Sisi Lain Juru Kunci Makam di Kuncen Wirobrajan Jogja yang Tak Diketahui Banyak Orang

Sisi Lain Juru Kunci Makam di Kuncen Wirobrajan Jogja yang Tak Diketahui Banyak Orang

Sisi Lain Juru Kunci Makam di Kuncen Wirobrajan Jogja yang Tak Diketahui Banyak Orang (unsplash.com)

Tempat Pemakaman Umum Kuncen (TPU Kuncen) dikenal sebagai salah satu pemakaman umum di Jogja yang luas. Letaknya berada di tengah Kota Jogja, yakni di daerah Wirobrajan, tepat di Kampung Pakuncen. Nama kampung ini memang terkenal karena makam di dalamnya. Bahkan, pekerjaan utama warga Kuncen Wirobrajan adalah penjaga makam atau yang dikenal juga dengan sebutan juru kunci makam.

Tanah pemakaman di sini merupakan tanah wakaf dari Kraton. Pemakaman ini merupakan pemakaman umum yang di dalamnya berisi makam keluarga (gentan) dan makam pribadi. Satu kompleks TPU Kuncen terdiri atas beberapa blok. Pemakaman ini dikelola oleh juru kunci makam yang berdomisili di Kampung Kuncen.

Juru kunci makam di Kuncen Wirobrajan adalah profesi yang diwariskan secara turun-temurun

Setiap juru kunci makam di Kampung Kuncen Wirobrajan mempunyai satu hingga empat blok makam. Profesi juru kunci ini diwariskan secara turun-temurun. Ketika ada seorang juru kunci yang sudah renta atau bahkan meninggal, blok makam yang mereka miliki di TPU Kuncen akan diserahkan kepada pewarisnya untuk kemudian dilanjutkan perawatan dan pemeliharaannya. Selain diwariskan, ada juga makam yang diperjualbelikan antar juru kunci jika seorang juru kunci merasa sudah tidak kuat merawat makam atau tidak memiliki pewaris.

Memakamkan di TPU Kuncen tidak dipungut pajak. Tapi jika ada warga yang memakamkan keluarganya di sini, akan ada biaya yang harus dikeluarkan, atau istilahnya bedah bumi.

Bedah bumi berkisar di angka Rp5 juta. Waktu pandemi Covid-19 lalu, biaya yang dikeluarkan untuk bedah bumi ini mencapai angka Rp7 juta untuk korban Covid-19. Uang bedah bumi ini nantinya diterima oleh juru kunci makam di Kampung Kuncen Wirobrajan dan akan digunakan untuk menyewa tenda, membuka dan menutup tanah, serta biaya perawatan makam.

Hidup sangat dekat dengan makam

Menjadi seorang juru kunci makam adalah pekerjaan yang tidak mudah. Saya memiliki bude (sepupu dari ibu) yang berprofesi sebagai juru kunci makam di TPU Kuncen Wirobrajan Jogja. Bude saya tidak menikah dan hidup sendiri setelah ayahnya (Pak Wo) meninggal dunia pada tahun 2021 lalu.

Sebenarnya pekerjaan menjadi juru kunci ini tadinya hanya ditekuni Bude sebagai pekerjaan sampingan, tapi setelah Pak Wo meninggal, profesi ini kemudian beralih menjadi profesi utama Bude. Setiap hari Bude bekerja membersihkan dan merawat makam yang kebetulan berlokasi di belakang rumahnya.

Bude pernah bercerita bahwa awal mulanya pekerjaan menjadi juru kunci makam di Kampung Kuncen Wirobrajan Jogja dilakukan oleh ibunya (Mbok Wo). Tapi karena usianya sudah sepuh dan mulai sakit-sakitan, Pak Wo membantu mengurus dan membersihkan makam hingga Mbok Wo meninggal pada tahun 2018. Setelah istrinya meninggal dunia, Pak Wo yang merawat makam sendirian. Dan begitu Pak Wo meninggal, profesi juru kunci pun diwariskan pada Bude.

Setiap hari Bude membersihkan dan merawat makam. Makam yang dirawatnya merupakan makam keluarga besar (gentan). Orang yang mempunyai hak atas gentan ini adalah anak, cucu, cicit, maupun canggah. Pemilik dari sertifikat gentan ini sendiri adalah ahli waris dari setiap keluarga.

Kalau saya pergi main ke rumah Bude malam hari, biasanya ada perasaan sedikit takut ketika berada di area dapur. Sebab, rumah Bude memang mepet sekali dengan makam. Area cuci piringnya juga di pinggir jalan masuk menuju gerbang makam, jadi kalau diminta tolong mencuci piring, biasanya saya minta ditemani.

Pendapatan juru kunci makam minim

Bude pernah bercerita bahwa pendapatannya sebagai juru kunci makam di Kuncen Wirobrajan Jogja sangat minim. “Tanda kasih” yang diberikan peziarah yang datang ke makam tidak pasti. Mulai dari Rp20 ribu hingga Rp500 ribu. Ada pula yang memberikan uang perawatan per bulan untuk makam gentan sebesar Rp1 juta.

Lantaran pendapatan sebagai juru kunci sangat minim, beliau akhirnya memutuskan mengambil pekerjaan lain juga. Jadi setelah merawat makam, siang harinya Bude bekerja sebagai asisten rumah tangga (ART). Beliau akan memasak, mencuci, dan menyetrika baju. Dari pekerjaan sampingan sebagai ART, Bude bisa mengantongi uang sebesar Rp1 juta per bulan. Uang sebesar itu membantu meringankan sedikit biaya kebutuhan Bude sehari-hari.

Begitulah sisi lain kehidupan dari juru kunci makam di Kuncen Wirobrajan Jogja yang tidak diketahui banyak orang. Tidak semua orang sanggup mengemban tanggung jawab demikian. Sebab selain karena profesi ini diwariskan secara turun-temurun, penghasilannya pun tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Meski begitu, profesi ini patut diapresiasi karena mereka merawat dan menjaga makam dengan sepenuh hati.

Penulis: Pradnya Nareswari
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Jalan Wirobrajan, Jalan Paling Menyebalkan di Jogja.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version