saya kenal juga memuji kampung-kampung di Jogja yang katanya tertata dan rapi.

Tapi di sisi lain, masyarakat di perkampungan Jogja ini nggak sebegitunya peduli sama kebersihan kampung mereka. Bukan yang setiap hari nyapu pelataran rumahnya. Bahkan mereka kadang juga berlaku kemproh dan nggak resikan. Baru kalau ada lembaga pemerintah maupun LSM yang mengadakan lomba kebersihan kampung, warganya baru giat bersih-bersih kampung, menghidupkan bank sampah, bikin komposter, menanam tanaman hias, menghias kampung, dan lain-lain. Itu semata-mata biar kampungnya bisa menang lomba kebersihan tersebut.

Baca Juga:

Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

Masih ada warga yang nggak punya MCK yang memadai di Jogja

Makin hari, Jogja makin terasa metropolitan. Bangunan dan fasilitas megah berdiri dan kehidupan warga semakin modern bahkan lebih mengarah ke kehidupan glamor. Tapi di sisi lain, ada kisah ironis di tengah perkampungan Kota Jogja, yakni masih ada warga yang nggak punya MCK yang memadai di rumahnya. Setiap hari harus nunut mandi, mencuci, dan buang air di masjid atau MCK komunal. Ironis sekali, di tengah pembangunan yang masif, untuk kebutuhan paling prinsipil yakni buang hajat saja masih harus numpang. Sungguh terlalu, kalau kata Bang Haji.

Kota Pelajar, tapi banyak anak yang putus sekolah

Satu image yang sangat melekat sama Jogja adalah sebagai kota pelajar. Buktinya ada banyak sekolah dan universitas top yang murid dan mahasiswanya berasal dari seluruh penjuru Indonesia. Bahkan banyak petinggi negara ini yang pernah mengenyam pendidikan di Kota Istimewa. Tapi kayaknya image kota pelajar ini hanya omong kosong, ketika banyak anak dari golongan rakyat miskin kota yang nggak menikmati pendidikan di kotanya sendiri sampai tuntas alias putus sekolah.

Kenyataan ini cukup ironis, kota pelajar tapi banyak yang putus sekolah. Di DIY tahun 2021 ada 365 anak putus sekolah dan pada 2022, ada 336 siswa putus sekolah. Realitas ini saya temui langsung di sekitaran tempat tinggal saya. Beberapa anak yang lebih muda dan seumuran dengan saya nggak menyelesaikan sekolahnya dan memilih untuk bekerja, entah jaga parkir, jadi pak ogah, dan sebagainya. Faktor ekonomi jadi sebab utamanya selain juga pengaruh lingkungan, keadaan keluarga, dan minimnya minat untuk sekolah, serta faktor internal dan eksternal yang lain.

Ya begitulah Jogja. Segudang potensinya juga harus dibayar dengan segudang masalahnya. Saya menulis ini tidak lain hanya ingin melihat Jogja yang lebih baik. Image sebagai kota pelajar, kota budaya, yang nyaman dengan slow living dan untuk pensiun benar-benar terjadi dan bukan omong kosong belaka.

Penulis: Rizqian Syah Ultsani
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Pandangan Saya Terhadap Jogja Berubah Setelah Merantau, Ternyata Kota Ini Nggak Istimewa Amat

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 4 September 2024 oleh

Tags: diyJogjaKota JogjaKota pelajarMCKputus sekolah
Rizqian Syah Ultsani

Rizqian Syah Ultsani

Tukang menguap yang suka menulis.

ArtikelTerkait

Anak Madura Mudah Dapat Jodoh di Jogja ketimbang Jakarta

Alasan Mengapa Anak Madura yang Kuliah di Jakarta Lebih Sulit Menemukan Pasangan ketimbang yang Kuliah di Jogja

3 Agustus 2025
5 Hal Lumrah di Daerah Lain, tapi Orang Jogja Nggak Bisa Melakukannya Mojok.co

3 Hal Indah tentang Jogja yang Ternyata Hanyalah Mitos

17 Agustus 2024
Malioboro Jogja, Jalan Kerajaan yang Kini Jadi Jalan Milik Siapa Saja Mojok.co overtourism

Malioboro Masa Kini Adalah Wujud Kebiasaan Kota Jogja yang Mengabaikan Keberadaan Rakyat Kecil

8 Februari 2024
Ilustrasi Tidak seperti Namanya, Ramai Mall Jogja Kini Malah Sepi (Unsplash)

Tidak seperti Namanya, Ramai Mall Jogja Kini Malah Sepi

26 Desember 2024
Buat Orang Jogja Kayak Saya, Bandung Itu Magis dan Spesial!

Buat Orang Jogja Kayak Saya, Bandung Itu Magis dan Spesial!

26 Agustus 2023
Malang, Bandung, Jogja: Tiga Kota Potensial yang Bernasib Sial Mojok.co

Malang, Bandung, Jogja: Tiga Kota Potensial yang Bernasib Sial 

28 November 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label "Mobil Taksi"

Panduan Membeli Toyota Vios Bekas: Ini Ciri-Ciri Vios Bekas Taxi yang Wajib Diketahui!

18 Desember 2025
Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

18 Desember 2025
Kasta Sambal Finna dari yang Enak Banget Sampai yang Mending Skip Aja

Kasta Sambal Finna dari yang Enak Banget Sampai yang Mending Skip Aja

19 Desember 2025
Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

24 Desember 2025
Keluh Kesah Mobil Warna Hitam. Si Cakep yang Ternyata Ribet

Keluh Kesah Mobil Warna Hitam. Si Cakep yang Ternyata Ribet

19 Desember 2025
Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

20 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Talent Connect Dibimbing.id: Saat Networking Tidak Lagi Sekadar Basa-basi Karier
  • Ironi Perayaan Hari Ibu di Tengah Bencana Aceh dan Sumatra, Perempuan Makin Terabaikan dan Tak Berdaya
  • Kisah Kelam Pasar Beringharjo Jogja di Masa Lalu yang Tak Banyak Orang Tahu
  • Melacak Gerak Sayap Predator Terlangka di Jawa Lewat Genggaman Ponsel
  • Regenerasi Atlet Panahan Terancam Mandek di Ajang Internasional, Legenda “3 Srikandi” Yakin Masih Ada Harapan
  • Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.